Senin, 02 Mei 2011

MEMINTA MINTA


1.             Ibnu Umar ra. berkata, bersabda Nabi saw., “Senantiasalah seseorang itu meminta-minta, sehingga nanti berhadapan dengan Allah, sedang di mukanya tiada sepotong dagingpun.” (HR. Bukhari, Muslim). *

2.             Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya meminta itu tidak halal melainkan bagi salah satu dari tiga golongan, orang yang memikul hutang (untuk mendamaikan perselisihan) maka baginya halal meminta sampai cukup untuk membayar hutangnya, setelah itu ia harus berhenti meminta. Juga untuk orang yang tertimpa musibah yang sampai mengakibatkan hartanya musnah, maka baginya halal meminta sampai cukup untuk keperluan hidupnya , juga untuk seseorang yang di timpa kemiskinan sehingga tiga orang dari kaumnya menyatakan bahwa si fulan telah di timpa kemiskinan, maka baginya halal meminta sampai cukup kebutuhan hidupnya. Meminta, selain dari itu, wahai Qabishah, adalah perbuatan haram dan memakannya berarti memakan harta haram.” (HR. Muslim).* -Dalam hadits yang lain- “Seorang laki-laki yang menanggung beban yang berat, maka halal bagi dirinya meminta sehingga dia dapat mengatasinya kemudian sesudah itu dia berhenti.” (HR. Muslim, Abu dawud, Nasa’i). *

3.             Dari Umar ra. Ia berkata, “Adalah Rasulullah saw. memberi kepadaku bagian dari sedekah, maka aku berkata, “Ya Rasulullah, berikan kepada orang yang lebih berhajat dari padaku.” Jawab Nabi saw., “Terimalah, jika datang harta ini kepadamu, sedang kau tidak mengharap-harapkan dan tidak meminta. Maka terimalah, kemudian terserah kepadamu akan kau makan atau kau sedekahkan lagi. Dan yang tidak datang kepadamu, maka janganlah engkau angan-angankan.” (HR. Bukhari, Muslim). *

4.             Thabrani meriwayatkan, “Akan terkutuk siapa yang minta dengan menyebut dzat Allah (Biwajhillah), atau dimintai biwajhilah, lalu menolak peminta itu, selama tidak minta dengan cara yang keji”. (R. Thabrani).

5.             Ahmad meriwayatkan, “Sukakah saya beritakan padamu sejahat-jahat manusia?” Jawab mereka, “Baiklah ya Rasulullah” Bersabda Nabi saw., “Yaitu yang minta dengan Wajhillah kemudian tidak diberi.” (HR. Ahmad).

6.             Nabi saw. bersabda, “Sukakah saya beritakan padamu tentang Alkhidhir ?” Jawab mereka, “Baiklah ya Rasulullah” Bersabda Nabi saw., “Pada suatu hari ketika Khidhir berjalan di pasar, dilihat oleh seorang budak mukatab, lalu berkata, ‘Bersedekalah padaku semoga Allah memberkahi kamu’ Jawab Khidhir, ‘Aku percaya bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, saya tidak mempunyai sesuatu untuk aku berikan padamu’ Lalu si miskin itu berkata, “Aku minta padamu Biwahjillah, bersedekahlah padaku, karena saya melihat wajahmu yang baik, maka aku mengharap berkat padamu?’ Jawab Khidhir, ‘Aku beriman pada Allah, saya tidak mempunyai sesuatu apapun yang dapat aku berikan padamu, kecuali jika anda suka menjual diriku sebagai hamba’ Orang miskin bertanya, ‘Apakah boleh itu?’ Jawab Khidhir, ‘Anda telah minta padaku dengan menyebut nama Allah yang Agung, dan aku tidak dapat mengecewakan anda demi wajah Tuhanku, juallah aku’. Maka dibawanya kepasar dan dijual dengan empat ratus dirham. Maka tinggallah Khidhir ditempat pembelinya itu beberapa lama tidak disuruh apa-apa, lalu ia berkata, ‘Anda membeliku untuk pelayan, maka suruhlah aku bekerja apa-apa?’ Jawab majikannya, ‘Saya kuatir memberatkan padamu, anda sudah tua dan lemah’ Jawab Khidhir, ‘Tiada sesuatu yang berat padaku’ Lalu majikannya berkata, ‘Pindahlah batu-batu itu’. Dan biasanya tidak dapat memindahkan batu itu semua dalam masa sehari kecuali enam orang, tiba-tiba ketika majikan itu keluar untuk suatu keperluan, tiba-tiba kembali sudah selesai semua batu itu dipindahkan. Majikan berkata, ‘Baik sekali pekerjaanmu anda mempunyai kekuatan yang tidak aku sangka-sangka. Kemudian pada suatu masa ia akan pergi jauh, lalu ia memanggil Khidhir, ‘saya percayakan padamu, maka jagalah keluargaku dengan baik’ Khidhir berkata, ‘Suruhlah aku mengerjakan sesuatu’ Jawab majikan, ‘Saya kuatir memberatkan padamu’ Jawab Khidir ‘Tiada sesuatu yang memberatkan aku’ Jika demikian maka buatkan batu merah untuk membangun rumahku hingga aku kembali’. Kemudian ketika majikannya kembali ia melihat rumah sudah dibangun. Lalu majikan itu bertanya, ‘Aku Tanya padamu Biwajhillah apakah halmu ini, dan apakah sebab kamu sedemikian ini?’ Jawab Khidhir, ‘Anda telah Tanya padaku Biwajhillah, dan karena Biwajhillah itulah yang menjadikan aku budak, sebenarnya aku Khidhir yang sering anda mendengar namanya, pada suatu hari ada seorang miskin minta sedekah Biwajhillah kepadaku, dan telah saya katakan saya tidak mempunyai sesuatu yang akan saya berikan padanya, tetapi ia minta Biwajhillah, maka saya serahkan padanya diriku, lalu ia menjual diriku, dan kini saya beritakan padamu, bahwa siapa yang dimintai Biwajhillah lalu menolak orang yang diminta, padahal ia dapat memberinya, akan menghadap pada hari Kiamat dengan tanpa daging dan mengikis-mengikis napasnya.’  Jawab majikannya, ‘Aku beriman pada Allah dan aku telah menyusahkan padamu ya Nabiyallah andaikan aku mengetahui tentu tidak sampai terjadi itu’ Jawab Khidhir, ‘Tidak apa anda orang baik’ Lalu majikannya berkata, ‘Ya Nabiyallah silakan atur rumah dan keluargaku sesukamu, atau jika anda minta merdeka aku merdekakan’ Jawab khidhir, ‘Aku suka merdeka untuk bebas ibadat pada Tuhanku’. Maka dimerdekakan. Maka Khidhir berdo’a, ‘Alhamdulillah alladzi autsaqani filubudiyati, tsumma najjani minha (Segala puji bagi Allah yang mengikat aku dalam perhambaan, kemudian menyelamatkan aku dari padanya. Ya Allah semoga menjadikan kami dari golongan orang yang berbudi baik dan membantu saudara-saudara yang mencapai sorga. Amiin).” (HR. Thabrani).

7.             Nabi saw. bersabda, “Tiada seseorang yang membuka pintu permintaan untuk dirinya sendiri di mana ia meminta sesuatu kepada manusia, melainkan Allah membukakan pintu kefakiran buatnya, karena perbuatan menahan diri dari meminta itu lebih bagus.” (HR. Ibnu Jarir).

8.             Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa membuka permintaan, maka Allah akan membuka pintu kefakiran baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang membuka pintu pemberian karena mencari ridha Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya kebaikan di dunia dan di akhirat.” (HR. Ibnu Jarir).

9.             Nabi saw. bersabda, “Tiada seorang yang membuka pintu pemberian, baik sedekah atau relasi, melainkan Allah akan menambahnya lebih banyak lagi, dan tiada seseorang yang membuka pintu permintaan agar ia memperoleh lebih banyak lagi, melainkan Allah akan memperbesar kekurangannya.” (HR. Baihaqi).

10.         ‘Aisyah r.ha.r.ha. berkata, Nabi saw. bersabda, “Hai ‘Aisyah r.ha.siapa yang memberi padamu tanpa permintaan, maka terimalah, sebab itu rizki yang di berikaan Allah padamu.” (HR. Bukhari, Muslim). *

11.         Nabi saw. bersabda, “Siapa yang diberi sesuatu, lalu berkata pada yang memberi Jazaka Allahu khaira (Semoga Allah membalas padamu kebaikan), maka sungguh telah memuji sepuasnya.” (HR. Tirmidzi).

12.         Nabi saw. bersabda, “Siapa yang berani sanggup (janji) pada ku tidak akan minta apa pun pada orang-orang maka aku jamin untuknya sorga.” (HR. Abu Dawud, Al Hakim).

13.         Abu Dzar ra. berkata Nabi saw. bersabda, “Jangan minta suatu apapun kepada sesama manusia, meskipun pecutmu jika jatuh, sehingga anda sendiri yang turun untuk mengambilnya.” (HR. Ahmad).

14.         Dari Abu Kabsyah Al Anmaari ra. bahwa dia telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tiga macam, aku bersumpah akan ketiga macam tersebut -dan aku mengabarkan kepada kalian sebuah hadits, maka hafalkanlah-, tidak akan berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan tidak seorang hambapun terzhalimi kemudian ia bersabar atasnya melainkan Allah akan menambah kemuliaan baginya dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kepada makhluk melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi). Hadits Shahih.

15.         Dari Abu Dzar ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadaku, “Wahai Abu Dzar, apakah kamu kira kaya itu adalah banyaknya harta seseorang?” Aku berkata, “Ya , wahai Rasulullah.” Beliau berkata lagi, “Apa kamu kira bahwa sedikitnya harta adalah lambang dari kemiskinan?” Aku berkata, “Ya, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bersabda, “Hanyalah yang dimaksud dengan miskin adalah miskin hati. -jiwa- (HR. Ibnu Hibban).

16.         Dari Abu Said Al Khudri ra. Beberapa lelaki dari kaum Anshar datang meminta kepada Rasulullah saw. maka beliau memberi mereka. Kemudian mereka meminta lagi, maka beliau memberi mereka. Kemudian mereka meminta lagi dan beliau memberikan permintaannya, hingga habislah apa yang beliau miliki kemudian beliau bersabda, “Tidak satupun dari milikku yang kusembunyikan dari kalian. Barangsiapa menjaga harga dirinya, niscaya Allah akan menjaganya. Barangsiapa merasa cukup, niscaya Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa berupaya sabar, niscaya Allah tidak memberikan seorang pun dengan suatu pemberian yang lebih baik daripada sabar.” (HR. Bukhari, Muslim). *

17.         Dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, kepadanya, “Inginkah engkau berbaiat (bersumpah) dan bagimu surga (jika engkau menepatinya)?” Aku berkata, “Ya” dan aku membentangkan kedua tanganku. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Tetapi hal itu bersyarat, yaitu, Janganlah sekalipun engkau meminta sesuatu kepada manusia.” Aku berkata, “Ya, aku setuju.” Beliau bersabda, “Demikian pula ketika cambukmu jatuh, turun dan ambillah sendiri.” (HR. Ahmad). Hadits Hasan.

18.         Dari Hamid al Lafat, ia berkata, “Kami mencari empat perkara di dalam empat perkara dan kami melangkah menuju jalan-jalannya, namun kami menemukannya di emat perkara, 1. Kami mencari kekayaan di dalam harta, tetapi kami menemukannya di dalam qana’ah (menerima apa adanya). 2. Kami mencari istirahat di dalam kebendaan, namun kami menemukannya di dalam harta yang sedikit. 3. Kami mencari kelezatan di dalam kenikmatan, tetapi kami menemukannya di dalam badan yang sehat. 4. Kami mencari rezeki di bumi, namun kami menemukannya di langit.”  (R. Ibnu Hajar).

19.         Dari Abu Sa’id ra. katanya, “Beberapa orang kaum Anshar meminta (sesuatu) kepada Rasulullah saw. lalu diberi oleh beliau. Kemudian mereka minta lagi, terus diberi oleh beliau, diminta lagi, diberi lagi sehingga habislah apa yang ada pada Rasulullah. Sabda beliau, “Tidak ada lagi padaku dan tidak ada pula yang kusimpan. (ingatlah) siapa yang ingin terpelihara dari minta-minta, Allah akan memeliharanya, siapa merasa cukup, Allah akan mencukupkannya, dan siapa yang berhati sabar, Allah akan memberi kesabaran, tiada satu juga pemberian Allah yang diberikan-Nya kepada seseorang yang lebih baik dan lebih lapang dari pada sabar.” (HR. Bukhari).*

20.         Dari Umar ra. katanya, “Rasulullah saw. pernah memberiku suatu pemberian, lalu kataku, berikanlah kepada orang yang lebih membutuhkan daripada saya.” Sabda Beliau, “Ambillah! Jika kamu diberi suatu pemberian seperti ini, tanpa engkau merasa loba dan tidak pula memintnya, maka ambillah! Kalau engkau tidak diberi, janganlah engkau merasa kecewa karenanya!” (HR. Bukhari).*

21.         Dari Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah saw. bersabda, “Bukanlah bernama miskin, orang yang pergi berkeliling ke sana ke mari meminta-minta kepada orang banyak, lalu diberi mereka satu-dua suap atau satu-dua kurma. Tetapi yang bernama miskin itu ialah, orang yang tidak memperoleh kekayaan yang mencukupi bagi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tidak pula ada orang yang mengerti keadaannya, lalu memberi sedekah, dan tidak pula pergi meminta-minta kepada orang banyak.” (HR. Bukhari).*

22.         Anas ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Bukan orang yang baik di antara kamu, orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat, atau meninggalkan akherat karena mengejar dunia, sehingga dapat mencapai keduanya, karena dunia bekal untuk akherat, dan kamu jangan menyandarkan diri pada belas kasih orang.” (HR. Ibnu Asakir).


Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar