Selasa, 03 Mei 2011

KEUTAMAAN AL-QUR’AN



1.    Dari Utsman ra. bersabda Rasulullah saw., “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).
2.      Dari Abu Sa’id ra. bersabda Rasulullah saw., “Rab Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa disibukkan oleh Al-Qur-an dari berdzikir dan memohon kepada-Ku, maka Aku memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang diberikan kepada orang yang memohon kepada-Ku. Dan keutamaan Kalamullah di atas perkataan lainnya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. Tirmidzi, Darami, Baihaqi).
3.      Dari Uqbah bin Amir ra. Ia berkata, “Rasulullah saw. Keluar, dan menemui kami di Suffah. Beliau bersabda, “Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap pagi hari ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang dengan membawa dua ekor unta betina yang besar punuknya tanpa berbuat dosa ataupun memutuskan silahturrahmi?” Maka kami menjawab, “Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya.” Sabda Beliau, “Mengapa salah seorang darimu tidak pergi pagi hari ke masjid, lalu belajar atau membaca dua ayat Al-Qur’an, (padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapatkan sejumlah unta yang sama.” (HR. Muslim, Abu Dawud).
4.      Dari ‘Aisyah r.ha. Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar. dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an serta bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
5.    Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak dibenarkan hasad (iri hati), kecuali terhadap dua orang, Sesorang yang dikaruniai Allah (kemampuan menghafal/membaca) Al-Qur’an, lalu ia membacanya malam dan siang. Dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya malam dan siang.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i).
6.    Dari Abu Musa ra. Rasulullah saw. Bersabda, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an, seperti utrujjah (limau manis), baunya harum. Rasanya pun enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an, seperti kurma, tidak harum tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, seperti bunga raihan, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, seperti buah pare, tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Tirmidzi).
7.    Dari Umar bin Khattab ra. bersabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya Allah Swt. Mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkan yang lainnya dengannya pula.” (HR. Muslim).
8.    Dari Abdurrahman ra. dari Nabi saw., “Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsyi Ilahi pada hari Kiamat: (1) Al-Qur’an yang akan membela seorang hamba Allah, dia memiliki zhahir dan batin, (2) Amanah, (3) Silaturrahmi, yang akan berseru, “Ingat, barangsiapa menghubungkan aku, maka Allah akan menghubunginya. Dan barangsiapa memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya.” (Syarhus Sunah).
9.    Dari Abdullah bin Umar ra. Rasulullah saw. Bersabda, “ Akan dikatakan kepada ahli Al-Qur’an (pada hari Kiamat), “Bacalah dan teruslah naik, bacalah dengan tartil seperti kamu membacanya ketika di dunia. Sesungguhnya tempatmu adalah di akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Menurut Tirmidzi hadis ini Hasan Shahih.
10.     Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Pada hari Kiamat akan datang seseorang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Lalu Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabb, berilah ia perhiasaan’. Maka Allah-pun memakaikannya perhiasan kemuliaan. Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabb, tambahlah baginya’, maka Allah-pun memberinya mahkota kemuliaan. Al-Qur’an  berkata, ‘Ya Rabb, ridhailah ia’, maka Allah-pun meridhainya. Kemudian dikatakanlah padanya, ‘Bacalah dan teruslah naik’, sehingga akan bertambahlah baginya kebaikan dari setiap ayat yang ia baca.” (HR. Tirmidzi). Tirmidzi menilai hadits ini Hasan. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim. Menurut Al Hakim, sanadnya Shahih. Hadits Hasan
11.     Dari Ibnu Mas’ud ra. bersabda Rasulullah saw., “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu Hasanah (kebaikan). Dan satu Hasanah itu sama dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengtakan bahwa alif laam miim satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
12.     Dari Sahl bin Mu’adz Al-Juhani ra. Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan  mahkota pada hari kiamat yang cahayanya akan lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah di dunia ini. Maka apa perkiraanmu mengenai orang yang beramal dengannya?” (HR. Ahmad, Abu Dawud).
13.     Dari Uqbah bin Amir ra. Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Seandainya Al-Qur’an dijadikan di dalam kulit, lalu kulit itu dicampakkan ke dalam api, niscaya ia tidak akan terbakar.” (HR. Darami).
14.     Dari Ali ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya dan menghalalkan apa  yang dihalalkan Al-Qur’an, dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang wajib neraka baginya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi).
15.     Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Bersabda , “Belajarlah Al-Qur’an dan bacalah ia. Sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu membacanya dan mengamalkannya, adalah seperti sebuah mangkuk terbuka yang penuh dengan kasturi. Baunya semerbak menyebar ke seluruh tempat. Dan perumpamaan orang yang belajar Al-Qur’an tetapi tidur sedangkan Al-Quran berada dalam hatinya. Adalah seperti mangkuk yang penuh dengan kasturi, tetapi mulutnya tertutup.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban).
16.     Dari Ibnu Abbas ra. bersabda Rasulullah saw., “Seseorang yang di dalam hatinya tidak ada satupun dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang kosong.” (HR. Tirmidzi).
17.     Dari ‘Aisyah r.ha. sesungguhnya Nabi saw. Bersabda, “Bacaan Al-Qur’an di dalam shalat lebih baik daripada bacaan Al-Qur’an di luar shalat. Bacaan Al-Qur’an di luar shalat lebih baik daripada membaca tasbih dan takbir. Membaca tasbih lebih baik daripada sedekah. Sedekah lebih baik daripada puasa. Dan puasa adalah perisai dari Api Neraka.” (HR. Baihaqi).
18.     Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Bersabda, “Sukakah seseorang diantara kalian jika pulang ke rumahnya lalu ia dapatkan tiga ekor unta betina hamil dan gemuk?” Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda, “Tiga ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh salah seorang dari kalian dalam shalatnya lebih baik baginya daripada tiga ekor unta hamil dan gemuk.” (HR. Muslim).
19.     Dari Utsman bin Abdullah bin Ats-Tsaqafi ra. Dari kakeknya berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Bacaan Al-Qur’an seseorang tanpa

KEUTAMAAN BISMILLAH


1.    Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Tatkala turun ayat Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiim, Awan-awan lari kearah timur, lalu angin menjadi diam, laut bergelombang, semua binatang-binatang memasang telinga mendengarkannya, setan-setan di rajam dari langit, lalu Allah bersumpah, “Demi kegagahan dan kemuliaan Nya, apapun juga yang di sebut Nama-Nya atasnya, Allah akan beri berkah padanya.” (R. Marduwaih).

2.    Dari Ibnu Abas ra. bahwa Utsman bin Affan bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kalimah Bismillahir Rahmaanir Rahiim, lalu Rasulullah saw. menjawab, “Ia adalah salah satu dari Nama-nama Allah begitu dekatnya kalimah Bismillah ini dengan Nama Allah yang Teragung seperti dekatnya biji mata yang hitam dengan biji mata yang putih.” (HR. Abdur Rahman bin Abu Hatim).

3.    Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah saw.  tidak mengetahui pemisah surat sehingga diturunkanlah ‘Bismillahirrahmanirrahim’ (HR. Abu Dawud).

4.    Dari Buraidah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diturunkan kepadaku satu ayat yang tak pernah diturunkan pada seorang Nabi, selain Nabi Sulaiman bin Dawud dan saya sendiri, yaitu ayat Bismillahir-Rahmaanir-Rahiim.” (HR. Ibnu Marduwaih).

5.    Di terangkan oleh Waqi’ berasal dari Ibnu Mas’ud, katanya, “Barangsiapa yang ingin agar dihindarkan Allah dari Zabaniyah yang sembilan belas, maka hendaklah ia membaca Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiim, maka Allah menjadikan setiap hurufnya sebagai tameng dari masing-masing mereka.”

6.    Dari Ashim katanya, saya mendengar Abu Taminah menceritakan tentang pengawal Rasulullah saw. bercerita bahwa Rasulullah saw. pernah tertarung (kaki beliau terantuk tanah atau batu dalam berjalan), lalu aku berkata, celaka setan itu. Mendengar ucapanku itu, Rasulullah saw. lalu berkata kepada ku, “Jangan engkau berkata, celaka setan, sebab bila engkau berkata celaka setan, mendengar itu setan akan menjadi besar dan kuat, lalu ia bertekad dan berkata, dengan segenap kekuatanku, aku akan binasakan akan dia. Tetapi bila engkau berkata, “Bismillah” setan menjadi kecil (lemah) seperti seekor lalat.” (HR. Ahmad). Hadits Shahih.

7.    Dari Jabir dari Nabi saw. beliau bersabda, “Apabila hari telah malam atau telah mulai malam, laranglah anak-anakmu ke

KEUTAMAAN SURAT AL FATIHAH



1.    Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang sembahyang tidak membaca Fatihah, maka sembahyang nya buntung (tidak sah).” Perkataan ini diulang Rasulullah saw. tiga kali lalu disambung beliau dengan perkataan, “Tidak sempurna.” Ditanya orang Abu Hurairah, “Bagaimanakah kami yang ma’mum? Jawabnya, “Bacalah dengan perlahan, karena saya dengar Rasulullah saw., bersabda,  ‘Allah Ta’ala berfirman; Aku telah membagi sembahyang itu menjadi dua bagian; antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta’.”“Maka sebagiannya untuk-Ku dan sebagian lagi untuk hamba-Ku. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku’. Apabila hamba-Ku berkata, ‘Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’, Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku telah menyanjung-Ku’. Apabila hamba-Ku berkata, “Yang Menguasai hari pembalasan’. Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku’. Apabila hamba-Ku berkata, “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan’, Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah untuk-Ku dan untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta’. Apabila hamba-Ku berkata, ‘Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka. Dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat’, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Yang ini untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta’.” (HR. Muslim).
Sabda beliau, “Aku telah membagi shalat itu”, pengertian shalat adalah bacaan, sebagaimana ditafsirkan oleh sabda beliau selanjutnya. “Bacaan surat” terkadang dinamakan “Shalat” karena ia (bacaan tersebut) terdapat di dalam shalat dan karena “Bacaan surat itu” merupakan satu bagian di antara bagian-bagian shalat. Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalatmu (bacaanmu) dan janganlah pula engkau merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (Qs. Al Israa’ (17):110).
Makna sabda beliau, “Aku telah membagi shalat manjadi dua bagian; antara-Ku dan hamba-Ku”, Hal ini karena sebagian surat Al Fatihah itu berisi pujian dan pengagungan tentang kebesaran Allah dan sebagian lagi berisi doa dan permintaan seorang hamba kepada Allah Swt. Wallahu a’lam

2.      Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. Dari Rasulullah saw. (dalam sebuah hadits yang panjang), “Dan ketika imam mengucapkan, ‘Ghairilmagdhubi ‘alaihim waladhdhallin,’ maka ucapkanlah, ‘Aamiin,’ niscaya Allah akan mengabulkan (permohonan) kalian.” (HR. Muslim).

3.    Dari Abu Sa’id Al Ma’alli ra. dia berkata, “Suatu waktu aku pernah shalat di masjid. Pada saat aku sedang shalat, Rasulullah saw. memanggilku, namun aku tidak menjawabnya. Seusai shalat, aku mendatangi beliau dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sedang shalat ketika engkau memanggil’. “Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu’.” (Qs. Al Anfaal (8):24). Kemudian Rasulullah saw. lanjut bersabda, “Sungguh aku akan mengajarimu suatu surat yang mana ia adalah semulia-mulianya surat di dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari mesjid. “Maka beliau mengambil (memegang) tanganku, hingga tatkala kami telah hampir keluar masjid, aku berkata, “Ya Rasulullah, engkau tadi berkata, ‘Sungguh aku akan mengajarimu surat yang termulia di dalam Al-Qur’an’. Rasulullah saw. lantas bersabda, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin; ia itu adalah As-sab’u al matsani (tujuh ayat yang selalu diulang-ulang); ia adalah Al Qur’an mulia yang telah dikaruniakan kepadaku.” (HR. Bukhari).

4.    Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, bersabda Nabi saw., “Apabila berkata kamu dalam sembahyang “Amin”, sedang Malaikat dilangit mengatakan pula, dan bertepatan dua ucapan itu dalam saat yang sama, niscaya Tuhan akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Muslim).

5.    Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah keluar menemui Ubai bin Ka’ab. -Maka beliau (perawi) menyebutkan kelanjutan hadits ini hingga kalimat hadits-, “Inginkah engkau aku ajari sebuah surat yang belum pernah diturunkan di dalam taurat, di dalam injil, di dalam zabur dan di dalam Al Furqaan yang serupa dengan surat tersebut?” Ubay bin Kaab menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Surat apakah yang engkau baca tatkala shalat?” Ubay bin Kaab menjawab, “Al Fatihah.” Setelah itu, Rasulullah saw. bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam tangan-Nya, tidaklah Allah menurunkan di dalam taurat, tidak pula dalam injil, di dalam zabur dan tidak juga di dalam Al Furqaan yang semisal dengannya (Al Fatihah). Surat itu adalah tujuh ayat yang selalu diulang-ulang; ia itu adalah Al-Qur’an yang mulia yang telah dikaruniakan kepadaku.“ (HR. Tirmidzi). Menurut Tirmidzi, hadits ini Hasan Shahih.

6.    Dari Anas bin Malik ia berkata, “Aku sembahyang di belakang Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka memulai Al Fatihah dengan ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin’, dan tidak pernah membaca, “Bismillahir rahmanir rahim” dari permulaan sembahyang sampai akhirnya.”  Dalam riwayat muslim, “Mereka tidak menyebut Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiim pada permulaan bacaan (Al Fatihah).” (HR. Bukhari, Muslim).

7.    Dari Anas bin Malik ra. berkata, “Aku sembahyang berserta Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tidak pernah

KEUTAMAAN SURAT AL BAQARAH



1.    Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah engkau jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan,  Sesungguhnya syetan lari dari sebuah rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (HR. Muslim).

2.    Dari Abu Umamah ra. bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah surat Al Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah berkah dan meninggalkannya akan membawa kesengsaraan, dan syetan (tukang sihir) tidak akan mampu menembusnya.” (HR. Muslim).

3.    Bersabda Nabi saw., “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai gumbal. Gumbal Al-Qur’an, ialah surat Al Baqarah. Barangsiapa membacanya didalam rumahnya pada malam hari, tidaklah masuk syaitan ke rumahnya itu selama tiga malam. Dan barangsiapa membacanya di waktu siang, tiadalah masuk syaitan ke rumahnya selama tiga hari.” (HR. Ibnu Hibban).

4.    Dari Usaid bin Hudhair ra. dia berkata, “Ya Rasulullah saw. pada saat aku membaca surat Al Baqarah kemarin malam, aku mendengar suara gaduh di belakangku yang aku kira bahwa suara itu adalah suara kudaku.” Rasulullah saw. bersabda, “Teruskanlah wahai Abu atik!” Kemudian Usaid berkata, “Akupun berpaling dan tiba-tiba aku melihat sesuatu seperti lentera antara langit dan bumi.” Rasulullah saw. bersabda, “Teruskanlah wahai Abu Atik!” Usaid berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak sanggup meneruskannya.” Rasulullah saw. bersabda, “Dia adalah malaikat yang turun untuk mendengar lantunan surat Al Baqarah yang engkau bacakan. Sungguh, jika engkau melanjutkan bacaanmu, maka engkau akan melihat beberapa keajaiban.” (HR. Ibnu Hibban). Hadits Shahih
 
5.    Dari Ma’qal bin Yasaar ra. telah berkata Rasulullah saw., “Amalkanlah segala apa yang tersebut di dalam Al Qur’an, halalkan apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang di haramkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali engkau ingkari apa-apa yang tersebut di dalamnya, dan apa-apa yang kamu ragukan (maksudnya), kembalikanlah kepada Allah dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan sesudah meninggal Aku nanti, supaya di terangkannya kepada kamu, dan berimanlah kamu dengan Taurat, Injil dan Zabur, dan apa saja yang dibawa oleh para Nabi dari Tuhan mereka, dan akan memberi kelapangan kepadamu Al Qur’an dan segala keterangan yang tersebut di dalamnya, maka sesungguhnya Al Qur’an itu pemberi syafaat, sesuatu yang tak pandai bercakap tetapi membawa kebenaran, dan kepadaku di beri Allah surat Al Baqarah dari zikir pertama (kitab-kitab suci yang di turunkan sebelum Musa as.) dan diberikan kepadaku surat yang berawalan Thaha, Thasin dan Hamiim dari papan-papan Musa (Taurat), dan diberikan kepadaku Surat Al Fatihah langsung dari Arsy.” (HR. Hakim).

6.    Dari Ma’qil bin Yasar ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Surat Al-Baqarah merupakan puncak Al-Qur’an. Delapan puluh malaikat turun bersama setiap ayat darinya. Allahu laa ilaaha illaahumal-hayyul-qayyum dikeluarkan dari bawah ‘Arsy dan dihubungkan dengan surat Al-Baqarah. Surat Yaasiin adalah hati Al-Qur’an. Jika seseorang membacanya dengan mengharap (keridhaan) Allah tabaraka wa ta’ala dan kampung akhirat, maka pasti akan diampuni dosa-dosanya. Dan bacakanlah surat Yaasiin kepada orang yang hampir mati di antara kalian (sakaratulmaut). (HR. Ahmad).

7.    Asshalshaal berkata, “Siapa yang membaca surat Al Baqarah akan diberi mahkota dari sorga.” (R. Baihaqi).

8.    Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, “Rasulullah saw. mengirim utusan dalam jumlah tertentu. Beliau memeriksa seluruhnya, lalu memeriksa satu demi satu, apakah ada Al-Qur’an yang dibawahnya. Beliau menghampiri orang yang paling muda usianya seraya bersabda, ‘Hai Fulan, apa yang kamu bawa?’ Dia menjawajb, ‘Aku membawa anu dan anu serta surat Al Baqarah! Nabi bersabda, kamu membawa surat Al Baqarah?’ Dia menjawab, ‘Benar’. Nabi bersabda, Pergilah, dan kamu sebagai pimpinan utusan.’ Orang yang paling terpandang di antara utusan itu berkata, ‘Tiada yang menghalangiku untuk mempelajari surat Al Baqarah kecuali kekhawatiranku kalau-kalau aku tidak dapat mengamalkannya.’ Maka Rasulullah saw. bersabda, ‘Pelajarilah dan bacalah Al-Qur’an. Sesungguhnya Al-Qur’an bagi orang yang mempelajari, membaca, can mengamalkannya adalah seperti kantong yang berisi kasturi. Ia akan menyebarkan wanginya pada setiap tempat. Adapun orang yang mempelajarinya. Lalu dia tidur sedang Al-Qur’an dalam benaknya, adalah seperti kantong yang di ikat karena di dalamnya ada kasturi.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasa’i). Hadits Hasan



KEUTAMAAN AYAT KURSI


1. Ketika ayat ini turun, semua berhala terjungkal, semua raja di dunia terjerembab dan jatuhlah mahkota dari kepala mereka. Setan berlari kocar-kacir, saling tabrak dan lindas. Mereka berkumpul untuk memberikan laporan kepada iblis tentang peristiwa ini. Iblis segera menyuruh mereka untuk mencari tahu apa penyebabnya. Segera mereka terbang mengelilingi timur dan barat. Merekapun datang ke Madinah. Akhirnya mereka mendapat berita bahwa ayat Kursi telah turun.

2.Dari Ubay bin Ka’ab ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Al Mundzir, tahukah kamu ayat apa yang termulia dari Al-Qur’an?” Aku menjawab, “Allah, tiada sembahan selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri (ayat kursi).” Ubay berkata, “Maka Rasulullah saw. menepuk dadaku dan bersabda ‘Semoga engkau mudah memperoleh ilmu wahai Abu Mundzir’.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan sanad yang Shahih, namun beliau (Ahmad) menambahkan redaksi hadits tersebut berbunyi, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Sesungguhnya surat ini memiliki lisan dan dua bibir. Mereka mensucikan Allah di bawah Arsy.” Hadits Shahih

3.    Dari Abu Idris Al Khaulani bahwa Abu Dzar ra. Bercerita (ia berdialog dengan Rasulullah saw. Yang salah satu dialognya adalah), “Ayat apakah yang diturunkan kepadamu yang paling besar?” Rasulullah menjawab: “Ayat Kursi dan tujuh langit itu dibandingkan dengan Kursi, melainkan seperti sebuah cincin yang berada di tengah-tengah padang pasir dan perbandingan Arsy terhadap Kursi adalah perbandingan padang pasir itu terhadap cincin itu.” (HR. Muhammad bin Alhusain – Tafsir Ibnu Katsir).

4.    Dari Ubay bin Ka’ab ra. dahulu mereka memiliki suatu wadah tempat mengeringkan kurma. Di dalam wadah itu terdapat beberapa biji kurma. Pada suatu hari mereka mendapati jumlah kurma di dalamnya berkurang.  Maka dalam suatu malam merekapun menjaganya tiba-tiba ada suatu makhluk seperti seorang anak yang berumur baligh. Lalu akupun (Ubay bin Ka’ab) memberinya salam dan ia menjawabnya. Aku berkata, “Engkau manusia atau jin?” Makhluk itu menjawab, “Jin.” Aku berkata “Perlihatkanlah tanganmu!” Ternyata tangan itu adalah tangan anjing dan rambutnya-pun rambut anjing. Aku berkata, “Beginikah bentuk jin?” Jin itu menjawab, “Engkau telah mengenal bentuk jin, tetapi di antara mereka ada lagi yang lebih menakutkan dariku.” Aku bertanya, “Mengapa engkau mencuri?” Jin itu menjawab, “Aku mendengar bahwa engkau adalah orang yang gemar bersedekah, karena itu aku ingin mendapatkan sebagian dari makananmu.” Aku bertanya, “Apa yang dapat menghalangi kalian (golongan jin) dari mengganggu kami?” Jin itu menjawab, “Ayat kursi.” Setelah itu aku pun meninggalkannya, dan keesokan harinya aku mendatangi Rasulullah saw. dan menceritakan perihal tersebut. Lalu beliau bersabda, “Makhluk buruk itu berkata benar.” (HR. Ibnu Hibban). Hadits Shahih

5.    Dari Abu Ayyub Al Anshari, dahulu dia mempunyai sebuah wadah tempat menyimpan kurma dan syetan Al Ghul sering datang mencuri kurma-kurma tersebut. Aku berkata, -perawi menyebutkan hadits ini sampai pada kalimat- maka pada ketiga kalinya beliau menangkapnya dan berkata, “Aku tidak akan melepaskanmu hingga aku membawamu pada Rasulullah saw.” Syetan itu berkata, “ (Bebaskanlah aku). Aku akan memberimu sebuah resep yang ampuh, bacalah ayat kursi dirumahmu, maka syetan dan makhluk-makhluk halus lain tidak akan mendekatimu.” Keesokkan harinya, datanglah ia menemui Rasulullah saw. maka Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu?” Perawi berkata, “Maka beliau pun menceritakan –mengenai bacaan yang diberikan dari syetan- kepada Rasulullah saw.” Rasulullah saw. bersabda, “Ia benar meskipun ia adalah makhluk yang sangat pendusta.” (HR. Tirmidzi). Tirmidzi berkata, “Ini hadits Hasan.”

6.    Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, “Rasulullah saw. pernah menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadhan. Ketika itu datanglah seseorang mencuri makanan, maka akupun menangkapnya. Aku berkata, ‘Sungguh akan kulaporkan kamu kepada Rasulullah saw. ia berkata, ‘Aku butuh, aku mempunyai utang dan tanggungan’. Kemudian akupun (Abu Hurairah) membebaskannya. Tatkala pagi, Nabi saw. berkata, ‘Wahai Abu Hurairah, apa dilakukan oleh tawananmu semalam?’ Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, ia meminta belas kasih kepadaku, ia mengatakan bahwa ia sangat membutuhkannya untuk menghidupi keluarganya. Oleh karena itu, aku mengasihaninya dan membebaskannya’. Rasulullah saw. bersabda ‘Sungguh ia telah menipumu, dan sungguh ia akan kembali lagi’. Maka karena yakin dengan sabda beliau saw., akupun mengawasinya. Ketika ia datang mencuri makanan, aku lantas menangkapnya dan berkata, ‘Kali ini aku benar-benar akan menghadapkanmu kepada Rasulullah saw., dan ini yang ketiga kalinya engkau berjanji tidak akan kembali’. Ia berkata, ‘Lepaskan aku, dan aku akan mengajarimu beberapa kalimat yang akan bermanfaat bagimu’. Aku berkata, ‘Kalimat-kalimat apakah itu?’ Ia berkata, ‘Apabila engkau hendak tidur, maka bacalah ayat Kursi hingga selesai, maka engkau akan senantiasa berada dalam perlindungan Allah, dan syetan tidak akan mendekatimu hingga pagi’. Maka akupun melepaskannya. Tatkala pagi, Rasulullah saw. bersabda, ‘Apa yang diperbuat tawananmu semalam?’ Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, ia mengatakan bahwa ia akan mengajariku sesuatu yang bermanfaat, sehingga aku melepasnya’. Rasululluah saw. bersabda, ‘Apa yang ia ajarkan?’ Aku berkata, ‘Ia mengatakan bahwa jika engkau hendak tidur, maka bacalah ayat Kursi dengan sempurna’. Ia juga mengatakan bahwa engkau akan senantiasa berada dalam pelindungan Allah dan syetan tidak sanggup mendekati hingga tiba waktu Subuh’. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sungguh ia telah berkata benar kepadamu, walaupun sesungguhnya ia adalah pendusta. Tahukah engkau siapakah orang yang engkau ajak bicara sejak tiga hari yang lalu?’ Aku (Abu Hurairah) berkata, ‘Tidak’. Rasulullah saw. bersabda, ‘Dia itu adalah syetan’.” (HR. Bukhari).

7.    Bersabda Nabi saw., “Bagi tiap sesuatu ada gumbalnya. Bahwasannya gumbal Al-Qur’an ialah surat Al Baqarah. Di dalamnya ada satu ayat yang menjadi penghulu segala ayat. Jika dibaca ayat itu di dalam sebuah rumah, sedang di dalamnya ada setan, maka

KEUTAMAAN AYAT TERAKHIR SURAT AL BAQARAH



1.    Dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata, “Pada saat Jibril duduk bersama Nabi saw. Tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh dari atas beliau, maka beliau pun menengadahkan kepalanya keatas. Jibril berkata, ‘Itu adalah suara pintu dari langit. Hari ini pintu tersebut dibuka dan pintu itu tidak pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini. Kemudian  turunlah malaikat dari langit’ Jibril berkata, ‘Ini adalah malaikat yang turun ke bumi, dan ia tidak pernah turun sama sekali kecuali pada hari ini’. Selanjutnya malaikat itu memberi salam dan berkata, ‘Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, dan dua cahaya itu tidak pernah diberikan kepada Nabi sebelum kamu. Dua cahaya itu adalah surat Al Fatihah dan ayat-ayat terakhir dari surat Al Baqarah. Tidak satupun huruf yang engkau baca darinya melainkan akan dikabulkan (permintaan yang terkandung padanya)’.” (HR. Muslim).

2.    Dari An-Nu’man bin Basyir ra.dari Nabi saw. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menulis kitab dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di dalamnya Allah menurunkan dua ayat yang menutup surat Al Baqarah. Tidaklah kedua ayat tersebut dibaca dalam sebuah rumah selama tiga hari, melainkan syetan tidak akan mampu mendekatinya.” (HR. Tirmidzi). Tirmidzi menilai hadits ini Hasan Di riwayatkan juga oleh An-Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al Hakim, tetapi redaksi Al Hakim adalah, “Dan tidaklah dua ayat tersebut dibaca dalam sebuah rumah, melainkan syaitan tidak akan sanggup untuk mendekatinya selama tiga malam.” Menurut Al Hakim hadits ini Shahih, sesuai syarat Muslim.

3.    Dari Abu Mas’ud Al Badri ra. Bahwa Nabi saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah pada suatu malam, niscaya dua ayat itu akan mencukupinya.” (HR. Bukhari-Muslim). Maksud dari sabda beliau, “Niscaya dua ayat itu akan mencukupinya” adalah mencukupinya dari shalat malam di malam tersebut. Pendapat lain mengatakan: niscaya dua ayat itu menjadi penangkal dari syetan di malam itu. Ada juga pendapat lain yang mengatakan: dijaga dari segala bencana. Pendapat yang lainnya: dicukupkan dengan keutamaan dan pahala. Wallahu A’lam.

4.    Diriwayatkan Dari Abu Mas’ud ra. dia berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat di akhir surat Al-Baqarah dalam satu malam, maka cukuplah dua ayat tersebut sebagai penyebab perlindungan Allah kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim).

3.    Bersabda Nabi saw., “Barangsiapa membaca dua ayat akhir-akhir surat Al Baqarah pada malam hari, niscaya keduanya akan memelihara dia (dari bencana).” (HR. Abu Dawud).

4.    Dari Abu Dzar ra. Berkata Nabi saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menutup surat Al Baqarah dengan dua ayat yang diberikan padaku dari pembendaharaan dibawah arsy, maka pelajarilah olehmu dan ajarkan pada isteri dan anak-anakmu, sebab ia sebagai shalat, dan bacaan serta do’a.” (HR. Al Hakim).

5.    Dari Al-Rabik bin Abdullah Al Kala’iy, berkata, “Seorang lelaki berkata, Wahai Rasulullah saw. ayat manakah yang ada di dalam Al Qur’an yang paling agung?” Rasulullah saw. menjawab, “Ayat Kursi.” Lelaki itu bertanya lagi, “Ayat manakah di dalam Al Qur’an yang anda suka untuk anda dapatkan dan umat anda?” Rasulullah saw. menjawab, “Akhir surat Al Baqarah, karena dia berasal dari gedung rahmat yang berada di bawah Arsy Allah swt. Dan dia mencakup semua kebaikan di dunia dan akhirat.” (HR.Darimi).



KEUTAMAAN SURAT AL IMRAN



1.    Bersabda Nabi saw., “Barangsiapa membaca akhir surat Al Imran pada malam hari, niscaya ditulislah baginya pahala beribadat sepuluh malam.” (HR. Baihaqi).

2.    Bersabda Nabi saw., “Barangsiapa membaca akhir surat Al Imran dan dia tidak memikirkan maksud bacaan itu, maka celakalah dia. Nabi menghitung anak jarinya yang sepuluh.” (HR. Ibnu Abid Dun-ya – At Targhib).

3.    Dari Usman bin Affan ra. Berkata, “Siapa yang membaca akhir surat Al Imran pada suatu malam, maka dicatat untuknya pahala orang yang bangun semalam.” (R. Addarimi).

4.    Dari Ibnu Abas ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Nama Allah yang ter-Agung, yang bila digunakannya dalam doa diterimalah doa itu, terdapat dalam ayat kedua puluh enam ini.” (Al Imran 26). (HR. Thabrani – Tafsir Ibnu Katsir).

5.    Dari Kuraib bahwa Ibnu Abbas ra. Bercerita, “Aku menginap pada suatu malam di rumah bibiku Maimunah istri Rasulullah saw. Aku melihat Rasulullah setelah bercakap-cakap sejenak dengan isterinya pergilah beliau tidur dan bangun kembali di tengah malam, melihat-lihat kearah langit seraya membaca sepuluh ayat terakhir surat Al Imran, kemudian mengambil air wudhu dan berdiri sembayang sebelas rakaat dan setelah mendengar adzan Bilal, bershalatlah dua rakaat lagi, lalu keluar dari rumah untuk melakukan shalat subuh berjamaah bersama para sahabat.” (HR. Bukhari).