Selasa, 03 Mei 2011

KISAH KE 8.


Ibnu Abbas ra. Berkata, “Ketika aku bersama Rasulullah saw., Ali ra. datang kepada Rasulullah saw. Dan berkata, “Ya Rasulullah, aku korbankan ibu dan ayahku atas engkau. Aku mencoba menghafal Al Qur’an tetapi selalu lupa dan hilang dari ingatanku.” Beliau saw. Bersabda, “Akan kuajarkan kepadamu satu cara yang akan bermanfaat bagimu dan apa yang kamu adukan, sehingga apa saja yang kamu pelajari akan terpelihara dalam ingatanmu.” Atas permintaan Ali ra. Itu, selanjutnya Nabi saw. Bersabda, “Jika malam Jum’at tiba, hendaklah kamu bangun pada akhir malam, karena itu adalah waktu yang sangat baik. Pada waktu itu malaikat turun, dan pada waktu itu doa-doa dikabulkan secara khusus oleh Allah Swt.. Itulah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Yakub as. Yang berkata kepada anak-anaknya, “Sebentar lagi akan aku mintakan ampunan bagi kalian dari Tuhanku.” (Yaitu pada malam Jum’at).
Jika kamu sulit untuk bangun pada waktu itu, maka bangunlah pada pertengahan malam, dan jika pada waktu itu pun kamu sulit bangun, maka bangunlah pada permulaan malam, dan shalatlah empat rakaat dengan aturan seperti ini, bacalah surat Yasiin setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah, bacalah surat Ad-Dukhan, dan pada rakaat ketiga setelah membaca Al-Fatihah, bacalah surat Alif Lam Mim Sajdah. Pada rakaat keempat setelah membaca Al-fatihah bacalah surat Al-Mulk. Setelah selesai membaca At-Tahiyyat, perbanyaklah memuji Allah Swt., lalu kirimkanlah shalawat dan salam kepadaku. Juga kirimkan shalawat kepada para Nabi dan seluruh kaum mukminin, dan kepada saudara-saudara seiman yang sudah meninggal dunia, mohonkanlah istighfar untuk mereka. Setelah itu bacalah doa ini:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عَدَدَ خَلْقِه وَرِضَاتَقْسِه وَزِنَةَ عَرْ شِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ. اللهُمَّ لاَاُحْصِىثَنَاءً عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ عَلىَ تَقْسِكَ اِللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَامُحَمَّدِ ن النَبِيِ الاُْمِىِالهَا شِمِّىوَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ البَرَرَةِ الْكِرَامِ وَعَلىَ سَائرِالاَْنْئيَاءِ وَللْمُرسَلِيْنَ وَالْمَلاَ ئِكَةِالْمُقَىَّبِيْنَ. رَبَّنَااقْفِرْلَنَاوَلاِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَابِالاْبِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِقُلُوْبِنَا غِلاًّلِلَّذِيْنَ امَنُوْارَبَّنَااِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمُ. اَللهُمَّ اغْفِرْلىِوَلِوَالِدَيَّ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسِلِمَاتِ اٍنَّكَ سَمِيْعُ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dengan puji-pujian sebanyak makhluk-Nya, sebanyak ridha-Nya, seberat timbangan Arsy-Nya dan semahal kalimat-kalimat-Nya. Aku tidak sanggup menghitung pujian atas Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Ya Allah, limpahkan rahmat, salam dan keberkahan kepada junjungan kami Muhammad, Nabi yang Ummi dari Bani Hasyim dan ke atas segenap keluarga serta para sahabatnya yang taat lagi mulia, juga kepada seluruh Nabi dan Rasul serta para malaikat yang dekat. Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara seiman yang telah mendahului kami, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. Ya Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan seluruh mukmin laki-laki dan perempuan, serta muslim laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Menerima doa..”
            Setelah membaca pujian tersebut, lalu bacalah doa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi saw. Kepada Ali ra.:

اللهُمَّ ارْحَمْنىِبِتَرْكِ الْمَعًاصِىاَبَدًامَااَبْقَيْتَنىِوَاَرْحَمْنىِ اَنْ اَتَكَلَفَ مَالاَ يَعْنِيْنىِ وَاْرزُقْنىِ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَايُرْضِيْكَ عَنىِّ. اَللهُمَّ بَدِ يْعَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ ذَاالجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَاْلَعِزَّةِ الَّتىِْلاَ تُرَامُ, اَسْأَلُكَ يَااَ للهُ يَارَحْمنُ بِجَلاَلِكَ وَنُوْرِوَجَْهِكَ اَنْ تُلْزِمَ قَلْبىِ حِفْظَكِتَايِكَ كَمَاعَلَّمْتَنىِ وَارْزُقْنىِ اَنْ اَقْرَاَهُ عَلىَ النَّحْوِالَّذِىْ يُرْضَيْكَ عَنىِّ. اَللهُمَّ بَدِيْعَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ ذَاالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ بِكِتَابِكَ بَصَرِىْ وَاَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانىِ وَاَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبىِْوَاَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِىْ وَاَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنىِ فَاِنَّهُ لاَ يُعْيِنُنىِعَلىَاْلحقِ غَيْرِكَ وَلاَ يُؤْتِيْهِ الاَّ اَنْتَ وًلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

“Ya Allah, kasihanilah aku dengan meninggalkan maksiat selama Engkau mengekalkan aku dan kasihanilah aku dari menanggung sesuatu yang tidak berguna bagiku. Berilah aku rezeki berupa pandangan yang baik pada sesuatu di mana Engkau ridha kepadaku. Ya Allah, pencipta langit dan bumi, yang memiliki keagungan, kemuliaan dan kejayaan yang tidak dapat dibayangkan, aku memohon kepada Engkau, ya Allah, wahai Dzat yang Maha Pengasih, dengan keagungan-Mu dan cahaya wajah-Mu. Sebagaimana Engkau telah ajarkan kepadaku. Berilah aku rezeki untuk membacanya sesuai dengan yang Engkau sukai, ya Allah Pencipta langit dan bumi yang mempunyai keagungan, kemuliaan, dan kejayaan yang tidak terbayangkan. Aku mohon kepada Engkau ya Allah, wahai Dzat yang Maha Pengasih, dengan keagungan-Mu dan cahaya wajah-Mu, agar dengan kitab-Mu Engkau menyinari pandanganku dengannya. Engkau fasihkan lidahku dengannya. Engkau bukakan hatiku, dan dengannya, Engkau lapangkan dadaku, serta dengannya pula Engkau bersihkan badanku. Sesungguhnya tiada yang dapat menolongku kepada kebenaran kecuali Engkau. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
            Kemudian Nabi saw. Bersabda, “Wahai Ali, kerjakanlah ini selama tiga, lima, atau tujuh Jum’at, Insya Allah doamu akan dikabulkan Allah Swt.. Aku bersumpah dengan nama-Nya yang menjadikan aku sebagai Nabi, bahwa doa setiap mukmin tidak akan dibiarkan tanpa dikabulkan.” Ibnu Abbas ra. Meriwayatkan bahwa setelah lima atau tujuh Jum’at kemudian, Ali ra. datang kepada Rasulullah saw. Dan berkata, “Ya Rasulullah, dulu aku menghafal kurang dari empat ayat, itu pun tidak dapat lama berada dalam ingatanku. Sekarang aku dapat menghafal empat puluh ayat dan aku mengingatnya dengan mudah seolah-olah Al Qur’an di bukakan di depanku. Dahulu, jika aku memdengar hadits dibacakan, aku merasa sulit ketika mencoba mengulanginya. Tetapi sekarang, jika aku mendengar hadits, lalu aku meriwayatkannya kepada orang lain, aku mampu meriwayatkannya tanpa tertinggal satu huruf pun.” (HR. Tirmidzi, Hakim).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar