Senin, 02 Mei 2011

P E M I M P I N


1.             Abu Dzar pernah meminta kepada Nabi saw. untuk diberi suatu jabatan, maka oleh Nabi ditepuknya pundak Abu Dzar sambil beliau bersabda, “Hai Abu Dzar! Engkau lemah, kekuasaan adalah suatu amanat dan kelak di hari kiamat akan menyusahkan dan menyesalkan, kecuali orang yang dapat menguasainya karena haknya dan melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.” (HR. Muslim).*

2.             Abu sa’id bin Samurah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, kepadaku, “Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan, karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu.” (HR. Bukhari, Muslim).

3.             Abu Musa al-Asy’ari ra. berkata, aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw. maka salah seorang dari sepupuku itu berkata, “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu.” Yang kedua juga berkata demikian. Maka jawab Rasulullah saw., “Demi Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu.” (HR. Bukhari, Muslim). *

4.             Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwa Nabi saw. berkata kepada Ka’ab bin Ujrah, “Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan yang zhalim.” Ka’ab berkata, “Apakah yang dimaksud dengan pemerintahan yang zhalim ?” Rasulullah saw. bersabda, “Para pemimpin yang ada setelahku, mereka tidak mengambil petunjuk dari tuntunanku. Jadi barangsiapa percaya terhadap kebohongan mereka dan menolong mereka terhadap kezhaliman yang mereka perbuat, maka mereka bukan termasuk golongaku dan aku berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka tidak akan minum dari telagaku di surga. Namun barangsiapa tidak mempercayai kebohongan mereka dan tidak menolong mereka terhadap kezhalimannya, maka mereka akan minum dari telagaku. Ya Ka’ab bin Ujrah, puasa itu adalah perisai, sedekah adalah penghapus dosa, dan shalat adalah Qurban (yang mendekatkan seseorang kepada Allah) atau beliau bersabda, Petunjuk. Ya Ka’ab bin Ujrah, manusia terdiri dari dua golongan, satu golongan pergi di pagi hari, ia menjual dirinya dan membebaskannya, dan satu golongan lagi, ia beli dirinya dan menghancurkannya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar). Hadits Shahih.

5.             Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Barqani dalam Shahihnya dengan tambahan, “Yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah para pemimpin yang menyesatkan dan apabila pertumpahan darah telah menimpa umatku, maka tidak akan berakhir sampai hari Kiamat. Kiamat tidak akan  terjadi sebelum ada suatu kaum dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan beberapa kelompok dari umatku menyembah berhala. Sesungguhnya akan ada diantara umatku tiga puluh pendusta yang semuanya mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lagi sesudah ku, (Sungguhpun demikian) akan tetap ada dari umatku segolongan yang tegak membela kebenaran (Al Haq) dan mendapat pertolongan (dari Allah), mereka tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang menghinakan mereka sampai datang keputusan Allah Tabaraka wa Ta’ala.” (HR. Al Barqani).

6.             Dari seorang sahabat Anshar dari suku Nu’man bin Basyir bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang kelak sesudahku penguasa-penguasa (umara’) yang berkata dusta dan bersikap zalim, maka barangsiapa mempercayai kata-kata dusta mereka dan menyekutukan perbuatan zalim mereka, dia bukanlah termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya, dan barangsiapa tidak mempercayai dusta mereka dan tidak menyekutu perbuatan zalim mereka, maka ia adalah tergolong dalam golongan ku dan aku dalam golongannya. Dan sesungguhnya “Subhannallah, Alhamdulillah, Lailahaillallah dan Allahu Akbar itulah yang disebut “Albaqiatusshalihaat” ”.

7.             Abu Hurairah ra. mengatakan, Bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Kelak umatku akan dilanda penyakit umat-umat terdahulu. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu penyakit umat-umat terdahulu?” Beliau menjawab, “Kufur terhadap nikmat, penyalahgunaan karunia, bermegah-megahan dengan harta benda, berlomba-lomba menumpuk dunia (kekayaan), saling membenci dan saling mendengki hingga ke batas tindakkan semena-mena.” (HR. Al Hakim).

8.             Seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw., “Wahai Rasulullah, kapan Kiamat itu?” Maka Nabi saw. bersabda, “Jika amanah telah hilang maka tunggulah tibanya Kiamat!” kemudian lelaki itu bertanya, “Bagaimanakah hilangnya ?” Nabi saw. melanjutkan sabdanya. “Jika suatu perkara itu diserahkan kepada selain (yang bukan) Ahlinya, maka tunggulah tibanya Kiamat.” (HR. Bukhari).*

9.             Dari Abu hurairah ra. ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw., “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh muslihat, dimana akan dibenarkan padanya orang yang dusta, dan akan didustakan orang yang benar. Akan dipercaya orang yang berkhianat, dan akan dituduh berkhianat orang yang terpecaya. Serta akan bertutur padanya Ruwaibidhah. Maka ada yang menanyakan, “Apa itu Ruwaibidhah ?” Di jawab, “Yaitu, orang yang bodoh dan hina ditugaskan menangani kepentingan umum.” (HR. Ibnu Majah). Di Shahih kan oleh Al Hakim dan Adz Dzahabi.

10.         Dari Abu Bakar ra. “Barangsiapa yang diamanati kaum muslimin untuk memegang kekuasaan, lalu dia mengangkat seseorang dalam posisi tertentu berdasarkan seleranya, maka laknat Allah akan menimpanya dan Allah tidak akan menerima apa yang dia lakukan hingga dia masuk Neraka Jahannam. Dan barangsiapa yang memberikan kebebasan kepada batas-batas Allah dengan cara yang tidak benar, maka dia telah melanggar batas-batas Allah, dan baginya laknat Allah.” (HR. Ahmad).

11.         Rasulullah saw. bersabda, “Celakalah Amir, celakalah kepala dan celakalah kasir. Sungguh ada beberapa kaum yang menginginkan kulit-kulitnya itu bergantung di bintang yang tinggi, kemudian mereka akan diulurkan antara langit dan bumi, karena kesungguhannya mereka itu tidak pernah menguasai suatu pekerjaan.” (HR. Ibnu Hibban, Hakim).

12.         Ali ra. pernah berkata kepada Amirul mukminin Umar bin Khaththab, “Wahai Amirul mukminin, jika engkau hidup sederhana, maka merekapun akan demikian, namun jika engkau hidup bermewah-mewahan, maka merekapun akan melakukan hal yang serupa.”

13.         Al Muthi lillah, Abu-Qosim, “Dia meminta kepada khalifah agar berlaku sama terhadap dua orang yang berpekara saat keduannya berada di hadapannya, baik dalam tindakkan maupun ucapannya dan hendaknya dia memperlakukan setiap pihak dengan cara yang adil dan tidak memihak, sehingga yang lemah merasa terlindungi hak-haknya, dan orang-orang yang kuat merasa putus asa untuk berbuat dzalim.”

14.         Orang-orang bijak sekitar al-Amien menasehatinya. Khuzaimah bin Hazim mengatakan, “Wahai Amirul mukminin, seseorang yang melakukan kebohongan kepadamu tidak akan pernah memberimu nasehat dengan cara yang jujur, dan orang yang menyatakan tentang kebenaranmu tidak akan pernah menipumu. Janganlah kau coba-coba mecopot orang-orang penting, karena bisa saja mereka akan balik mencopot mu, jangan pula kau menggiring mereka untuk mengingkari janji, sehingga mereka akan mengingkari baiat yang pernah mereka berikan kepada mu, karena orang yang ingkar janji akan di hinakan dan orang mengingkari kesepakatan akan di lecehkan.

15.         Dari Abu Bakar ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Tidak akan berbahagia suatu kaum yang menyerahkan pimpinannya kepada wanita.” (HR. Bukhari, Nasa’i). *

16.         Dari Abdullah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Seorang Muslim perlu mendengarkan dan mematuhi perintah, yang disukainya dan yang tidak disukainya, selama tidak di suruh mengerjakan maksiat. Tetapi apabila dia disuruh mengerjakan kejahatan, tidak boleh didengar dan tidak boleh dipatuhi.” (HR. Bukhari).*

17.         Dari Ali ra. katanya, “Nabi saw. mengirim satu pasukan tentara dan diangkat menjadi kepalanya (komandan) seorang laki-laki dari kaum Ansar. Nabi memerintahkan kepada mereka supaya mematuhi perintah pemimpinnya. (pada suatu kali) komandan itu marah kepada mereka dan mengatakan, “Bukankah Nabi saw. telah menyuruh kamu mematuhi perintah saya?” Mereka menjawab, “Ya!” katanya lagi, “Saya ingin setelah kamu mengumpulkan kayu api dan menyalakan api. Kamu masuk ke dalam api itu.” Lalu mereka mengumpulkan kayu api dan menyalakan api. Setelah mereka hendak masuk ke dalam api, satu sama lain berpandang-pandangan. Sebagiannya mengatakan, “Kita mengikuti Nabi saw. supaya terhindar dari Api. Mengapa kita sekarang masuk ke dalam Api?” dalam keadaan demikian, api tadi mulai padam dan marah komandan pasukan itu telah tenang. Kemudian hal itu diceritakan orang kepada Nabi saw. Beliau berkata, “Kalau mereka masuk ke dalam Api itu, niscaya tidak akan keluar buat selamanya. Kepatuhan itu hanya dalam mengerjakan perbuatan baik.” (HR. Bukhari).*

18.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya kamu sangat mengharapkan jabatan pemerintahan, tetapi di hari Kiamat hal itu menjadi penyesalan. Amat baik perempuan yang menyusukan anaknya dan amat buruk perempuan yang berhenti menyusukan.” (HR. Bukhari).*

19.         Dari Abu Musa ra. katanya, saya bersama dua orang kaum saya datang kepada Nabi saw. yang seorang mengatakan, “Angkatlah kamu untuk jabatan pemerintahan, ya Rasulullah!” dan yang seorang lagi mengucapkan perkataan serupa itu pula. Beliau menjawab, “Sesungguhnya kami tidak mengangkat untuk itu orang yang memintanya dan tidak pula orang yang sangat mengharapkannya.” (HR. Bukhari).*

20.         Dari Maqil ra. katanya, saya akan menceritakan kepada engkau hadis yang saya dengar dari Rasulullah saw. dan beliau bersabda, “Seorang pembesar yang memerintah rakyat kaum Muslimin, apabila pembesar itu mati, sedang dia tidak jujur terhadap rakyat, niscaya dia dilarang oleh Allah masuk surga.” (HR. Bukhari).*

21.         Dari Anas ra. bahwa Qais bin Sa’ad biasa di hadapan Nabi saw. bertindak sebagai pengawal seorang pembesar.” (HR. Bukhari).*

22.         Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah ra. katanya, “Abu Bakrah menulis surat kepada anaknya yang ketika itu sedang berada di Sijitsan, “Bahwa janganlah engkau memutuskan perkara antara dua orang yang berselisih, pada hal engkau sedang marah, karena sesungguhnya saya mendengar Nabi saw. bersabda, “Janganlah seorang hakim memutuskan perkara antara dua orang yang berselisih, pada hal dia sedang marah.” (HR. Bukhari).*

23.         Abdulah bin Sa’di ra. menceritakan bahwa dia datang kepada Umar di masa pemerintahannya, lalu Umar bertanya kepadanya, “Benarkah apa yang diceritakan orang kepada saya, bahwa engkau mengepalai beberapa urusan orang banyak, tetapi apabila diberikan kepada engkau pembayaran (gaji), engkau menolak?” Saya menjawab, “Benar begitu.” Kata Umar, “Apa maksud engkau dengan penolakan itu?” Saya menjawab, “Bahwa saya ada mempunyai beberapa ekor kuda dan beberapa hamba sahaya, sedang saya dalam keadaan serba cukup. Saya bermaksud hendak menjadikan gaji itu sedekah kepada kaum Muslimin.” Kata Umar, “Jangan engkau berbuat begitu. Saya pernah menghendaki seperti yang engkau kehendaki, tetapi Rasulullah saw. memberikan kepada saya pemberian, lalu saya mengatakan, “Berikanlah itu kepada orang yang lebih memerlukan dari saya!” Sampai pada satu kali Nabi memberikan uang kepada saya sedang saya tetap mengatakan, “Berikanlah itu kepada orang yang lebih memerlukan dari saya.” Sampai pada satu kali Nabi memberikan uang kepada saya, sedang saya tetap mengatakan, “Berikanlah itu kepada orang yang lebih memerlukan dari saya.” Lalu Nabi saw. bersabda, “Ambillah itu dan punyailah dan kemudian boleh engkau sedekahkan. Mana yang diberikan kepada engkau dari harta ini (bayaran jabatan), sedang engkau tidak mengharapkan dan tidak meminta, hendaklah engkau ambil! Dan kalau tidak ada jangan engkau perturutkan keinginanmu (untuk memperoleh).” (HR. Bukhari).*

24.         Dari Ubadah bin Shamit ra. katanya, kami berjanji setia kepada Rasulullah saw. akan mendengarkan dan mematuhi perintah beliau, hal yang kami sukai atau kurang kami sukai. Kami tidak akan membantah suatu perintah yang datang dari pembesar yang berhak dan kami akan tegak atau mengucapkan menurut yang sebenarnya, di mana saja kami berada. Kami tidak boleh takut dalam menjalankan perintah Allah terhadap Celaan orang yang mencela.” (HR. Bukhari).*

25.         Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Siapa yang melihat sesuatu tindakan pembesarnya yang tidak menyenangkan, hendaklah bersabar, karena siapa yang keluar dari kekuasaan yang sah barang sejengkal, niscaya orang itu mati secara kematian jahiliyah.” (HR. Bukhari).*

26.         Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Siapa yang melihat suatu tindakan pembesarnya yang tidak disukainya, hendaklah dia bersabar, karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah (masyarakat Islam) barang sejengkal, niscaya dia mati secara kematian jahiliyah.” (HR. Bukhari).*

27.         Dari Abu Said Al Khudri ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Setiap Allah mengutus seorang Rasul atau mengangkat seorang Khalifah (kepala pemerintahan) disampingnya ada dua orang pembantu terdekat. Yang seorang menyuruh dan menggalakkannya melakukan perbuatan baik, sedang yang seorang lagi menyuruh dan menggalakkannya melakukan perbuatan jahat. Orang yang terpelihara dari kesalahan ialah orang yang dipelihara Allah.” (HR. Bukhari).*

28.         Abul Qasim Al-Baghawi meriwayatkan dari Maimun bin Mahran, dia berkata, “Jika ada orang yang mengajukan perkara kepada Abu Bakar, maka dia akan melihat hukumnya di dalam Kitab Allah. Jika ia dapatkan hukumnya di Kitab Allah maka dia akan memutuskan hukumnya sesuai dengan apa yang ada di dalam Al Qur’an itu, jika ia tidak dapatkan dalam Kitab Allah dan dia tahu bahwa itu ada di dalam hadits Rasulullah saw. Maka ia akan memutuskan sesuai dengan hadits Rasulullah. Jika tidak ia dapatkan dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, maka ia akan Tanya pada kaum muslimin dan berkata, “Ada seorang yang datang kepada saya dan dia menanyakan demikian dan demikian. Adakah salah seorang diantara kalian yang mengetahui bahwa Rasulullah saw. pernah memutuskan masalah ini ?” Mungkin dia akan mengumpulkan sedemikian banyak orang, kemudian para sahabat itu diminta untuk mengatakan keputusan Rasulullah saw. dalam masalah itu. Kemudian Abu Bakar berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan diantara kami orang yang hafal riwayat yang datang dari Nabinya dan jika tidak mampu mendapatkan apa yang di riwayatkan dari Rasulullah saw. dia akan mengumpulkan orang-orang terkenal dan bermusyawarah dengan mereka, jika mereka sepakat pada suatu kesimpulan, dia akan memutuskan sesuai dengan apa yang mereka sepakati. Demikian juga Umar ra. melakukan hal yang sama sebagai mana yang di lakukan oleh Abu Bakar ra.” (R. Abul Qasim Al Baghawi).

29.         saw. bersabda, “Barangsiapa tidak menyukai sesuatu dari amirnya hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang keluar sejengkal dari ketaatan kepada imam maka iapun mati dalam keadaan jahiliyah.” (HR. Bukhari).*

30.         Ibnu Umar ra. berkata, bersabda Nabi saw., “Seorang Muslim wajib mendengar dan ta’at kepada pemerintahnya, pada apa yang disetujui dan yang tidak di setujui, kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib mendengar dan tidak wajib ta’at.” (HR. Bukhari, Muslim).

31.         Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak akan dapat mencukupi manusia dengan harta kekuasaanmu, tapi hendaklah keriangan muka dan baik akhlak dapat mencukupi mereka dari kamu.” (HR. Abu Ya’la). Dan di Shahih kan Hakim.

32.         Dari Abu Hurairah ra. ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Kita umat yang terakhir (di dunia) paling di muka (di akhirat). Siapa yang mematuhi perintah saya, berarti ia telah patuh kepada Tuhan. Sebaliknya, siapa yang mendurhakai saya, sesungguhnya ia mendurhakai Tuhan. Siapa yang mematuhi Amir (pembesar negeri), sesungguhnya ia telah mematuhi saya dan siapa yang mendurhakai Amir, sesungguhnya ia telah mendurhakai saya. Dan sesungguhnya Imam itu dinding (pembela) terhadap rakyat yang dibelakangnya. Jika rakyat itu diperangi musuh. Imam mempertahankannya jikalau ia memerintahkan taqwa kepada Allah dan ia bersikap adil, maka karena hal yang demikian itu, ia memperoleh pahala. Sebaliknya kalau ia berkata (berbuat) bukan demikian, maka ia berdosa (di hukum).” (HR. Bukhari).*

33.         Dari Ummu Salamah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Suatu ketika kalian akan dipimpin orang beberapa orang pemimpin. Kalian akan mengenali (perbuatan) mereka dan kalian ingkari. Jadi barangsiapa membenci perbuatan mungkar yang mereka lakukan, sungguh telah lepas tanggung jawabnya, dan barangsiapa mengingkarinya, sungguh ia telah selamat, namun barangsiapa ridha dan mengikuti mereka, maka (dia itulah yang celaka).” (HR. Muslim).*

34.         Dari Amir bin Sa’ad dia berkata, “Sa’ad bin Abu Waqqash pernah berada di sisi untanya, lalu datanglah anaknya yang bernama Umar. Tatkala Sa’ad melihatnya, ia berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan pengendara ini.” Kemudian ia pun turun dari kendaraannya dan berkata, “Mengapa engkau tinggal bersama untamu dan meninggalkan manusia yang sedang berebut kekuasaan ?” Sa’ad menepuk dada anaknya dan berkata, “Diamlah! Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah senang kepada seorang hamba yang takwa, kaya hati, dan mengasingkan diri.” (HR. Muslim).*

35.         Nabi saw. bersabda, “Rakyat tidak akan binasa, walaupun zalim dan berbuat jahat, jika pemerintahnya mendapat petunjuk dan menunjukkan (pada kebenaran), akan tetapi rakyat akan binasa meskipun mendapatkan petunjuk dan diarahkan, jika pemerintahnya berbuat zalim dan berbuat jahat.” (HR. Abu Nu’aim).

36.         Dari Syadad bin Aus, dari Nabi saw. bahwa beliau pernah bersabda, “Akan datang sesudahku para pemimpin yang meninggalkan shalat pada waktunya. Akan tetapi, hendaklah kalian melaksanakan shalat tepat pada waktunya, dan jadikanlah shalat kalian bersama mereka sebagai shalat Sunnah.” (HR. Ahmad). Hadits Shahih.

37.         Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw. pernah berkata kepada Ka’ab bin ‘Ujrah, “Semoga Allah melindungimu, wahi Ka’ab bin ‘Ujrah, dari pemerintahan para emir yang bodoh.” Ka’ab bertanya, “Apa itu emir-emir yang bodoh?” Beliau saw. melanjutkan, “Pemimpin-pemimpin setelahku, dimana mereka tidak berjalan sesuai dengan tuntunanku, dan tidak mengikuti sunnahku. Barangsiapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu tindakan aniaya mereka, maka ia bukanlah termasuk golonganku, dan aku bukan bagian darinya. Kelak, ia tidak akan datang ke telagaku. Akan tetapi, siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka serta tidak membantu perbuatan aniaya mereka, maka ia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Dan kelak ia akan datang ke talagaku.” (HR. Abdurrazzaq).

38.         Dari Ibnu ‘Umar r.huma. bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Jika Allah tabaraka wa ta’ala meminta seorang hamba untuk memimpin rakyat, sedikit atau banyak, maka Allah tabaraka wa ta’ala pasti akan menanyainya pada hari Kiamat, apakah ia menegakkan perintah Allah di antara mereka atau menyia-nyiakannya sampai Dia pun menanyainya tentang anggota keluarganya pada khususnya.” (HR. Ahmad).

39.         Dari Abu Dzar ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya aku melihatmu lemah dan aku menyukai bagimu apa yang kusukai bagi diriku. Janganlah kamu menjadi pemimpin walau untuk dua orang, dan janganlah kamu mengurusi harta anak yatim.” (HR. Muslim). *

40.         Dari Abu Dzar ra. ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Maukah engkau mengangkatku sebagai pimpinan?’ maka Rasulullah saw. menepuk pundakku dengan tangannya, lalu bersabda, ‘Hai Abu Dzar, sesungguhnya kamu ini orang yang lemah sedang kepemimpinan itu merupakan amanah. Sesungguhnya ia akan menjadi penyesalan dan kehinaan pada hari Kiamat kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan menunaikan haknya dan menunaikan kewajibannya terhadapnya.” (HR. Muslim). *

41.         Dari Abdurrahman bin Samurah ra. ia berkata, “Nabi saw. bersabda, (kepadaku), ‘Hai Abdurrahman bin Samurah! Janganlah kamu meminta kepemimpinan. Sebab, jika kmu deserahi kepemimpinan karena kamu memintanya, maka kamu akan dibiarkan mengurusinya dengan kemampuanmu sendiri, dan jika kamu deberi kepemimpinan, tanpa memintanya, kamu akan dibantu mengurusinya.” (HR. Bukhari). *

42.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. belaiu bersabda, “Sesungguhnya kalian akan sangat menginginkan kepemimpinan, padahal ia akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat. Ia merupakan sebaik-baik yang menyusui, dan seburuk-buruk yang menyapih.” (HR. Bukhari).

43.         Dari ‘Auf bin Malik ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Jika kalian mau, akan aku beritahukan kepada kalian mengenai kepemimpinan. Apa seenarnya kepemimpinan itu!” maka aku bersaeru sekeras-kerasnya sebanyak tiga kali, “Apakah kepemimpinan itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Pertama kecaman, kedua penyesalan, dan ketiga adzab pada hari Kiamat, kecuali bagi orang yang adil. Akan tetapi bagaimana bisa adil terhadap kerabatnya.?” (HR. Bazzar, Thabrani).

44.         Dari Ibnu ‘Abbas r.huma. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengangkat seseorang sebagai pemimpin dalam suatu kelompok, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada orang lain yang lebih diridhai Allah daripada dia, berarti dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman.” (HR. Hakim).

45.         Dari Ma’qil bin Yasar ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Setiap penguasa yang mengurusi kepentingan kaum muslimin, lalu ia mati dalam keadaan menipu mereka, maka Allah mengharamkan surga baginya.” (HR. Bukhari).

46.         Dari Abu Maryam Al-Azdi ra. ia berlkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Barangsiapa diserahi oleh Allah untuk mengatur kepentingan kaum muslimin, kemudian ia menutup diri dari hajat dan kefakiran mereka, maka Allah akan menutup diri dari hajat dan kefakirannya.” (HR. Abu Dawud).

47.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Setiap seorang yang diangkat untuk memimpin 10 orang atau lebih, lalu tidak berbuat adil kepada mereka, maka ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan terikat dan terbelenggu.” (HR. Hakim).

48.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Setiap orang yang menjadi pemimpin bagi 10 orang, ia akan didatangkan pada hari Kiamat dalam keadaan terbelenggu samapi ia dilepaskan oleh keadilannya atau dihancurkan oleh kesewenang-wenangannya.” (HR. Bazzar).

49.         Dari Abu Wa’il rahimahullah, bahwasanya Umar ra. mengangkat Bisyr bin ‘Ashim sebagai petugas pengumpul zakat Suku Hawazin. Akan tetapi Bisyr tidak segera berangkat. Maka Umar ra. menemuinya dan bertanya, ‘Apa yang membuatmu tidak segera berangkat? Bukankah kamu wajib mendengar dan taat kepada kami?” ia menjawab, “Benar, akan tetapi aku mendengar Rasulullah saw. bersbda, ‘Barangsiapa diserahi suatu urusan kaum muslimin, ia akan didatangkan pada hari Kiamat dan dihentikan di atas jembatan neraka Jahannam.” (HR. Bukhari). *

50.         Dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kelak kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang berbuat kerusakan. Akan tetapi perbaikan yang Allah adakan lewat mereka lebih banyak. Barangsiapa di antara mereka taat kepada Allah, maka akan mendapat pahala dan kalian harus bersyukur. Dan barangsiapa di antara mereka bermaksiat kepada Allah, maka akan mendapat dosa, dan kalian harus bersabar.” (HR. Baihaqi).

51.         Dari ‘Aisyah r.ha.r.ha. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. berdoa di rumahku ini, ‘Ya Allah! Barangsiapa mengatur urusan umatku lalu menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia. Dan barangsiapa mengatur urusan umatku lalu berlaku baik pada mereka, maka perlakukanlah ia dengan baik.”” (HR. Muslim). *

52.         Dari Jubair bin Nufair, Katsir bin Murrah,, ‘Amr bin Aswad, Miqdam bin Ma’dikarib, dan Abu Umamah r.hum. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang pemimpin jika mencari sesuatu yang dapat menimbulkan keraguan di kalangan rakyatnya, berarti ia telah merusak mereka.” (HR. Abu Dawud).

53.         Dari Anas bin Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Dengarkan dan taatilah meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak dari Habsyah yang kepalanya seperti kismis.” (HR. Bukhari). *

54.         Dari Ummul-Hushain r.ha. ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Jika kalian dipimpin seorang budak yang berambut keriting dan berkulit hitam, yang menuntun kalian dengan Kitabullah, maka dengarkan dan taatilah ia.” (HR. Muslim). *

55.         Dari Wail Al-Hadhrami ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Dengarkan dan taatilah. Karena mereka wajib melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan kalian pun wajib melakukan apa yang diperintahkan kepada kalian.” (HR. Muslim). *

56.         Dari ‘Irbadh bin Sariyah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Beribadahlah kalian kepada Allah, dan janganlah menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya. Taatlah kepada orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kalian. Janganlah kalian menyerobot kekuasaan maupun kepemimpinan dari pemegangnya walaupun ia seorang budak hitam. Hendaklah kalian mengikuti apa yang kalian ketahui dari sunnah Nabi kalian dan sunnah para Khulafa’ ur-Rasyidin yang selalu mendapatkan petunjuk. Dan gigitlah kebenaran dengan gigi-gigi geraham kalian.” (HR. Hakim).



Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar