Senin, 02 Mei 2011

CINTA KARENA ALLAH


1.        Dari Anas bin Malik ra. berkata, bersabda Nabi saw. “Tiga perkara apabila terdapat pada diri seorang, ia akan menjumpai kelezatan iman, Siapa yang cintanya kepada Allah dan Rasulnya, lebih dari cintanya kepada yang lain. Dan siapa yang cintanya kepada orang lain hanya karena Allah, bukan karena suatu maksud duniawi. Dan dia benci akan kembali kepada kekafiran setelah ia memeluk agama Islam sebagaimana bencinya akan dilemparkan kedalam Api.” 
(HR. Muslim).*

2.        Nabi saw. bersabda, “Seseorang hamba tidak merasakan kejernihan iman, sehingga ia mencintai seseorang karena Allah dan membenci seseorang karena Allah, dan jika ia telah mencintai seseorang karena Allah dan membenci karena Allah. Maka ia berhak mendapat pembelaan karena Allah.” 
(HR. Ahmad, Thabrani).

3.        Dari Ibnu Abas ra. ia berkata, “Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, membela seseorang karena Allah, dan memusuhi seseorang karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah hanya bisa diperoleh dengan hal tersebut. Seorang hamba tidak akan menemukan rasa nikmatnya iman sekalipun banyak shalat dan puasa, sehingga ia bersikap demikian. Persahabatan diantara manusia pada umumnya di dasarkan atas kepentingan dunia, namun hal itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka.” 
(HR. Ibnu Jarir).

4.        Dari Abdullah bin Mas’ud ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang termasuk bagian dari iman adalah jika seseorang mencintai saudaranya, dan tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah dan bukan karena harta yang diberikan kepadanya saudaranya, demikianlah yang namanya iman.” 
(HR. Thabrani). Hadits Hasan.

5.        Dari Anas ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah melainkan yang paling dicintai oleh Allah di antara keduanya adalah yang paling besar kecintaannya kepada saudaranya.”
(HR. Thabrani, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Al Hakim). Hadits Shahih.

6.        Umar bin Khaththab ra. mengisahkan, “Saya berjalan bersama Nabi saw. dengan diiringi oleh sebagian sahabat, kemudian Rasulullah saw. berjalan menggandengku.” Umar pun berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu!” Maka Nabi saw. pun berkata, “Melebihi cintamu kepada orang tua mu, wahai Umar ?” Umar pun menjawab, “Ya”, Nabi saw. bertanya kembali, “Melebihi cintamu kepada hartamu, wahai Umar.” Saya menjawab, “Ya”. Beliau meneruskannya, “Melebihi dirimu wahai Umar.” Saya menjawab, “Tidak”. Seketika Nabi berkata, “Tidak, wahai Umar. Tidak sempurna imanmu sampai engkau mencintaiku melebihi dirimu sendiri.” Umar berkata, “Maka akupun keluar sambil berpikir. Kemudian dengan semangat, aku kembali menyaringkan suara sambil mengulang kalimat tadi, “Demi Allah, wahai Rasulullah, sungguh aku mencintaimu melebihi diriku sendiri.” Maka Nabi saw. berkata, “Sekarang, wahai Umar, sekarang wahai Umar.”

7.        Beberapa hari Nabi saw. tidak terlihat oleh pembantunya yang bernama Tsauban. Ketika Nabi saw. datang, Tsauban berkata, “Saya rindu kepadamu wahai Rasulullah.” Kemudian ia menangis. Nabi saw. berkata, “Apakah hanya ini engkau menangis?” Tsauban berkata, “Tidak wahai Rasulullah, akan tetapi saya teringat tempat engkau di surga sedangkan aku membayangkan tempatku amatlah mengerikan.” Maka Nabi saw. bersabda, “Wahai Tsauban, orang itu akan di kumpulkan bersama orang yang di cintainya.”

8.        Dari Abu Dzar ral dia berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seorang lelaki yang mencintai suatu kaum tetapi ia tidak mampu beramal seperti amalan mereka?” Rasulullah saw. bersabda, “Ya Abu Dzar, engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Abu Dzar berkata, “Kalau begitu, maka aku cinta Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh engkau wahai Abu Dzar akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Perawi berkata, “Maka Rasulullah saw. mengulangi ucapan beliau itu.” 
(HR. Abu Dawud). Hadits Shahih.

9.        Hadits lain, “Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah Azza wa Jalla.” 
(HR. Thabrani).

10.    Anas ra. berkata, “Aku menyaksikan para sahabat Rasulullah gembira terhadap sesuatu yang tidak aku saksikan mereka gembira seperti kegembiraan mereka pada saat itu, yaitu tatkala seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana pendaptmu tentang seseorang yang mencintai saudaranya karena amalannya, namun ia tidak mampu melakukan amalannya itu?” Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang ia cintai.” 
(HR. Tirmidzi). Hadits Shahih.

11.         Dari Anas ra. seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah saw. “Kapankah hari Kiamat itu tiba ?” Rasulullah saw. bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Laki-laki itu berkata, “Aku tidak menyiapkan amalan yang banyak melainkan aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Mendengar perkataan lelaki itu, Rasulullah saw. bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Maka tiadalah sesuatu yang menggembirakan kami sebagaimana kegembiraan kami dengan sabda beliau, “Engkau bersama dengan orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Maka aku cinta kepada Nabi saw., Abu Bakar, dan Umar, dan aku berharap akan bersama mereka dengan kecintaanku kepada mereka.” 
(HR. Bukhari, Muslim).*

12.         Dari Syrahbil bin As-Samth, bahwasannya dia berkata kepada Amru bin Abasah, “Maukah engkau mengabarkan sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw.?” Dia berkata, “Ya. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman, “Sungguh telah wajiblah kecintaan-Ku terhadap orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, sungguh telah wajiblah kecintaan-Ku terhadap orang-orang yang saling mengunjungi karena-Ku, sungguh telah wajiblah kecintaan-Ku terhadap orang-orang yang saling memberi pertolongan karena-Ku, dan sungguh telah wajiblah kecintaan-Ku terhadap orang-orang yang saling berteman karena-Ku.” 
(HR. Ahmad, Thabrani, Al Hakim). Hadits Shahih.

13.         Dari Abu Muslim, ia berkata, “Aku berkata kepada Muadz, “Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu, bukan karena harta yang hendak aku raih dan bukan pula karena hubungan kekerabatan.” Muadz berkata, “Kalau begitu, karena apa engkau mencintaiku?” Aku berkata, “Karena Allah.” Abu Muslim berkata, “Maka Muadz pun menarik tepi bajuku dan berkata, “Bergembiralah jika benar perkataanmu itu, karena aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang yang saling mencintai karena Allah kelak akan berada di dalam naungan Arsy pada hari di mana tiada lagi perlindungan kecuali naungan-Nya, para Nabi dan para syuhada juga ingin menempati tempat tersebut.” Abu Muslim berkata, “Tatkala aku berjumpa dengan Ubadah bin Ash-Shamit, maka dia berkata aku pun mengabarinya hadits Muadz tersebut, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda dari Rabb-Nya, “Telah wajiblah kecintaan-Ku atas orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, telah wajib kecintaan-Ku atas orang-orang yang saling menasihati karena-Ku, telah wajib kecintaan-Ku atas orang-orang yang saling menolong karena-Ku, mereka akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, para Nabi, para Syuhada, dan orang-orang yang benar juga ingin menempati tempat tersebut.” 
(HR. Ibnu Hibban, Tirmidzi). Hadits Shahih.

14.         Hatim Al-Asham ra. dia berkata, “Barangsiapa mengaku empat perkara tanpa empat bukti, maka pengakuan itu dusta, barangsiapa mengaku cinta kepada Allah tapi tidak meninggalkan larangan-larangan Allah, maka pengakuannya itu dusta, barangsiapa mengaku cinta kepada Nabi tapi benci kepada orang-orang fakir miskin, maka pengakuannya itu dusta, barangsiapa mengaku cinta surga tapi tidak mau bersedekah, maka pengakuannya itu dusta, dan barangsiapa mengaku takut Neraka tapi tidak meninggalkan dosa-dosa, maka pengakuannya itu dusta.” 
(Ibnu Hajar).


Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar