Senin, 02 Mei 2011

K I A M A T


1.             Auf bin Malik mengatakan, Rasulullah saw. berkata, “Hitunglah enam tanda menjelang kiamat, yaitu kematianku, kemudian penaklukan Bait Al Maqdis, kemudian wabah yang menjangkiti kalian bagaikan wabah yang menyebabkan kematian domba-domba, kemudian melimpahnya kekayaan sehingga seorang yang sudah diberi seratus dinar masih saja belum merasa puas, kemudian tersebarnya fitnah dimana tidak satu rumah bangsa Arab pun yang tidak dimasukinya, kemudian gencatan senjata antara kalian dan Bani Ashfar (Romawi), tetapi kemudian mereka berkhianat dan kembali menyerang kalian di bawah delapan panji, dimana setiap panji terdapat dua belas ribu prajurit.” (HR. Bukhari).*

2.             Rasulullah saw. bersabda, “Sebelum Kiamat terjadi kalian akan diperangi oleh bangsa Yahudi, lalu kalian diberi kemenengan atas mereka, sampai-sampai batu pun akan berbicara, “Hai Muslim, ini seorang Yahudi di balikku, bunuhlah ia.” (HR. Bukhari).*

3.             Dari Anas bin Malik ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman, “Wahai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdo’a dan mengharap kepada-Ku, Aku memberi kepadamu terhadap apa (dosa) yang ada padamu dan Aku tidak mempedulikannya. Wahai anak Adam seandainya dosamu sampai kelangit kemudian kamu minta ampun kepada-Ku maka Aku memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak mempedulikannya. Wahai anak Adam sesungguhnya apabila kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian kamu menjumpai Aku dengan tidak mensekutukan Aku dengan sesuatu niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi.” (HQR. Tirmidzi).

4.             Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Aku tidak akan menghimpunkan dua macam ketakutan bagi hamba-Ku dan tidak pula akan mengumpulkan dua macam rasa aman baginya. Jika ia merasa aman dari pada-Ku di dalam dunia, Aku akan berikan rasa takut kepadanya pada hari Kiamat. Dan jika ia merasa takut kepada-Ku di alam dunia, Aku akan berikan kepadanya rasa aman pada hari Kiamat.” (HQR. Ibnul Mubarak dari al-Hasan sebagai Hadits Mursal).*

5.             Abdullah bin Umar ra. berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Kelak akan ada di tengah umatku sekelompok orang yang mendustakan qadar (takdir Allah).” (HR. Ahmad).*

6.             Dari Saad bin abi Waqash ra. ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw., “Tidak akan terjadi Kiamat, sebelum muncul suatu golongan yang mencari makan melalui lidah-lidah mereka, seperti sapi yang makan dengan lidah-lidahnya.” (HR. Ahmad).*

7.             Dari Abu Hurairah ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Di akhir masa akan keluar beberapa orang yang mengambil keduniaan dengan Agama, mereka mengenakan kulit kambing kepada manusia karena halusnya. Lidah mereka lebih manis dari pada gula, namun hati mereka seperti hati serigala. Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman, “Apakah mereka tertipu dengan Ku, ataukah mereka berani terhadap-Ku ?. demi Aku, Aku bersumpah, sungguh akan Aku bangkitkan fitnah kepada mereka dari kalangan mereka, yang meninggalkan kebingungan kepada orang yang penyantun dari mereka.” (HR. Tirmidzi).

8.             Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barangsiapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya, maka Allah benci untuk bertemu dengannya.” ‘Aisyah r.ha.atau sebagian isteri beliau berkata, “Sesungguhnya kami tidak senang kematian.” Beliau bersabda, “Bukan begitu, tetapi seorang mu’min apabila kedatangan maut di beri khabar gembira dengan keridhaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai daripada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang kafir, apabila kedatangan maut di beri kabar gembira dengan adzab dan siksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih di benci daripada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya.” (HR. Bukhari).*

9.             Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Sesungguhnya Aku (Allah) bukan Pengabul setiap ucapan dan kata-kata ahli hikmah, akan tetapi Aku mengabulkan cita-cita serta  kehendak nafsu yang mendorong pada perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh-Ku. Aku jadikan hikmah dan ketenangan pada jiwanya, sebagai imbalan pujian kepada-Ku meskipun ia tidak mengucapkan sepatah katapun.” (HR. Ibnu Najjar).*

10.         Dalam Hadits Qudsi Allah Swt. berfirman, “Dengan Nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang yang tunduk patuh berserah diri kepada qadla-Ku, ridha dengan hukum-Ku dan bersabar atas ujian dan cobaan-Ku, niscaya Aku bangkitkan dirinya pada hari Kiamat kelak bersama-sama dengan orang-orang yang mempunyai martabat Shiddiqin.” (HQR. Dailami).*

11.         Dari Amru bin Taghlib ra. katanya, dibawa kepada Nabi saw. harta, lalu beliau beri suatu kaum, sedang yang lain tidak beliau beri. Kemudian sampai kepada beliau, bahwa ada orang yang mencela. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya ada orang yang aku beri dan ada yang tidak kuberi, sedang yang tidak kuberi itu lebih kucintai dari orang yang kuberi. Aku beri kaum, karena mereka dalam hatinya ada perasaan keluh kesah dan loba, sedang kaum (yang tidak diberi) kuserahkan kepada kekayaan dan kebaikan yang telah diadakan Allah dalam hati mereka. Di antaranya Amru bin Taghlib.” Kata Amru, “Saya tiada menyukai perkataan Rasulullah itu diganti dengan memperoleh binatang ternak.” (HR. Bukhari).*

12.         Dari Hibban bin Abu An-Nadhar, dia berkata, “Aku pernah keluar untuk menjenguk Yazid bin Aswad. Di tengah perjalanan aku berjumpa dengan Wasilah bin Al Asqa yang juga ingin menjenguk Yazid. Ketika kami tiba dan Yazid melihat Wasilah, ia mengulurkan tangannya dan memberi isyarat kepada Wasilah agar duduk di sampingnya. Tatkala Wasilah telah duduk, Yazid memegang kedua tangan Wasilah dan meletakkannya pada wajahnya. Wasilah berkata, “Bagaimana persangkaanmu kepada Allah ?” Yazid berkata, “Demi Allah, aku berperasangka baik kepada Allah.” Wasilah berkata, “Bergembiralah, karena aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, “Aku akan bersama persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berperasangka baik maka baginyalah kebaikan, namun ketika ia berperasangka buruk, maka buruk pulalah apa yang akan ia dapatkan.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban).*

13.         Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,” “Tujuh golongan yang akan berada dalam naungan Allah pada hari yang tiada lagi naungan kecuali naungan-Nya yaitu, imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, orang yang hatinya terpaut di masjid-masjid Allah, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas dasar kecintaan itu dan berpisah juga -atas dasar kecintaan tersebut-, lelaki yang diajak oleh seorang wanita cantik lagi berkedudukan untuk berbuat zina, namun ia berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”, seorang lelaki yang berinfak dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang lelaki yang mengingat Allah saat ia sendiri, dan berlinanglah air matanya.” (HR. Bukhari, Muslim).*

14.         Dari Zainab binti Jahsy ra. Nabi saw. masuk ke tempatnya dalam keadaan cemas sambil bersabda, “La ilaha illallah. Celaka orang Arab karena bahaya yang sungguh telah dekat. Hari ini telah dibukakan tutup (dinding) Ya’juj Ma’juj seperti ini.” Beliau melingkarkan dua ibu jari dengan jari yang lain. Saya lalu bertanya, “Hai Rasulullah! Akan binasakah kita, padahal orang-orang yang baik-baik masih ada di antara kita?” Beliau menjawab, “Ya, apabila telah banya yang buruk!” (HR. Bukhari).*

15.         Dari Anas ra. katanya, saya dengar Rasulullah saw. bersabda, “Di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu pengetahuan, banyaknya kebodohan, banyaknya pelacuran, banyaknya orang minum minuman keras, sedikitnya jumlah laki-laki serta banyaknya jumlah wanita sehingga setiap lima puluh orang wanita hanya satu orang yang mengurusnya.” (HR. Bukhari).*

16.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Masa bertambah cepat, amal makin kurang, kekikiran banyak bertemu, fitnah (kekacauan) terjadi dan huru-hara tambah banyak.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, yang mana?” Jawab Nabi, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Bukhari).*

17.         Dari Ibnu Umar ra. bahwa dia mendengar Nabi saw. bersabda, “Sepeninggalku janganlah kamu kembali menjadi kafir, yang satu memenggal leher yang lain.” (HR. Bukhari).*

18.         Dari Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah saw. bersabda, “Nanti akan terjadi fitnah (kekacauan). Orang yang duduk dalam menghadapi fitnah itu lebih baik dari yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik dari yang berjalan. Orang yang berjalan lebih baik dari yang berlari. Siapa yang ke muka dalam masa kekacauan, niscaya akan dikemukakannya. Maka siapa yang memperoleh tempat berlindung, hendaklah dia berlindung.” (HR. Bukhari).*

19.         Dari Abu Hurairah ra. katanya, Rasulullah saw. bersabda, “Hampir sungai Furat kering airnya karena telah dipenuhi simpanan emas. Maka siapa yang mendapati masa itu, janganlah diambilnya barang sedikit pun.” (HR. Bukhari).*

20.         Dari ‘Aisyah r.ha. katanya, “Saya mendengar Rasulullah saw. mohon berlindung kepada Tuhan dalam sembahyang terhadap Fitnah Dajjal.” (HR. Bukhari).*

21.         Dari Hudzaifah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda berkenaan dengan Dajjal, “Sesungguhnya dia membawa Air dan Api, tetapi Apinya itu sebenarnya Air dingin dan Airnya itu Api.” (HR. Bukhari).*

22.         Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tangan (kepunyaan) Allah itu senantiasa cukup, tidak kurang karena memberi sebanyak-banyaknya siang dan malam. Adakah kamu perhatikan apa yang diberikan Tuhan sejak Dia menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya tidak kurang apa yang di tanganNya. Singgasana Tuhan di atas air dan di tanganNya yang sebelah ada Neraca, diturunkan dan dinaikkanNya.” (HR. Bukhari).*

23.         Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang pamer diri kepada orang lain tentang ketakwaan lebih dari yang ada pada dirinya, maka dia adalah orang yang munafik.” (HR. Bukhari).*

24.         Nabi saw. bersabda, “Dua golongan dari umatku, jika mereka baik, maka baiklah seluruh umat, yaitu golongan pejabat dan fukaha (ulama).” (HR. Abu Nu’aim).

25.         Nabi saw. bersabda, “Tiada terkumpul harapan dan rasa takut dalam hati seorang mukmin, melainkan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung mengaruniai apa yang diharapkan dan mengamankannya dari ketakutan.” (HR. Thabrani).

26.         Nabi saw. bersabda, “Enam perkara dapat membatalkan berbagai amal, Sibuk dengan noda orang lain, mencintai dunia, sedikit malu, panjang angan-angan dan zalim yang tidak henti-hentinya.” (HR. Dailami).

27.         Nabi saw. bersabda, “Afat kejujuran adalah kegemaran dipuji secara berlebihan, afat keberanian adalah kegemaran menyimpang dari kebenaran, afat kemurahan adalah menyebut-nyebut pemberian, afat kecantikan adalah kesukaan mejeng, afat ibadah ialah menghentikannya, afat omongan ialah dusta, afat ilmu ialah lupa, afat sikap murah hati ialah sikap tolol, afat kedudukan adalah kesombongan dan afat kedermawanan adalah pengeluaran secara berlebihan.” (HR. Baihaqi).

28.         Nabi saw. bersabda, “Ada sebagian kecemburuan yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. dan sesungguhnya kesombongannya ada yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. adapun kecemburuan yang dicintai Allah adalah kecemburuan terhadap hal yang mencurigakan. Adapun kecemburuan yang dibenci Allah adalah kecemburuan bukan pada hal yang mencurigakan. Adapun kesombongan yang dicintai Allah adalah kesombongan seseorang dalam perang dan pada waktu bersedekah (supaya diikuti orang lain). Adapun kesombongan yang dibenci Allah adalah kesombongan seseorang dalam kezaliman dan keangkuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, An Nasa’i).

29.         Bersabda Rasulullah saw., “Kesejahteraan ada sepuluh macam, lima macam di dunia dan lima lagi di akhirat. Lima macam di dunia ialah, Kesejahteraan ilmu, ibadah, rezeki halal, sabar mengahadapi bencana, dan syukur menerima nikmat, sedang lima macam di akhirat ialah, Malaikat pencabut nyawa datang dengan kasih sayang dan lemah lembut, kedatangan Malaikat Munkar dan Nakir di kuburnya tidak menggetarkan, ia aman ketika terjadi kegentaran terbesar, kejelekannya dilebur dan amal kebajikannya diterima, dan ia melintasi titian secepat kilat, lalu masuk surga dengan selamat.” (Ibnu Hajar).

30.         Dari Abu Dzar ra. dia berkata, “Ada yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Bagaimanakah menurut tuan seseorang yang melaksanakan amal baik, kemudian dia dipuji oleh orang lain?” Beliau menjawab, “Itu adalah berita gembira yang disegerakan bagi orang mukmin.” (HR. Muslim).*

31.         Luqman berpesan kepada Tsaran, putranya, sebagai berikut, “Wahai, Anakku, sesungguhnya letak Al Hikmah itu berada dalam sepuluh hal, Hendaklah engkau menghidupkan kembali hati yang mati, bargaullah dengan orang-orang miskin, menjauhi bergaul dengan para raja, mengangkat derajat kaum rendah, memberikan kemerdekaan kepada hamba sahaya, melindungi orang terasing, menolong orang fakir, meningkatkan kemuliaan orang mulia dan hendaknya pula memperkuat kepemimpinan si pemimpin.” (Ibnu Hajar).

32.         Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seseorang hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia. Sedangkan apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka dia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi, Al Hakim). *

33.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bahwa beliau pernah bersabda, “Ka’bah akan dihancurkan oleh orang yang memiliki dia kaki tipis, yang berasal dari Ethiopia.” (HR. Bukhari).*

34.         Dari Basyir, bahwa Nabi saw. bersabda, “Janganlah engkau bersahabat dengan si tolol.” (HR. Thabrani). Ada yang mengatakan, “Ingkar nikmat adalah kehinaan dan bersahabat dengan orang tolol adalah sial.” (NaShahihul ‘Ibad).

35.         Abu Hurairah ra. berkata, apabila hampir tiba hari Kiamat, maka mimpi orang mukmin hampir tidak pernah dusta. Dan mimpi seorang mukmin itu sebagian dari seperempat puluh enam bagian dari kenabian.” (HR. Bukhari, Muslim).*

36.         Dari Abu Dzar ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku, “Perhatikanlah orang yang paling tinggi kedudukannya (kaya), mulai mengamati orang-orang yang berada di masjid, dan aku dapati bahwa orang yang paling tinggi kedudukannya di antara mereka adalah orang yang mengenakan perhiasan. Kemudian aku berkata, “Orang ini.” Rasulullah saw. berkata kepadaku, “Perhatikanlah orang yang paling rendah kedudukannya di masjid ini !” Abu Dzar berkata, “Maka akupun mulai mengamati mereka, dan aku dapati bahwa ia it adalah orang (miskin), tetapi berakhlak.” Abu Dzar berkata, “Orang ini.” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh orang ini (yang kedua) lebih mulia di sisi Allah pada hari Kiamat daripada orang yang pertama meskipun jumlahnya sepenuh bumi.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban).*

37.         Dari Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Pada suatu ketika Rasulullah saw. pernah memberikan nasehat kepada kaum muslimin, “Jika umatku telah melakukan tiga belas perkara, maka musibah akan segera menimpa mereka. Apabila rampasan perang telah di monopoli oleh beberapa gelintir orang, amanat menjadi rebutan, zakat dianggap sebagai denda, istri di pertuan ibu di sakiti, kawan menjadi pujaan ayah di sepelekan, suara bising mulai terdengar di masjid-masjid, pemimpin umat datang dari orang hina akhlaknya, memuliakan orang lain karena takut kejahatannya, minuman keras dianggap minuman biasa dan membudaya pakaiyaan sutra sudah merata, masyarakat sudah meyenangi penyanyi wanita dan alat-alat musik hiburan, ummat yang datang mengutuk dan mengecam umat sebelumnya. Bila sudah demikian keadaannya, maka nantikanlah datangnya angin merah (angin ribut), gempa bumi, atau kutukan Allah yang memusnahkan umat manusia.” (HR. Tirmidzi).

38.         Dari Abu Hurairah ra. katanya, “Saya hafal dua karung hadits dari Rasulullah. Yang satu karung telah saya siarkan, sedang yang satu karung lagi kalau saya siarkan niscaya dipotong orang leherku.” (HR. Bukhari).*

39.         Dari Abu Hurairah ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka dia memanggil Jibril, seraya berfirman, “Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia.” Beliau bersabda, “Maka Jibril mencintainya, kemudian Jibril memanggil (penghuni langit) di langit, lalu berkata, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia.” Maka penghuni langit mencintainya. Beliau bersabda, “Kemudian di bumi ia diterima.” Apabila Allah membenci hamba, maka dia memanggil Jibril seraya berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia” lalu ia di benci oleh Jibril. Lalu Jibril memanggil penghuni langit, “Sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah kamu sekalian terhadapnya.” Beliau bersabda, “Kemudian ia di bumi di benci oleh orang-orang.” (HR. Muslim).*

40.         Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaklah melihat bagaimana kedudukan Allah di hatinya, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mendudukan seorang hamba di sisi-Nya sekita seorang hamba mendudukan di jiwanya.” (Matnul Hikam).

41.         Sabda  Rasulullah saw., “Ada enam jalan amalan dan empat jenis manusia. Ada dua amalan yang mewajibkan, ada dua amalan yang seimbang, ada satu amalan yang berpahala sepuluh kali lipat, dan ada amalan yang berpahala tujuh ratus kali lipat. Dua amal yang wajib ialah. 1. Barangsiapa meninggal dunia tanpa mensyarikatkan Allah, maka wajib baginya surga. 2. Barangsiapa meninggal dunia dalam syirik, maka wajib baginya Neraka. 3.Amalan yang seimbang ialah barangsiapa berniat kebaikan lalu ia meninggal dunia sebelum sempat mengamalkannya baginya satu pahala. 4. Amalan yang berpahala sepuluh lipat ialah jika niat kebaikannya dapat diamalkan. 5. Amalan yang berpahala tujuh ratus kali lipat adalah yang berinfaq fii sabilillah pahalanya akan dilipat menjadi tujuh ratus lipat. 6. Barangsiapa berbuat jahat, akan ditulis baginya satu kejahatan. Adapun empat macam manusia, yaitu. 1. Orang yang di dunia hidup senang, dan di akheratnya menderita. 2. Orang yang di dunianya menderita, dan di akheratnya senang. 3. Orang yang di dunia dan akherat menderita. 4. Orang yang di dunia dan akherat mendapat kesenangan.” (Fadhilah Amal).

42.         Dari Ibnu Abbas ra. Beliau ditanya mengenai sebaik-baik hari, sebaik-baik bulan, dan sebaik-baik amal. Beliau menjawab, “Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, sebaik-baiknya bulan yaitu bulan Ramadhan, dan sebaik-baik amal ialah shalat lima waktu tepat pada waktunya.” Tiga hari kemudian, sampailah berita ini kepada Ali ra. Ketika mengetahui bahwa Ibnu Abbas ra. Ditanya mengenai tiga hal tersebut dan menjawab seperti di atas, maka Ali ra. Berkata, “Seandainya seluruh ulama, ahli-ahli hikmah, ahli-ahli fiqih dari timur sampai barat ditanya mengenai tiga hal tersebut, maka mereka akan menjawab seperti jawaban Ibnu Abbas, kecuali saya yang akan menjawab, ‘Sebaik-baik hari yaitu hari ketika kamu keluar dari dunia menuju Allah Swt. dalam keadaan beriman kepada-Nya, sebaik-baiknya bulan yaitu kamu bertaubat di bulan itu dengan taubatan nashuha, dan sebaik-baiknya amal yaitu amal-amalmu yang diterima Allah Swt. (R. Ibnu Hajar).

43.         Dari Utsman bin Affan ra. berkata, “Allah Swt. berfirman, al Kanzu adalah sebuah papan dari emas yang terdapat tujuh baris tulisan. 1. Aku heran dengan orang yang mengetahui adanya kematian, tetapi ia masih tertawa. 2. Aku heran dengan orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana, namun ia masih mencintainya. 3. Aku heran dengan orang yang mengetahui bahwa segala sesuatu itu berdasarkan taqdir, tetapi ia bersedih jika kehilangan sesuatu. 4. Aku heran dengan orang yang mengetahui adanya hisab, tetapi ia masih mengumpulkan harta. 5. Aku heran bagi orang yang mengetahui neraka, tetapi ia masih berbuat dosa. 6. Aku heran dengan orang yang yakin dengan adanya surga, tetapi ia bersenang-senang di dunia. Dan 7. Aku heran dengan orang yang mengetahui setan adalah musuhnya, tetapi ia menaatinya.” (R. Ibnu Hajar).

44.         Nabi Muhammad saw. bersabda, “Delapan hal tidak pernah kenyang dari delapan hal, yaitu 1. Mata dari melihat. 2. Bumi dari air hujan. 3. Wanita dari laki-laki. 4. Orang berilmu dari ilmu. 5. Peminta dari meminta. 6. Rakus dari mengumpulkan harta. 7. Lautan dari air, dan 8. Api dari kayu bakar.” (HR. Ibnu Hajar).

45.         Dari Az Zubair bin ‘Adi, ia berkata, telah datang kepada kami Anas bin Malik, dan kami pun mengadukan kepadanya tentang penderitaan yang menimpa rakyat akibat ulah Al Hajjaj. Lalu Anas mengatakan, “Bersabarlah, karena sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian suatu masa, kecuali masa sesudahnya lebih buruk daripada sebelumnya, sampai kalian berjumpa dengan Rabb kalian. Demikianlah Aku (Anas) mendengarnya dari Nabi kalian Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Bukhari).*

46.         Haritsah bin Wahab mengatakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Bersedekalah kalian, karena kelak akan datang kepada kalian suatu era dimana seseorang berjalan membawa sedekahnya, akan tetapi tidak menemukan orang yang mau menerimanya. Sampai-sampai ada yang mengatakan, ‘seandainya engkau datang membawanya kemarin, maka pasti aku menerimanya. Adapun hari ini, aku sudah tidak membutuhkannya lagi.” (HR. Bukhari).*

47.         Dari Usaid bin Hudhair ra. ia berkata, telah bersabda, Rasulullah saw. “Orang-orang anshar adalah orang-orang terdekatku dan tempat aku menaruh kepercayaan. (populasi) orang lain akan bertambah banyak, sedangkan mereka malah semakin sedikit. Untuk itu, terimalah yang baik dari mereka, dan tinggalkan yang jelek dari mereka.” (HR. Thabrani).*

48.         Tsauban ra. berkata, telah berkata Rasulullah saw., “Hampir saja bangsa-bangsa lain akan datang memperebutkan kalaian, laksana hidangan yang deserbu pada nampannya.” Lalu ada sahabat yang bertanya, “Tergolong sedikitkah jumlah kami saat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bahkan saat itu kalian sangat banyak, akan tetapi kalian laksana buih yang dibawa arus. Sungguh Allah akan mencabut dari dalam dada musuh-musuh Islam rasa segan kepada kalian, dan sungguh Allah akan melemparkan ke dalam hati kalian wahan.” Ada sahabat yang bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa itu wahan?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan benci kematian.” (HR. Abu Dawud).*

49.         Abu Hurairah ra. mengatakan, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Kelak umatku akan dilanda penyakit umat-umat terdahulu.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu penyakit umat-umat terdahulu?” Beliau menjawab, “Kufur terhadap nikmat, penyalahgunaan karunia, bermegah-megahan dengan harta benda, berlomba-lomba menumpuk dunia (kekayaan), saling membenci dan saling mendengki hingga ke batas tindakkan semena-mena.” (HR. Al Hakim).*

50.         Dari Abdillah ra. ia berkata, bersabda Rasulullah saw. “Mendekati hari kiamat kelak, hanya akan diberikan salam kepada orang-orang tertentu. Juga akan semarak kegiatan perdagangan, sehingga istri-istri pun ikut terlibat membantu suaminya dalam berdagang. Dan juga akan terjadi pemutusan hubungan persaudaraan.” (HR. Ahmad).*

51.         Dari Anas bin Malik ra. ia berkata, telah bersabda, Rasulullah saw. “Tidak terjadi kiamat, hingga waktu terasa saling berdekatan. Satu tahun seperti satu bulan dan satu bulan laksana satu minggu. Satu minggu bagaikan satu hari, dan satu hari ibarat satu jam, serta satu jam laksana kobaran api (cepat sekali berlalu).” (HR. Tirmidzi).*

52.         Dari Anas bin Malik ra. dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda, “Mendekati hari kiamat akan terdapat berbagai macam fitnah laksana bagian malam yang gelap gulita. Kala itu seseorang menjadi Mu’min di pag hari, berbalik menjadi kafir memasuki sore hari. Dan menjadi Mu’min di sore hari, berbalik menjadi kafir memasuki pagi hari. Orang-orang pun akan menjual agamanya dengan harta benda duniawi.” (HR. Tirmidzi).*

53.         Ali ra. berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya akan terjadi fitnah penyelewengan dan ujian besar terhadap agama,” Ali bertanya “Bagaimana jalan keluarnya ya Rasulullah?” Jawab Nabi saw. “Kitab Allah (Al Qur’an) di dalamnya ada berita umat yang sebelummu, dan putusan hukum terhadap apa yang terjadi di antara kamu, itulah putusan yang bukan main-main, siapa yang meninggalkannya meskipun ia raksasa akan dibinasakan oleh Allah, dan siapa yang mencari petunjuk dari lainnya disesatkan oleh Allah. Yalah sebagai tali hubungan kepada Allah yang sangat kukuh (kuat), yalah sebagai peringatan yang bijaksana, ialah jalan yang lurus, yalah yang tidak akan tersesat oleh hawa nafsu, dan tidak kenyang daripadanya para ulama, dan tidak akan terselubung oleh permainan lidah, dan tidak akan lapuk karena sering diulang-ulang, dan tidak akan habis keindahan mutiara hikmanya. Yalah yang ketika didengar oleh jin langsung mereka berkata: Sungguh kami telah mendengar Qur’an yang sangat ajaib mengagumkan, menunjukkan manusia ke jalan yang lurus. Siapa yang menerangkannya pasti benar, dan siapa yang menghukum dengannya pasti adil, dan siapa yang mengamalkannya pasti mendapat pahala, dan siapa yang memimpin manusia bersandar kepadanya pasti terpimpin ke jalan yang lurus.” (HR. Tirmidzi, Addarami).

54.         Dari Fathimah binti Qais,ia berkata, “Aku mendengar seruan dari tukang seru Rasulullah untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka aku berangkat ke masjid dan shalat bersama Rasulullah. Aku shalat di shaf para wanita di belakang kaum laki-laki. Ketika shalat sudah selesai, Rasulullah duduk di atas mimbar, sambil tersenyum beliau berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk, akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim AD Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasrani, maka ia telah memeluk agama Islam dan membai’atku. Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang sudah pernah aku katakana kepada kalian tentang Al Masihuddajjal. Ia mengisahkan  perjalannannya kepadaku ,bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga tersebut terdampar pada sebuah pulau di tengah laut di arah tempat matahari terbenam. Lalu merekia semua duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal. Setelah itu mereka masuk ke dalam pulau tersebut, lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu yang terlalu banyak. Maka mereka berkata, Celaka, dari jenis apakah kamu ini Ia menjawab, Saya adalah Al Jassassah. Mereka bertanya, Apakah Al Jassasah itu? (tanpa menjawab) ia berkata, Wahai orang-orang, pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian! Tamim AD Dari berkata, Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira, bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan mata kakinya terikata dengan besi. Kami berkata, Celaka, siapakah kamu ini? Ia menjawab, Takdir sudah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepada saya, maka kabarkanlah kepada saya siapakah kalian ini? Mereka menjawab, Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang sedang berguncang, lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan, maka terdamparlah kami di pulau ini, lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal, kemudian kami masuk ke pulau ini. Maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya, dari banyaknya bulunya. Maka kami berkata, Celaka, apakah kamu ini? Ia menjawab, Aku adalah Al Jassasah. (Tanpa menjawab) ia berkata, Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu, karena ia sangat menginginkan berita-berita yang kalian bawa. Lalu kami segera menuju tempat kamu ini, maka kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan. Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata, Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon korma yang ada di daerah Baisan. Kami berkata, Tentang apa yang ingin kamu tanya darinya? Ia berkata, Saya menanyakan apakah pohon-pohon korma itu tetap berbuah? Kami menjawab, Ya. Ia berkata, Adapun pohon-pohon korma itu, maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi, kemudian ia berkata lagi, Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia. Mereka berkata, Tentang apakah yang ingin kamu tanyakan perihalnya? Ia bertanya, Apakah ia tetap berair? Kami menjawab, Ya. Ia berkata, Adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis, kemudian ia berkata lagi, Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar. Mereka berkata, tentang apa yang kamu ingin tanyakan perihalnya? Ia bertanya, Apakah disana masih ada air dan apakah penduduk disana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu? Kami katakan kepadanya, Benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air tersebut. Lalu ia berakata lagi, beritakanlah kepada saya tentang Nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat? Mereka menjawab, Dia telah keluar dari Makkah menuju Madinah. Lalu ia bertanya, Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab? Kami menjawab, Ya. Ia bertanya, Apakah yang ia lakukan terhadap mereka? Maka kami memberitahukan kepadanya, bahwa ia (Nabi itu) telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya. Lalu ia berkata, Apakah itu semua telah terjadi? Kami menjawab, Ya. Ia berkata, Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk  menaatinya dan sungguh saya akan mengatakan kepada kalian tentang diri saya, saya adalah All Masihuddajjal dan sesungguhnya saya hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka saya akan keluar dan berjalan di muka bumi, dan tidak ada satupun kampung (negeri) yang tidak akan kumasuki dalam waktu 40 malam selain Makkah dan Thibah. Maka kedua negeri itu adalah terlarang untuk saya, dimana setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari kedua negeri itu, saya dihadang oleh seorang malaikat  yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan di setiap celahnya terdapat malaikat  yang menjaganya. Ia (Fathimah si perawi hadits) berkata, Rasulullah saw. bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di atas mimbar, Inilah Thibah, inilah Thibah, inilah Thibah (Kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu? Orang-orang (para sahabat) menjawab, Benar. Beliau saw. berkata, Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan oleh Tamim Ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Makkah. Bukankah ia (tempat Dajjal) terletak di laut Syam atau laut Yaman? Dimana Rasulullah mengisyaratkan tangannya ke arah Timur. Ia (Fathimah) berkata, Hal ini saya hafalkan dari Rasulullah saw.” (HR. Muslim, Ibnu Majah).*

55.         Rasulullah saw. bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya semenjak Allah Swt. Menciptakan anak cucu adam tidak ada fitnah (cobaan) di muka bumi ini yang lebih besar dari Dajjal, dan bahwasanya tidak satu Nabi pun yang diutus oleh Allah Swt. Yang tidak memperingatkan umatnya akan fitnah Dajjal, sedangkan aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kamu adalah umat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi ia (Dajjal) akan muncul di tengah-tengah kamu, sekiranya ia keluar sedangkan aku berada di tengah-tengah kamu maka aku adalah pembela (penyelamat) setiap Muslim dan sekiranya ia keluar setelah (kematian) aku, maka tiap-tiap kamu adalah penyelamat bagi dirinya sendiri, dan Allah adalah sebagai penggantiku dalam menyelamatkan setiap Muslim. Dan sesungguhnya ia akan keluar menyelamatkan setiap Muslim. Dan sesungguhnya ia keluar dari sebuah celah (tempat) yang terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di kiri dan di kanan, wahai hamba Allah manusia bersiteguhlah kamu, karena sesungguhnya aku akan menerangkan sifat-sifat (cirri-ciri)nya yang tidak pernah diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelum aku. Ia (Dajjal) akan mendakwa, Aku adalah Rabbmu. Sedangkan kamu tidak akan dapat melihat Allah kecuali setelah kamu mati, dan ia hanya punya satu mata, sedangkan Allah bukanlah bermata sebelah, dan di tempat antara dua matanya tertulis kata kafir yang dapat dibaca oleh setiap Muslim yang bisa menulis dan yang tidak bisa menulis.(HR. Ibn Khuzaimah, ibnu Majah).*

56.         Dari ‘Abdullah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Kiamat hanya akan terjadi pada orang-orang yang jahat.” (HR. Muslim).

57.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan muncul orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Mereka memakai kulit domba di hadapan manusia karena lemah-lembutnya, lisan mereka lebih manis daripada gula, sedangkan hati mereka hati serigala. Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Tidakkah mereka takut kepada-Ku, Aku akan memunculkan di tengah mereka -disebabkan orang-orang tersebut- suatu fitnah yang akan membiarkan orang yang santun di antara mereka tetap kebingungan.” (HR. Tirmidzi).

58.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Tiga perkara yang apabila ia keluar, maka tidak akan bermanfaat Iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya yaitu, Dajjal, binatang bumi dan terbitnya matahari dari tempat terbenamnya.” (HR. Tirmidzi).*

59.         Dari Mu’adz ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan ada beberapa kaum yang bersaudara pada zhahirnya dan bermusuhan dalam batinnya.” Maka ditanyakan, “Wahai Rasulullah! Bagaiman bisa terjadi seperti itu?” beliau menjawab, “Hal itu terjadi karena mereka saling menyukai satu sama lain dan saling membenci satu sama lain.” (HR. Ahmad).

60.         Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya dari tanda-tanda hari kiamat adalah ilmu akan dituntut dari orang-orang kecil.” (HR. Thabrani).*

61.          Dari Abu hurairah berkata Rasulullah saw. tentang tanda-tanda hari kiamat, “Banyaknya sifat bohong, pendeknya waktu, dekatnya jarak-jarak antara pasar-pasar yang ada.” (HR. Ibnu Hibban).*

62.         Dari Anas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sehingga manusia bermegah-megah dengan masjid-masjid.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad,).

63.         Nabi saw. bersabda, “Kelak akan terjadi pertikaian di saat kematian seorang khalifah, kemudian akan ada seorang dari penduduk Madinah yang melarikan diri ke Makkah, sehingga semua penduduk Makkah datang kepadanya untuk mengeluarkannya, sedang ia tidak mau. Kemudian orang itu di bai’at menjadi khalifah di antara Ka’bah dan maqam Ibrahim. Kemudian akan di utus kepadanya suatu pasukan dari Syam, lalu pasukan yang datang dari Syam itu akan dihancurkan oleh Allah ketika mereka berada di Al Baida’ (antara Mekkah dan Madinah), ketika orang-orang melihat hal itu, maka para waliyullah dari Syam dan orang-orang baik dari Irak akan berdatangan untuk membai’atnya. Kemudian akan muncul salah seorang dari suku Bani Kalbi dari Quraisy yang mendukungnya dan ia akan menang. Ia akan menjalankan sunnah Nabi dan ia akan mempraktekkan Islam dengan baik di bumi. Kejayaannya hanya berlangsung tujuh tahun, kemudian ia akan meninggal dunia dan ia akan dishalatkan oleh kaum muslimin.” (HR. Abu Dawud).

64.         Mu’adz bin jabal ra. Berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kabar gembira bagi seseorang yang banyak berdzikir kepada Allah ketika sedang keluar di jalan Allah, karena setiap kalimat (yang diucapkannya) akan dibalas 70.000 kebaikan, dan setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya hingga 10 kali lipat, dan selain itu dia juga akan mendapatkan tambahan dari Allah.” Rasulullah saw. ditanya oleh seseorang, “Ya Rasulullah! Bagaimana kalau bersedekah?” beliau menjawab, “Pahala bersedekah juga seperti itu (dilipatgandakan 70.000 kali lipat).” Abdurrahman mengatakan, “Aku berkata pada mu’adz r.huma, ‘Pahala sedekah hanya dilipatgandakan hingga 700 kali lipat.” Mu’adz berkata, “Dangkal sekali pemahamanmu! Pahala 700 kali lipat itu bagi seseorang yang tinggal di rumahnya, dan tidak pergi berperang melainkan bersedekah kepada orang lain yang akan berperang. Sedangkan apabila ia ikut berperang dan juga menginfakkan hartanya, maka Allah Swt. Menyembunyikan pahala mereka dalam khazanah rahmat-Nya, dan tidak bisa dijangkau dan tidak bisa dibayangkan sifat-sifatnya oleh pengetahuan manusia. Merekalah pasukan Allah, dan sesungguhnya pasukan Allah, mereka itulah yang menang.” (HR. Thabrani).

65.         Qais bin Abu Hazimi ra. Berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khattab pernah berkhutbah di hadapan orang-orang. Dalam khutbahnya dia berkata, “Sesungguhnya di dalam surga Aden itu ada suatu istana yang di dalamnya terdapat lima ratus buah pintu, dan dari setiap pintu terdapat 5.000 orang bidadari dan tidak seorang pun yang dapat masuk ke dalam pintu itu kecuali seorang Nabi.” Kemudian Umar menoleh ke arah kuburan Rasulullah saw. sambil berkata “Sungguh beruntung engkau, ya Rasulullah!” kemudian seorang shiddiq (benar), lalu Umar menoleh ke arah kubur Abu Bakar ra. seraya berkata “Sungguh beruntung engkau, wahai Abu Bakar!” kemudian seorang yang mati syahid, lalu Umar menoleh pada dirinya sendiri sambil berkata, “Kapankah kamu akan mati syahid, wahai umar?” sesungguhnya Allah yang pernah mengeluarkanku dari Makkah untuk berhijrah ke Madinah, berkuasa memberikan padaku mati syahid.’ (HR. Thabrani, Ibnu Asakir).

66.         Auf bin Malik ra. berkata, “Ketika Rasulullah saw. mengurus dalam suatu pasukan tentara, ada seseorang yang berkata padaku, “Aku akan ikut berjihad denganmu asalkan kamu memberikan ketetapan harta rampasan kepadaku, dan aku tidak tahu apakah kamu akan mendapatkan harta rampasan atau tidak. Oleh karena itu aku akan menetapkan bahwa kamu harus membayar kepadaku tiga dinar (jika kamu tidak memperoleh harta rampasan).” Setelah berperang kami mendapatkan harta rampasan. Mengenai orang itu saya tanyakan kepada Rasulullah saw. dan belaiu menjawab, “Orang itu tidak mendapatkan pahala apa pun dari jihadnya selain tiga dinar yang telah ditetapkan olehnya.” (HR. Thabrani).

67.         Dari Ammar bin yasir dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Jibril datang kepada ku tadi, lalu saya katakan padanya, ‘Wahai Jibril, katakan kepadaku mengenai keutamaan-keutamaan Umar’ Jibril berkata, ‘Andaikan aku katakan tentang keutamaan-keutamaan Umar, sepanjang usian Nuh, maka tidak akan habis keutamaannya untuk saya bicarakan. Dan sesungguhnya Umar adalah satu kebaikan dari kebaikan-kebaikan Abu Bakar.” (HR. Abu Ya’la).

68.         Dari Umar bahwa dia berkata. “Andaikan iman Abu Bakar dengan keimanan seluruh keimanan penghuni bumi, maka keimanan Abu Bakar akan lebih berat dari pada keimanan mereka.” (HR. Baihaqi).

69.         Dari ‘Aisyah r.ha. katanya, “Siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad melihat Tuhannya, seesungguhnya orang itu dusta, karena Tuhan mengatakan, “Pemandangan tidak sampai kepadaNya.” Dan siapa yang menceritakan kepada engkau, bahwa Muhammad mengetahui hal yang gaib, sesungguhnya orang itu dusta, karena Tuhan mengatakan, “Tiada mengetahui hal yang gaib, melainkan Allah.” (HR. Bukhari).*

70.         Dari Abu Hurairah ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat Allah berfirman, “Dimanakah orang-orang yang senang kepada Kebesaran-Ku?”, pada hari ini Aku menaunginya dalam naungan-Ku, pada hari tidak ada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim).*

71.         Muadz bin Jabal ra. berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman, “Orang yang senang terhadap Kebesaran-Ku, mereka memperoleh mimbar dari cahaya yang di cita-citakan oleh para Nabi dan syuhada.” (HQR. Tirmidzi).*

72.         Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi Kiamat sampai di bumi tidak diucapkan lagi: Allah, Allah.” (HR. Muslim).*

73.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai seratus rahmat. Dia menurunkan satu rahmat di kalangan jin, manusia, binatang berkaki empat, dan binatang melata. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan saling menyayangi. Dan dengan satu rahmat itu seekor binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah menunda 99 rahmat yang akan Dia gunakan untuk merahmati hamba-hamba-Nya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim).*

74.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Rasulullah saw. berdiri di dalam shalat dan kami berdiri bersabda, beliau, maka seorang Arab Badui berdoa, sedang ia dalam keadaan shalat, ‘Ya Allah rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati seorang pun selain kami.’ Ketika Nabi saw. telah mengucapkan salam, beliau bersabda, kepada orang Arab Badui itu, ‘Sungguh engkau telah membatasi sesuatu yang luas.” Yang beliau maksudkan adalah rahmat Allah. (HR. Bukhari).*

75.         Umar bin Khaththab ra. berkata, “Dihadapkan kepada Rasulullah saw. beberapa orang tawanan. Tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu yang bingung mencari anaknya, dan tiap kali ia melihat anak kecil dalam tawanan itu diangkatnya, lalu ditetekinya. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kamu kira perempuan ini akan memasukkan anaknya ke dalam Api Neraka ?” Jawab sahabat, “Demi Allah, tidak mungkin.” Maka Nabi saw. bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih kasih kepada hambanya, melebihi kasih sayang wanita itu kepada anaknya.” (HR. Bukhari, Muslim).

76.         Dari Abu Hurairah ra. katanya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Yang tinggal dari nubuwah (wahyu) hanyalah mubasysyirat.” Mereka bertanya, “Apakah mubasysyirat itu?” Jawab Nabi, “Mimpi yang baik.” (HR. Bukhari).*

77.         Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi baik yang dimimpikan oleh seorang yang baik, adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian nubuwah (wahyu).” (HR. Bukhari).*

78.         Dari Anas ra. katanya, Nabi saw. bersabda, “Siapa yang bermimpi melihat aku di waktu tidur, maka sebenarnya dia melihat aku, karena syetan tidak bisa merupakan dirinya serupa aku. Mimpi orang beriman itu satu bagian dari empat puluh enam bagian nubuwah (wahyu).” (HR. Bukhari).*

79.         Dari Wasilah bin Asqa’ ra. katanya Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya termasuk dusta yang amat besar, bahwa seseorang menamakan dirinya bukan keturunan ayahnya atau mengaku melihat apa yang tidak di lihatnya atau mengatakan sabda Rasulullah saw. padahal beliau tidak bersabda begitu.” (HR. Bukhari).*

80.         Dari Abu Hurairah ra. katanya Nabi saw. bersabda, “Namailah dirimu dengan namaku dan jangan memakai gelarku. Siapa yang bermimpi melihat aku dalam tidurnya, sebenarnyalah ia melihatku, karena setan tidak mampu menjelma seperti aku. Dan siapa yang sengaja berdusta (membuat hadits palsu) atas namaku, maka biarlah dia menempati tempatnya di Neraka.” (HR. Bukhari).*

81.         Al Hafizh Ibn Hajar berkata, “Bahwa sebagian ulama besar berkata, Barangsiapa yang disibukkan oleh hal-hal yang wajib dengan melengahkan hal-hal yang Sunnah, maka ia Ma’dzur (mendapat maaf, dimaafkan). Dan barangsiapa yang disibukkan oleh hal-hal yang Sunnah dengan melengahkan hal-hal yang wajib, maka ia Maghrur (tersesat).” (Fathul Baari).



Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar