Senin, 02 Mei 2011

A N I A Y A


1.             Dari Abu Syuraih berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah, tidak beriman ! Demi Allah, tidak beriman !” Para sahabat kemudian bertanya, “Siapakah dia itu, wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Seseorang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari).*

2.             Nabi saw. berkata kepada Abu Dzar, “Menghentikan kejahatan mu kepada manusia, adalah shadaqah darimu untuk dirimu sendiri.” (HR. Muslim).*

3.             Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari ganguannya.” (HR. Muslim).*

4.             Dari Abu hurairah ra. berkata, “seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulanah sering melaksanakan shalat, berpuasa dan sedekah, tetapi ia sering menganggu tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah saw. menjawab. “Orang itu di Neraka.” Lelaki itu berkata lagi, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulanah di kenal jarang berpuasa, demikian pula dengan shalat dan shadaqahnya, ia bahkan hanya bershadaqah sepotong keju miliknya, namun tidak mengganggu tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah saw. menjawab, “Orang itu di Surga.” (HR. Ahmad).

5.             Dari Abu Bakar ra. “Barangsiapa yang melakukan kejahatan maka ia akan diganjar dengan perbuatannya itu.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dll).

6.             Dari Abu Umamah ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku akan menjamin rumah di sekitar surga bagi seseorang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar. Aku juga akan menjamin sebuah rumah di pertengahan surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta, meskipun hanya main-main, sebagaimana aku juga akan menjamin sebuah rumah di bagian tertinggi dari surga bagi siapa yang baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi). Hadits Shahih.

7.             Dari Said bin Zaid berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hal yang paling riba dari pada riba adalah menzalimi harta seorang muslim dengan cara yang tidak benar, dan sesungguhnya rahim ini adalah cabang dari yang Maha Rahman. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah mengharamkan baginya Sorga.” (HR. Ahmad).

8.             Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian berburuk sangka, karena buruk sangka itu adalah ucapan paling dusta, jangan menyelidiki, dan mencari-cari kesalahan orang lain.” (HR. Bukhari).*

9.             Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. bersabda, “Jangan saling dengki, jangan saling bersaing dalam penawaran, jangan saling marah, dan jangan saling berpaling. Janganlah sebagian kalian menjual sesuatu yang telah berada dalam penawaran orang lain, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Sesorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak menganiaya, tidak meremahkan dan tidak pula menghinakannya. Ketaqwaan itu ada di sini. sambil menunjuk dada beliau tiga kali. Cukuplah kejahatan itu bagi seorang apabila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim dengan muslim lainnya adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Bukhari).*

10.         Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiap berusaha mendengarkan pembicaraan suatu kaum sedangkan mereka merasa tidak menyenanginya, di hari Kiamat akan di tuangkan cairan timah panas di kedua telinganya.” (HR. Bukhari).*

11.         Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga kelompok manusia yang melakukan tiga jenis amal, kelak oleh Allah akan dihisab dengan hisab yang mudah. Mereka akan di masukkan kedalam sorga berkat Rahmat-Nya.” Para sahabat lantas bertanya, “Ya Rasulullah, apakah tiga amal yang dapat mengantarkan mereka ke sorga ?” jawab Rasulullah saw., “Hendaklah kamu memberi sesuatu kepada orang yang tidak pernah memberimu sesuatu, menyambung tali persaudaraan, dengan orang yang memutuskannya, dan memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu. Jika kamu melakukannya maka Allah akan memasukkan diri mu kedalam sorga.” (HR. Thabrani, Hakim).

12.         Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Dua orang yang saling mencaci maki tepat menurut apa yang mereka katakan, dan dosanya tetap di tanggung oleh orang yang memulai selama belum di balas oleh orang yang di maki.” (HR. Muslim).*

13.         Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai orang-orang yang telah masuk islam dengan lisannya dan telah memenuhi hatinya dengan keimanan, janganlah engkau menyakiti kaum muslim, jangan mecela mereka dan jangan mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa yang mencari-cari aib saudara muslim lainnya, niscaya Allah akan mengusut aibnya. Dan barangsiapa yang aibnya di usut oleh Allah, maka ia akan menyebarluaskan aibnya meski ia berada dalam perut hewan peliharaannya sekali pun.” (HR. Tirmidzi).

14.         Dari Abu Hurairah ra. berkata, “Seorang lelaki pernah menghina Abu Bakar. Sementara Nabi ketika itu duduk di sampingnya. Mendengar hinaan tersebut, Nabi pun hanya menampakkan kekagumannya sambil tersenyum. Ketika hinaan itu kian gencar terlontar padanya, Abu Bakar akhirnya membalas sebagian hinaan itu. Rasulullah saw. tiba-tiba menampakkan amarahnya sambil berdiri yang segera di susul oleh Abu Bakar, ia lalu berkata, “Ya Rasulullah, ketika orang itu menghinaku, engkau tetap duduk, tapi ketika aku membalas sebagian hinaannya, engkau justru marah dan berdiri.” Rasulullah saw. kemudian berkata, “Ketika itu ada malaikat yang membalasnya untuk mu. Ketika engkau membalas sebagian dari hinaan orang itu, setan pun duduk di sini. dan aku tidak suka duduk bersama setan.” Beliau juga berkata, “Wahai Abu Bakar, ada tiga hal yang keseluruhannya mengandung kebenaran, tidak seorangpun yang di aniaya lantas ia mengabaikannya karena Allah Azza wa Jalla kecuali bahwa Allah memuliakannya dengan kemenangan, tidak seorang lelaki pun yang membuka pintu pemberian karena ingin menyambung hubungan shilaturahmi, kecuali Allah menambahkan untuknya kebaikan, dan tidak seorangpun yang membuka sebuah pintu masalah karena menghendaki yang lebih banyak, kecuali Allah Azza wa Jalla tambahkan kekurangan padanya.” (HR. Ahmad). Hadits Hasan.

15.         Bersabda Nabi saw. kepada Uqbah bin Amir ra. “Wahai Uqbah! Maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? Yaitu, Melakukan Shilaturrahim (menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah meutuskannya), memberi pada orang yang tidak pernah memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu.”

16.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari di mana mata uang tidak laku lagi. Kalau di mempunyai amal baik, sebagian dari amal baiknya itu akan diambil, sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada dosanya.” (HR. Bukhari).*

17.         Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Nabi saw., “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatan, harta atau lainnya, hendaklah ia segera minta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum datang suatu hari yang ketika itu tidak ada harta dinar atau dirham, jika ia mempunyai amal salih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai Hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim). *

18.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Pintu-pintu surga itu dibuka pada hari senin dan kamis. Diampunilah setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali seseorang yang antara ia dan saudaranya ada permusuhan maka dikatakan, “Nantikanlah dua orang ini sampai keduanya damai, Nantikanlah dua orang ini sampai keduanya damai, Nantikanlah dua orang ini sampai keduanya damai.” (HR. Muslim).*

19.         Dari Anas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Berbahagialah orang yang selalu di ingatkan oleh aibnya sendiri dari pada aib orang lain.” (HR. Al Bazzar). Dengan sanad Hasan.

20.         Mu’awiyah membicarakan sesuatu yang bersifat rahasia kepada Al-Walid bin Utbah. Ia (Al Walid) lalu berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya Amirul mukminin merahasiakan sesuatu pembicaraan untukku, padahal saya tidak pernah melihatnya menyembunyikan sesuatu darimu apa yang ia sampaikan pada ku.” Ayahnya kemudian berkata kepadanya, “Jangan engkau ceritakan pada ku hal itu, karena barangsiapa yang menyembunyikan rahasianya, maka kebaikan itu kembali padanya, dan barangsiapa yang menyebarkannya maka kebaikan itu menjauh darinya.” Saya berkata, “Wahai ayahku, tidakkah hal ini dapat merusak hubungan seseorang dengan ayahnya ?” Ia berkata, “Tidak demi Allah, wahai anakku, tapi saya lebih suka apabila engkau tidak menghinakan lisanmu dengan menceritakan sesuatu yang rahasia.” Ia (Al Walid) berkata,”Saya kemudian mendatangi Mu’awiyah dan menyampaikan hal tersebut kepadanya.” Ia pun berkata, “Wahai Walid, sesungguhnya ayahmu telah membebaskanmu dari sedikitnya kesalahan.” (Kaifa Tujawiriina Habibaka Shallalahu’alaihi wasalam Fil Jannah).

21.         Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling jelek di sisi Allah pada hari Kiamat adalah seseorang yang di tinggalkan orang lain karena menghindari kejelekannya.” (HR. Bukhari).*

22.         Rasulullah saw. bersabda, “Jika seseorang laki-laki membicarakan sesuatu sambil menoleh kekanan dan kekiri (karena kehati-hatian), maka pembicaraan tersebut adalah amanah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad).

23.         Dari Abu Hurairah ra . dari Nabi saw. beliau  bersabda, “Saling beri hadialah, nanti kamu akan saling mencintai.” (HR. Bukhari).*

24.         Rasulullah saw. bersabda, “Engkau jangan menjadi opertunis sampai engkau mengatakan, “Jika manusia berbuat baik, maka kami akan berbuat baik pula, dan jika mereka berbuat dzalim, maka kami akan mendzaliminya, akan tetapi persiapkanlah dirimu, jika manusia itu berbuat baik, berlakulah baik padanya, tetapi jika mereka berlaku jahat, maka janganlah kamu mendzaliminya.” (HR. Tirmidzi).

25.         Dari Muadz bin Jabal ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang mencela saudaranya dengan suatu dosa, ia tak akan mati sehingga ia mengerjakannya.” (HR. Tirmidzi). Dan di Hasan kannya.

26.         Dari Ibnu Masud ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Mencaci maki orang Islam itu Fasik dan membunuhnya Kufur.” (HR. Mutafaq alaih).

27.         Dari Abu Shirmah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang memadlaratkan (merugikan, menyakiti, menyusahkan) orang Islam, pasti akan di madlaratkan oleh Allah, dan siapa yang menyukarkan orang islam pasti di sukarkan orang itu oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). Hadits Hasan.

28.         Dari Abu Darda ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa yang mempertahankan kehormatan saudaranya dengan diam-diam, maka Allah akan memertahankan wajah orang itu dari Api Neraka di hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi). Di Hasan kannya.

29.         Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku. Pasti akan Ku balas si penganiaya cepat atau lambat, dan pasti akan Ku balas orang yang melihat seseorang teraniaya tetapi ia tidak menolongnya padahal ia mampu melakukannya.” (HQR. Thabrani).*

30.         Jabir dan Abu Said ra. keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Awaslah kamu dari ghibah, karena ghibah itu lebih berat dari berzina. Ditanya, “bagaimanakah ?” Jawabnya, “Sesungguhnya seorang yang berzina bila bertobat, maka Allah memberinya tobat, tetapi orang yang ghibah tidak akan di ampunkan oleh Allah, sehingga di maafkan oleh orang yang di ghibah itu.” (HR. Baihaqi, Thabrani, Abu Syasyaikh, Ibn Abid Dunya).

31.         Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Akulah Maha Pemurah dan Maha Agung untuk memberikan maaf dengan jalan menutupi (aib) Muslim dalam dunia, kemudian menelanjangi rahasianya sesudah menutupinya. Dan Aku senantiasa mengampuni hamba-hamba-Ku selama hamba-Ku meminta ampun kepada-Ku.” (HQR.Tirmidzi, Hakim).*

32.         Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang mukmin mengetahui aib saudaranya lalu ia menutupi aib saudaranya tersebut, melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Thabrani). Hadits Shahih.

33.         Dari Abu Hurairah ra. bahwa seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat, aku selalu menghubungkan tali Ar Rahim (kerabat) terhadap mereka, namun mereka memutuskannya. Aku senantiasa berbuat baik kepada mereka, namun mereka berbuat jahat terhadapku. Aku selalu mengenang mereka, tapi mereka melupakanku. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Jika demikian keadaanmu, maka engkau bagaikan membakar mereka dengan abu api yang panas, dan engkau akan senantiasa berada bersama pertolongan Allah atas mereka, selama engkau tetap menjaga hubungan tersebut.” (HR. Bukhari, Muslim).*

34.         Dari Abu Kabsyah Al Anmari ra. bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tiga perkara, aku bersumpah atas tiga perkara tersebut kepada kalian, dan aku akan mengabari kalian sebuah hadits maka hafalkanlah hadits itu, “Tidaklah akan berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan tidaklah seorang hamba dizhalimi kemudian ia bersabar terhadapnya kecuali Allah akan menambah baginya kemuliaan, serta tidaklah seorang hamba mulai meminta (kepada makhluk) melainkan Allah akan membuka pintu kefakiran baginya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi). Hadits Hasan.

35.         Dari Ibnu Umar ra. katanya, Nabi saw. bersabda, “Siapa yang mengambil sebaagian tanah orang lain tanpa hak (dengan aniaya). Maka pada hari Kiamat ia akan dikubur sampai tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari).*

36.         Nabi saw. bersabda, “Terbuka kejelekan di dunia, lebih ringan daripada terbukanya kejelekan di akhirat.” (HR. Thabrani).

37.         Dari ‘Aisyah r.ha.r.ha. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling suka bermusuhan.” (HR. Bukhari).*

38.         Dari Abu Dzar ra. ia mendengar Nabi saw. bersabda, “Seorang laki-laki yang menuduh laki-laki lain itu jahat, atau menuduhnya kafir, maka tuduhannya itu berbalik kepada dirinya, seandainya orang yang dituduhnya itu tidak seperti itu.” (HR. Bukhari).*

39.         Nabi saw. bersabda, “Andaikan ada seorang mukmin di atas sebilah bambu di tengah lautan, niscaya Allah memberikan kekuatan untuk menghadapi orang yang menyakitinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

40.         Nabi saw. bersabda, “Orang mukmin yang bercampur dengan manusia dan sabar menerima ganguan mereka, adalah lebih utama dibanding orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak sabar menerima gangguan mereka.” (HR. Bukhari, Ahmad).

41.         Nabi bersabda, “Perbuatan dengki dapat merusak iman, seperti jadam merusak madu.” (HR. Dailami).

42.         Nabi saw. bersabda, “Janganlah kamu menjulurkan kain, maka sesungguhnya menjulurkan kain termasuk kesombongan dan Allah tidak menyukainya. Jika seseorang memarahimu dan mempermalukanmu dengan sesuatu perkara yang ada padamu, maka janganlah kamu membalas mempermalukannya dengan sesuatu yang ada padanya, biarkanlah dia, maka akibat kejelekannya akan menimpa kepadanya dan pahalanya bagi kamu, dan janganlah kamu mencaci seseorang.” (HR. Ibnu Hibban).

43.         Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa meninggalkan pertengkaran, dalam keadaan ia bersalah, maka untuknya dibangunkan gedung di perkebunan surga, barangsiapa meninggalkannya dalam keadaan benar, maka untuknya dibangunkan gedung ditengah surga, dan barangsiapa meningkatkan kebagusan budi pekertinya, maka untuknya dibangunkan gedung di atas surga.” (Ibnu Hibban).

44.         Buraidah ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Membunuh seorang mu’min itu lebih besar di sisi Allah dari  pada lenyap (hancur)nya dunia semuanya.” (HR. An Nasa’i).

45.         Abu Hurairah ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Andaikan penduduk langit dan bumi semuanya bersekutu dalam menumpahkan darah (membunuh) seorang mu’min, niscaya Allah akan melemparkan kesemuanya di dalam Api Neraka.” (HR. Tirmidzi).

46.         Nabi saw. bersabda, “Siapa yang membantu untuk membunuh seorang muslim walau hanya dengan setengah kalimat niscaya ia akan menghadap pada Allah dan di antara kedua matanya tertulis, putus dari Rahmat Allah.” (HR. Ibnu majah).

47.         Abu Dzar ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Tiga macam orang yang tidak akan di lihat oleh Allah dengan pandangan Rahmat-Nya pada hari Kiamat, dan tidak akan di sucikan (dibebaskan) dari tuntutan, dan bagi mereka siksa yang amat pedih.” Keterangan ini diulang oleh Nabi saw. tiga kali. Maka aku bertanya, “Sungguh kecewa dan rugi mereka ya Rasulullah, siapakah mereka itu ?” Jawab Nabi saw. “Orang yang memakai kain di bawah mata kaki. Orang yang mengadu-adu (memfitnah). Orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim).*

48.         Nabi saw. bersabda, “Bukan dari umatku orang hasud, atau mengadu-adu atau dedukunan, dan aku bukan dari golongannya.” (HR. Thabrani).

49.         Dari Abu Darda ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Maukah engkau aku beritahu tentang suatu amalan yang lebih mulia dari derajat puasa, shalat, dan sedekah ?” Para sahabat berkata, “Ya, Wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Mendamaikan orang-orang bersaudara yang berseteru, karena rusaknya persaudaraan adalah pemutus (bencana) bagi agama seseorang.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, Tirmidzi). Hadits Shahih.

50.         Dari Sahal bin Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa melindungi orang mukmin dari orang munafik, Maka Allah akan mengutus seorang malaikat menjaga dagingnya dari api Neraka pada hari Kiamat. Dan barangsiapa melindungi seorang muslim (menahan lisan atau perbuataannya) tatkala ia bermaksud membuka aibnya, maka Allah akan menjaganya di atas jembatan Neraka Jahanam hingga ia keluar apa yang di katakannya.” (HR. Abu Dawud). Hadits Hasan.

51.         Dari Abdullah bin Umar ra. Nabi saw. bersabda, “Aniaya itu menjadi kegelapan di hari Kiamat.” (HR. Bukhari).*

52.         Abu Hurairah ra. berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Semua umatku selamat, kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (Mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu malam yang gelap, kemudian pagi harinya diceritakan pada orang lain, padahal semalaman itu Allah menutupinya, sedang pagi harinya ia membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah itu.” (HR. Bukhari, Muslim). *

53.         Sabda Nabi saw., “Berhati-hatilah kamu terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu sedusta-dusta omongan.” (HR. Bukhari).*

54.         ‘Aisyah r.ha. menerangkan, “Rasulullah saw. apabila dihadapkan pada dua pilihan, pasti memilih yang paling mudah. Sepanjang tidak mengandung dosa. Maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Rasulullah sama sekali tidak pernah membalas kejelekan orang lain karena masalah pribadi. Bila menyinggung kehormatan Allah, maka beliau pasti membalasnya, yang balasan itu dimaksudkan mencari Ridha Allah.” (HR. Bukhari, Muslim). *

55.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau berkata, “Orang yang beriman tidak akan kena sengat dua kali pada satu lobang.” (HR. Bukhari).*

56.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah menutupi (aibnya) di dunia dan akherat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah). *

57.         Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa menutupi aib saudaranya (muslim), maka Allah akan menutupi aibnya pada hari Kiamat, dan barangsiapa membuka aib saudaranya muslim, maka pasti Allah akan membuka aibnya, sehingga Allah mempermalukan dia di rumahnya karena aibnya.” (HR. Ibnu Majah).

58.         Dari Ali ra. “Barangsiapa tidak memiliki Sunnatullah, Sunnaturrasul, dan Sunnatu auliya, maka tidaklah ada sesuatu apapun ditangannya.” Sesorang bertanya, “Apakah Sunnatullah itu, ya Ali?” Ali ra. Menjawab, “Menyembunyikan rahasia.” Seseorang bertanya lagi, “Apakah Sunnatur-rasul itu, ya Ali?” Ali ra. Menjawab, “Berkeliling mengajak manusia kepada Allah.” Dikatakan lagi, “Apakah Sunnatu auliya itu, ya Ali?” Ali ra. Menjawab, “Tahan uji dari gangguan masyarakat dan mereka telah menempuh hidupnya sebelum kita. Mereka saling memberi wasiat dengan tiga perkara dan mereka berpegang teguh dengannya, yaitu, 1. Barangsiapa beramal untuk kebahagiannya di akhirat, maka Allah Swt. Memberikan kecukupan atas urusan agama dan dunianya. 2. Barangsiapa beramal dengan sebaik-baik amal pada waktu rahasia, maka Allah Swt. akan memperbaiki amalnya pada waktu terang-terangan (barangsiapa memperbaiki batinnya, maka Allah akan memperbaiki zhahirnya), dan 3. Barangsiapa memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan dirinya dengan masyarakat di sekitarnya.” (R. Ibnu hajar).


Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar