Senin, 02 Mei 2011

DOSA



1.             Rasulullah saw. bersabda, “Rahmat itu tidak akan dicabut kecuali dari orang yang melakukan dosa-dosa.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad).

2.             Rasulullah saw. bersabda, “Kafarat dosa adalah menyesali.” 
(HR. Ahmad, Thabrani).

3.             Nabi saw. bersabda, “Keuntungan besar bagi orang yang dapat mengendalikan lisannya, merasa cukup luas berada di rumah sendiri, dan menangis karena menyesali kesalahan perbuatannya.” 
(HR. Thabrani).

4.             Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw. lalu bertanya, “Ya Rasulullah, salah seorang dari kami berdosa.” Berkata Rasulullah, “Dituliskan dosanya.” Berkata orang itu, “Lalu orang yang berdosa itu minta ampun atas dosa itu dan bertobat.” Berkata Rasulullah, “Allah ampuni dosanya dan diberi tobat,” Berkata orang itu, “Lalu orang itu kembali berbuat dosa.” Berkata Rasulullah, “Di tuliskan dosanya.” Berkata orang itu, “Lalu orang berdosa itu kembali minta ampun dan bertobat dan tobat atas dosanya itu.” Berkata Rasulullah, “Allah ampuni dan beri tobat baginya, dan tidaklah Allah bosan memberi ampunan dan tobat selama orang itu tidak bosan minta ampun dan tobat.” 
(HR. Thabrani).

5.             Rasulullah saw. bersabda, “Dosa yang besar disisi Allah ialah yang di anggap remeh (kecil) oleh manusia, dan dosa yang sangat kecil di sisi Allah yalah yang dianggap berat oleh manusia.” 
(HR. Abu Laits).

6.             Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila telah berbuat suatu dosa, maka diukirkan setitik noda hitam di dalam hatinya, apabila dia menghentikannya dan beristigfar serta bertobat, maka hatinya jernih. Tetapi apabila dia kembali pada dosa, maka ditambah noda hitam di dalam hatinya, hingga noda-noda hitam itu menentukan hatinya dan noda-noda itulah yang oleh Allah dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, An Nasa’i, Ibnu Hibban, Al Hakim).*

7.             Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja dari orang muslim yang melakukan satu dosa. Malaikat yang bertugas mencatat dosa-dosanya di stop menuliskan dosa itu selama tiga jam lamanya, bila orang muslim itu minta ampun, atas dosa tersebut di dalam waktu tiga jam itu, maka dosa tersebut tidak akan di tuliskan lagi, dan karenanya dia bebas dari adzab di hari Kiamat nanti atas dosanya itu.” 
(HR. An Nasa’i).

8.             Rasulullah saw. bersabda, “Sebagian dosa-dosa ialah dosa-dosa yang tidak bisa di tutup kecuali dengan duka cita.” 
(HR. Abu Nua’im).

9.             Dari Anas ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Setiap bani Adam itu banyak bersalah, dan sebaik-baiknya yang banyak bersalah itu ialah yang banyak bertaubat.” 
(HR. Tirmidzi, Ibnu majjah). Dan sanadnya kuat.

10.         Dari Abu Hurairah ra. katanya, saya dengar Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah! saya meminta ampun dan bertobat kepada Allah, dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.”
(HR. Bukhari).*

11.         Nabi saw. bersabda, “Orang yang bertobat dari dosa, seperti orang yang tidak mempunyai dosa.”
(HR Baihaqi).

12.         Dari Ja’far bin Sulaiman dari Tsabit dari Anas ra. bahwa Nabi saw. pernah menjenguk seorang pemuda yang hampir dijemput oleh maut. Beliau berkata kepada pemuda itu, “Bagaimana perasaanmu?” Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah, aku mengharap Rahmat Allah dan sesungguhnya aku takut dengan dosa-dosaku.” Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan berkumpul dua hal tersebut (pengharapan dan rasa takut) dalam hati seorang hamba pada keadaan seperti ini melainkan Allah akan mengabulkan pengharapannya dan melindungi dia dari apa yang ia takutkan.” 
(HR. Ibnu Majah, Tirmidzi). Hadits Hasan.

13.         Dari Anas ra. katanya, Rasulullah saw. bersabda, “Allah lebih gembira dengan tobat salah seorang hamba-Nya dari pada kegembiraan seseorang kamu karena menemukan untanya kembali setelah tadinya hilang di tengah padang pasir yang luas.” 
(HR. Bukhari).*

14.         Dari Anas ra. dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau terus berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan terus mengampunimu, betapapun dosamu. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu banyaknya sejauh mata memandang kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni dosa-dosamu. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan membawa dosa-dosa sepenuh bumi tetapi engkau tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan pengampunan sebanyak itu.” 
(HQR. Tirmidzi).*

15.         Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, jikalau kamu bersalah, sekalipun kesalahanmu itu memenuhi ruang antara langit dan bumi, kemudian minta ampun kepada Allah, sungguh Allah akan memberi ampunan bagi mu, dan demi Tuhan yang jiwa Muhammad saw. di tangan Nya, sekiranya kamu tidak bersalah, lalu ada satu kaum yang melakukan kesalahan, lalu mereka minta ampun kepada Allah, maka Allah akan mengampuni pula akan dosa-dosa mereka.”
(HR. Ahmad).

16.         Dalam Hadits Qudsi Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa yang mengetahui sesungguhnya Akulah yang mempunyai kekuasaan untuk mengampuni segala dosa, niscaya dia Ku ampuni dan Aku tidak peduli (walaupun ia banyak dosanya dengan Aku.” 
(HQR. Hakim, Thabrani, Al Kabir).*

17.         Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Tidak pernah Aku murka kepada seseorang seperti murka-Ku kepada hamba yang telah melakukan ma’siat yang dipandang oleh dirinya sendiri sebagai dosa besar, dan berputus asa dari ampunan-Ku. Sekiranya Aku menyegerakan hukuman itu terhadap orang-orang yang berputus asa dari Rahmat-Ku. Dan sekiranya Aku belum memberi Rahmat kepada hamba-hamba-Ku, melainkan karena takutnya mereka berdiri di hadapan-Ku, sudah barang tentu Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka dan Aku jadikan pahala mereka itu di antaranya ialah rasa aman di kala semestinya mereka merasa ketakutan.” 
(HQR. Rafi’i).*

18.         Nabi saw. bersabda, “Gejala terjadinya kecelakaan ada empat: Melupakan dosa-dosa yang telah lewat, padahal semua itu tercatat di sisi Allah, bernostalgia dengan kebajikan-kebajikan yang telah lewat, padahal ia tidak mengatahui, apakah kebajikan tersebut diterima atau ditolak, memandang orang yang lebih tinggi dalam bidang duniawi dan memandang orang yang lebih rendah dalam bidang keagamaan, dalam hal ini Allah berfirman, “Aku hendak menolongnya, tapi dia tidak berkeinginan kepada-Ku, maka aku urungkan.” Sedang gejala terjadinya kebahagiaan juga ada empat, Merenungi dosa-dosa yang telah lewat, melupakan kebajikan-kebajikan yang telah lewat, memandang orang yang lebih tinggi kualitas agamanya dan memandang orang yang lebih rendah tingkat keduniaannya.” 
(Ibnu Hajar).


Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar