1. Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Tidak ada amalan yang mendekatkan diri seorang hamba Mu’min kepada-Ku seperti zuhud dunia, dan tidak ada satu amal ibadah pun (yang mendekatkan diri kepada-Ku), seperti menunaikan apa yang Ku Fardhukan kepadanya.”
(HQR. Qudla’i, yang bersumber dari Ibnu Abbas).*
(HQR. Qudla’i, yang bersumber dari Ibnu Abbas).*
2. Allah Swt. berfirman kepada para Malaikat yang diserahi urusan rezki bani Adam. “Hamba mana pun yang kalian dapati yang cita-citanya hanya satu (yaitu semata-mata untuk akhirat), jaminlah rezkinya di langit dan di bumi. Dan hamba manapun yang kalian dapati mencari rezekinya dengan jujur karena berhati-hati mencari keadilan, berilah dia rezeki yang baik dan mudahkanlah baginya. Dan jika ia telah melampaui batas kepada selain itu, biarkanlah dia sendiri mengusahakan apa yang dikehendakinya. Kemudian dia tidak akan mencapai lebih dari apa yang telah Aku tetapkan untuknya.”
(HQR. Abu Naim).*
(HQR. Abu Naim).*
3. Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa berniat untuk memperoleh akhirat, maka Allah menghimpunkan potensinya, membuatnya kaya jiwa dan dunia pun datang padanya dengan melimpah. Tetapi, barangsiapa berniat memperoleh dunia, maka Allah menceraiberaikan urusannya, membuat kemelaratan di depan matanya dan tidak memperoleh dunia, kecuali apa yang telah ditentukan untuknya.”
HR. Ibnu Majah).*
HR. Ibnu Majah).*
4. Firman Allah dalam hadits Qudsi, “Wahai Dunia! Berhidmatlah kepada orang yang telah berhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu.”
(HQR. Al Qudla’i, yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ra.).
(HQR. Al Qudla’i, yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ra.).
5. Rasulullah saw. bersabda, “Ada yang berseru (Malaikat), “Biarkanlah dunia itu untuk penggemarnya, biarkanlah dunia itu untuk penggemarnya, biarkanlah dunia itu untuk penggemarnya! barangsiapa yang mengambil dunia melebihi keperluannya, niscaya ia akan menemui ajalnya dalam keadaan tidak sadar.”
(HR. Bazzar).
(HR. Bazzar).
6. Abu Bakar Ash Shiddiq ra. berkata, “Sesungguhnya iblis itu berada di depanmu, nafsu di sebelah kananmu, hawa di sebelah kirimu, dunia di belakangmu, anggota tubuh di sekelilingmu, dan Yang Maha Perkasa di atasmu, si iblis mengajakmu meninggalkan agama, nafsu mengajakmu berbuat maksiat, hawa memanggilmu menuju syahwat, dunia mengajakmu agar memilihnya melupakan akhirat, anggota tubuh mengajakmu berbuat dosa-dosa, sedang Yang Maha Perkasa mengajakmu menuju surga dan ampunan, sementara Allah berfirman, Mereka mengajak ke Neraka, sedangkan Allah mengajak menuju surga dan ampunan. Barangsiapa menuruti ajakan iblis, maka hilanglah agamanya, siapa menuruti nafsu, maka hilanglah roh insaninya, siapa menuruti hawa, maka hilanglah akalnya, siapa menuruti dunia, maka hilanglah akhiratnya, siapa menuruti ajakan anggota tubuh, maka hilanglah surganya, dan barangsiapa menurut ajakan Allah Swt. maka hilanglah kejelekan-kejelekannya dan memperoleh seluruh kebaikan.”
(Ibnu Hajar).
(Ibnu Hajar).
7. Dari Abu Hurairah ra. dia mengatakan Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang faqir dari kalangan umat Islam akan masuk surga lebih dahulu dari orang-orang kaya di kalangan mereka selama setengah hari yang lamanya lima ratus tahun.”
(HR. Ibnu Hibban, Tirmidzi). Hadits Shahih.
(HR. Ibnu Hibban, Tirmidzi). Hadits Shahih.
8. Dari Abu Hurairah ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat kalian akan berkumpul, dan dikatakanlah, “Dimanakah orang-orang fakir dari kalangan umat ini?” Dikatakan kepada mereka, “Apa yang telah kalian lakukan?” mereka berkata, “Ya Rabb, kami telah diuji dan kami bersabar. Harta dan kepemimpinan pun diberikan kepada selain kami.” Allah Swt. berfirman, “Kalian benar.” Rasulullah saw. berkata, “Maka merekapun masuk surga sebelum orang-orang masuk ke dalamnya, dan akan tetaplah kerasnya hari perhitungan atas orang kaya dan para pemimpin.” Para sahabat bertanya, “Di manakah orang-orang mukmin pada hari itu?” Rasulullah saw. bersabda, “Akan diletakkan bagi mereka kursi-kursi dari cahaya. Mereka akan dinaungi dengan awan, dan hari itu akan lebih singkat bagi orang-orang mukmin dari beberapa saat dari waktu siang.”
(HR. Ibnu Hibban). Hadits Hasan.
(HR. Ibnu Hibban). Hadits Hasan.
9. Dari Usamah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Aku berdiri di pintu surga, lalu aku dapati kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin sedangkan orang-orang kaya dan berkedudukan masih tetap tertahan. Tetapi para penduduk Neraka telah di campakkan ke dalam Neraka, maka aku dapati kebanyakan penghuninya adalah wanita.”
(HR. Bukhari, Muslim).*
(HR. Bukhari, Muslim).*
10. Dari Abu Dzar ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau berpendapat bahwa banyaknya harta, itulah yang dinamakan kaya?” Aku berkata, “Ya.” Rasulullah saw. bertanya, “Engkau juga mengira bahwa orang miskin adalah orang yang sedikit hartanya?” Aku berkata, “Ya, Wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Orang kaya adalah orang yang kaya hatinya, sedangkah orang fakir adalah orang yang miskin hatinya.” Kemudian Rasulullah saw. menanyaiku tentang seorang laki-laki Quraisy, beliau berkata, “Apakah engkau mengenal si fulan?” Aku berkata, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Bagaimana orang itu menurutmu?” Aku berkata, “Dia adalah orang yang bila meminta maka diberi dan bila ia datang maka disambut.” Kemudian Rasulullah saw. bertanya tentang seorang lelaki ahli Ash-Shuffah. Beliau bersabda, “Apakah engkau mengenal si Fulan?” Aku berkata, demi Allah, aku tidak mengenalnya.” Lalu Rasulullah saw. terus berusaha memperkenalkannya kepadaku hingga akhirnya aku mengenalnya. Aku berkata, “Aku mengetahuinya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bagaimana orang itu menurutmu?” Aku berkata, “Dia orang miskin dari ahli Ash-Suffah.” Rasulullah saw. bersabda, “Orang itu lebih baik daripada sepenuh bumi orang pertama.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, bukankah orang itu telah diberi kelebihan atas yang lainnya?” Rasulullah saw. bersabda, “Apabila ia telah diberi kelebihan (duniawi), maka itulah bagainnya. Namun barangsiapa tidak diberi kelebihan itu (di dunia), maka sungguh ia telah diberi kebaikan.”
(HR. Ibnu Hibban). Hadits Hasan.
(HR. Ibnu Hibban). Hadits Hasan.
11. Dari Sahl bin Sa’ad ra. dia mengatakan bahwa seorang lelaki melewati Rasulullah saw. maka beliau bertanya kepada orang yang duduk di samping, “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?” orang itu berkata, “Dia adalah orang di antara orang termulia di kalangan manusia. Demi Allah, jika orang itu meminang maka pantas diterima pinangannya, dan jika ia memintakan syafaat (permohonan) maka pantas dikabulkan syafaatnya.” Mendengar jawaban itu Rasulullah saw. diam. Beberapa saat kemudian lewatlah seorang lelaki di hadapan Rasulullah saw. Beliau bertanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang laki-laki ini?” Ia berkata, “Ya Rasulullah, dia dari kalangan orang-orang fakir kaum muslimin. Jika orang itu meminang maka besar kemungkinan akan ditolak pinangannya. Apabila ia memintakan syafaat (permohonan) bantuan maka besar kemungkinan tidak diterima syafaatnya, dan bila ia berkata tidak didengar perkataannya.” Rasulullah saw. lalu bersabda, “Orang yang kedua lebih baik dari pada sepenuh bumi orang pertama.”
(HR. Bukhari, Muslim).*
(HR. Bukhari, Muslim).*
12. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Surga dan Neraka akan protes (terhadap orang-orang yang akan menempatinya). Neraka berkata, “Aku berhak untuk ditempati oleh orang-orang zhalim dan sombong.” Surga berkata, “Aku berhak untuk ditempati oleh orang-orang lemah dan miskin dari kalangan umat Islam.” Kemudian Allah memutuskan perkara keduanya, “Sesungguhnya engkau adalah surga tempat siapa saja yang Aku kehendaki. Sesungguhnya engkau adalah Neraka tempatnya adzab-Ku, Aku akan mengadzab siapa saja yang Aku kehendaki. Dan kewajiban-Ku untuk memenuhkan kalian berdua.”
(HR. Muslim).*
(HR. Muslim).*
13. Dari Haristah bin Wahab ra. dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Maukah engkau aku kabari tentang penghuni surga? Yaitu orang-orang yang lemah. Apabila ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah akan mengabulkannya. Maukah engkau aku kabari tentang penduduk Neraka?” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu orang-orang yang amat keras wataknya, bakhil dan sombong.”
(HR. Bukhari, Muslim).
(HR. Bukhari, Muslim).
14. Dari Abu Salam Al Aswad, beliau pernah berkata kepada Umar bin Abdul Aziz, “Aku pernah mendengar Tsauban ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Telagaku panjangnya antara Adn hingga Ammaan Al Balqa, airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, tempat-tempat airnya sebanyak bintang di langit, barangsiapa minum sekali di telaga itu, niscaya ia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya. Orang yang paling pertama meminumnya adalah para fakir dari kalangan Muhajirin, rambut mereka tidak teratur, pakaian mereka kotor, tidaklah mereka menikah dengan wanita-wanita yang berkedudukan dan kaya, dan tidaklah diberikan bagi mereka pangkat (kedudukan duniawi).” Umar berkata, “Tetapi sungguh aku telah menikah dengan wanita yang berkedudukan, yaitu Fatimah binti Abdul Malik, dan telah diberikan bagiku kedudukan duniawi. Sungguh aku tidak akan mencuci rambutku hingga ia menjadi tidak teratur, dan aku tidak akan mencuci bajuku sampai ia menjadi kotor.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim). Hadits Shahih.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim). Hadits Shahih.
15. Dari Abu Hurairah ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Begitu banyak orang-orang yang penampilannya kusut dan berdebu serta terusir. Jika ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah akan mengabulkannya.”
(HR. Muslim).*
(HR. Muslim).*
16. Dari Fudhalah bin Ubaid ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ya Allah, barangsiapa beriman kepada-Mu, dan bersaksi bahwa aku adalah Rasul-Mu, maka berilah perasaan cinta kepadanya untuk berjumpa dengan-Mu. Berilah padanya kemudahan dan sedikitkanlah kemewahan dunianya. Barangsiapa tidak beriman kepada-Mu dan tidak bersaksi bahwa aku adalah utusan-Mu, maka jangan engkau beri perasaan cinta kepadanya untuk berjumpa dengan-Mu, jangan Engkau beri kepadanya kemudahan, dan perbanyaklah kemewahan dunianya.”
(HR. Thabrani, Ibnu Hibban). Hadits Shahih.
(HR. Thabrani, Ibnu Hibban). Hadits Shahih.
17. Dari Shal bin Sa’ad As-Sa’idi ra. dia mengatakan bahwa seorang lelaki pernah datang menemui Nabi saw. dan berkata, “Ya Rasulullah, tunjukkanlah aku akan suatu amalan yang jika aku kerjakan, maka Allah dan manusia akan cinta kepadaku.” Nabi saw. bersabda,” Janganlah engkau rakus terhadap dunia, niscaya Allah cinta kepadamu. Dan jangan pula engkau rakus terhadap apa yang menjadi milik manusia, niscaya manusia akan mencintaimu.”
(HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dan yang lain). Hadits Hasan.
(HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dan yang lain). Hadits Hasan.
18. Nabi saw. bersabda, “Mohonlah olehmu perlindungan kepada Allah dari sikap tamak yang membawa pada kekejian itu, tamak yang menuntun pada sesuatu yang tidak dapat diharapkan, dan tamak yang semestinya tidak usah ditamakkan.”
(HR. Ahmad, Thabrani, Al Hakim).
(HR. Ahmad, Thabrani, Al Hakim).
19. Dari Nabi saw. “Barangsiapa keluar dari kehinaan maksiat menuju kemuliaan taat, maka Allah akan menjadikan ia kaya tanpa harta, kuat tanpa tentara dan menang tanpa bala.”
(Ibnu Hajar).
(Ibnu Hajar).
20. Firman Allah dalam hadits Qudsi, “Wahai dunia jadikanlah engkau sangat pahit kepada wali-wali-Ku dan janganlah engkau menampakkan kemanisanmu kepada mereka untuk menggoda mereka.”
(HQR. Qudla’i).*
(HQR. Qudla’i).*
21. Dari Abi Said. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menjaga dan membatasi hamba-Nya yang Mu’min dari dunia walaupun ia senang kepadanya, sebagaimana kalian menjaga dan membatasi orang sakit dari makanan dan minuman tertentu.”
(HR. Al Hakim).
(HR. Al Hakim).
22. Dari Qatadah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Allah Swt. cinta kepada hamba-Nya, maka ia akan melindunginya terhadap (kemegahan) dunia, sebagaimana salah seorang dari kalian berteduh dari air hujan.”
(HR. Ibnu Majah, Al Hakim). Hadits Shahih.
(HR. Ibnu Majah, Al Hakim). Hadits Shahih.
23. Dari Jabir ra. Nabi saw. pernah berjalan melalui pasar dan orang-orang mengikutinya. Kebetulan beliau melalui bangkai anak seekor kambing yang putus telinganya. Ditunjuknya kambing tersebut sambil bersabda, “Siapa diantara kalian yang mau menerima kambing ini dengan harga satu dirham?” Orang-orang menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya.” Nabi bersabda, “Apakah kalian mau memilikinya (tanpa bayaran)?” Mereka menjawab, “Demi Allah, sekiranya ia hidup pun kami tidak menyukainya, karena telinganya putus, apalagi sudah menjadi bangkai begini, apa yang dapat kami perbuat?” Nabi saw. bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya dunia itu menurut pandangan Allah, lebih hina dari pandanganmu terhadap bangkai ini.”
(HR. Muslim).*
(HR. Muslim).*
24. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Allah Swt. telah mewahyukan kepada Daud as. dengan firman-Nya, “Wahai Daud, perumpamaan Dunia yaitu laksana bangkai di mana anjing-anjing berkumpul mengelilinginya, menyeretnya kian kemari. Apakah engkau senang menjadi seekor anjing, lalu ikut bersama mereka menyeret bangkai itu kian kemari? Wahai Daud! Berlemah-lembutlah dalam pembicaraan dan berlaku sederhanalah dalam berpakaian. Kemasyhuran namamu di antara khalayak ramai tidak akan identik selama-lamanya (dengan yang diperoleh) di akhirat.”
(HQR. Al-Madani).*
(HQR. Al-Madani).*
25. Diterangkan oleh Rasulullah saw. bahwa perbandingan antara dunia dan akhirat (surga) adalah seperti seorang yang pergi ke pinggir laut, lalu memasukkan sebuah jari tangannya ke air laut, lalu mengangkatkan tangannya kembali. Air yang melekat pada jari itulah dunia, sedang air yang masih tinggal di lautan, itulah akhirat atau surga.”
26. Dari Mahmud bin Lubaid, bahwa Nabi saw. bersabda, “Dua perkara yang tidak disukai oleh anak Adam yaitu, kematian, padahal kematian lebih baik dari pada fitnah, dan kemiskinan, padahal kemiskinan lebih ringan bagi seseorang pada hari perhitungan.”
(HR. Ahmad). Hadits Shahih.
(HR. Ahmad). Hadits Shahih.
27. Nabi saw. bersabda, “Cinta pada dunia adalah pangkal semua kesalahan.”
(HR. Baihaqi).
(HR. Baihaqi).
28. Anas ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Ya Allah sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali kehidupan akhirat.”
(HR. Bukhari, Muslim).*
(HR. Bukhari, Muslim).*
29. Dari Amru bin Al Hamqu ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika Allah cinta kepada seorang hamba, maka Allah akan meng ‘Asal’ nya.” Para sahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan ‘Asal’, wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “Yaitu, Allah Swt. akan memberinya taufik kepada amal shalih di hadapannya hingga tetangganya menjadi ridha kepadanya, atau orang-orang di sekelilingnya.”
(HR. Ibnu Hibban, Al Hakim). Hadits Shahih.
(HR. Ibnu Hibban, Al Hakim). Hadits Shahih.
30. Daru Abu Umamah Iyas bin Tsa’labah ra. dia berkata, “Pada suatu hari sahabat-sahabat Rasulullah saw. bercerita masalah dunia di dekat beliau, maka beliau bersabda, “Tidaklah kalian mendengar, tidakkah kalian mendengar, sesungguhnya bersikap zuhud (Al badzazah/sederhana) itu bagian dari iman, sesungguhnya bersikap zuhud itu bagian dari iman.”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah). Hadits Hasan.
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah). Hadits Hasan.
31. Dari Anas ra. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Betapa banyak orang-orang yang berpenampilan lusuh, berdebu, dan mengenakan pakaian usang dan terkucilkan. Jika ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah akan mengabulkan sumpahnya itu. Di antara mereka adalah Al Barra’ bin Malik.”
(HR. Tirmidzi). Hadits Hasan.
(HR. Tirmidzi). Hadits Hasan.
32. Dari Saad bin Abu Waqas ra. ia berkata, saya mendengar, bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang selalu berbakti, merasa cukup dan tetap ibadahnya (Istiqomah) walau tersembunyi.”
(HR. Muslim).*
(HR. Muslim).*
33. Rasulullah saw. bersabda, “Orang cerdik ialah yang terbanyak ingatnya terhadap kematian, terbaik persiapannya untuk menghadapi itu. Merekalah orang-orang yang pergi meninggalkan dunia dengan membawa kemuliaan duniawiyah serta mendapatkan kenikmatan di akhirat.”
(Matnul Hikam).
(Matnul Hikam).
34. Amr bin Auf Al Anshari ra. berkata, Rasulullah saw. mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak, dan kedatangan kembali Abu Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar, maka mereka pun shalat subuh bersama Rasulullah saw. kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw., maka beliau tersenyum melihat mereka, kemudian bersabda, “Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah yang membawa harta banyak?” Jawab mereka, “Benar ya Rasulullah.” Lalu Nabi saw. bersabda, “Sambutlah kabar baik, dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kefakiran atau kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, tetapi aku khawatir kemewahan dunia yang kalian dapatkan, sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka.”
(HR. Bukhari, Muslim). *
(HR. Bukhari, Muslim). *
35. Sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Meninggalkan dunia itu lebih pahit daripada jadam dan lebih pedih daripada goresan pedang di medan sabilillah dan tiada bagi yang mau meninggalkannya, melainkan Allah memberi orang itu seperti yang dianugerahkannya kepada para syuhada. Meninggalkan dunia adalah dengan cara mempersedikit makan dan kenyang dan tidak suka dipuji manusia, karena barangsiapa suka dipuji manusia, berarti ia suka dunia dan nikmatnya. Barangsiapa suka memperoleh kenikmatan yang paling nikmat, maka hendaklah meninggalkan dunia dan pujian dari manusia.”
(HR. Dailami).
(HR. Dailami).
36. Rasulullah saw. bersabda, “Sejelek-jelek kedudukan manusia pada sisi Allah di hari Kiamat ialah seseorang yang mengorbankan akhiratnya untuk dunianya.”
37. Nabi saw. bersabda, “Zuhud di dunia itu bukanlah mengharamkan perkara yang halal dan bukan menyia-nyiakan harta, tetapi kezuhudan di dunia itu janganlah kamu lebih berpegang teguh pada apa-apa yang ada di tanganmu dari apa-apa yang ada di tangan Allah dan jika kamu ditimpa musibah, maka kamu lebih suka andaikan musibah itu tetap ditimpakan kepadamu, karena memandang pahalanya.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).
38. Sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa hatinya diracuni kecintaan dunia, maka melekat padanya tiga perkara: Sengsara yang tiada akhir deritanya, tamak yang tidak berkepuasan dan lamunan yang berkepanjangan tanpa arah tujuannya.”
(HR. Thabrani).
(HR. Thabrani).
39. Nabi saw. bersabda, “Zuhud ialah kamu mencintai apa-apa yang dicintai Penciptamu dan kamu benci terhadap apa-apa yang dibenci Penciptamu, kamu keluar dari dunia yang halal seperti kamu keluar dari dunia yang haram, karena halalnya menjadi hisaban, dan yang haramnya menjadi siksaan, kamu harus menyayangi orang-orang muslim, seperti kamu menyayangi dirimu sendiri, kamu harus mencegah dari perkataan yang tidak bermanfaat bagimu, seperti kamu mencegah dari perkara yang haram, kamu harus mencegah dari makan yang banyak, seperti kamu mencegah dari api dan kamu harus memendekkan angan-anganmu tentang dunia, maka inilah zuhud di dunia.”
(HR. Dailami).
(HR. Dailami).
40. Rasulullah saw. bersabda, “Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan. Akan tetapi zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah, tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah, dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu.
(HR. Ahmad).
(HR. Ahmad).
41. Nabi saw. bersabda, “Setiap hamba mempunyai dua rumah, satu rumah di surga dan yang lainnya rumah di Neraka. Adapun orang mukmin, dia membangun rumahnya di surga dan dia menghancurkan rumahnya yang ada di Neraka. Adapun orang kafir, maka dia mengahancurkan rumahnya di surga dan membangunnya di Neraka.”
(HR. Dailami).
(HR. Dailami).
42. Dari Ummu Ad-Darda, dari Abu Ad-Darda ra. Ummu Ad-Darda berkata kepadanya, “Mengapa kamu tidak meminta seperti Fulan dan Fulan?” Abu Ad-Darda berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya di belakang kalian terdapat jalan sulit dan menanjak yang tidak akan mampu dilewati oleh orang-orang yang berkelebihan (orang kaya).” Oleh karena itu, aku senang meringankan bebanku, agar dapat melewati jalan tersebut.”
(HR. Thabrani). Hadits Shahih.
(HR. Thabrani). Hadits Shahih.
43. Dari Anas, bahwa suatu hari Nabi saw. keluar sambil memegang tangan Abu Dzar, seraya bersabda, “Wahai, Abu Dzar, apakah kamu telah mengetahui, bahwa sesungguhnya di hadapan kita terbentang suatu jalan di bukit yang sangat rumit, yang tidak akan dapat didaki selain oleh orang-orang yang meringankan bebannya?” Beliau bersabda, “Adakah engkau punya makanan hari ini?” Dia menjawab, “Ya, punya.” Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kamu mempunyai makanan untuk besok?” Dia menjawab, “Ya, punya.” Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kamu punya makanan untuk besok lusa?” Dia menjawab, “Tidak punya.” Lalu Rasulullah mengatakan, “Andaikata engkau telah punya jatah makanan untuk tiga hari, maka engku tergolong orang-orang yang memberatkan bebannya.”
(Ibnu Hajar).
(Ibnu Hajar).
44. Dari Utsman bin Affan ra. “Kerisauan dalam urusan duniawi adalah kegelapan hati, sedangkan kerisauan dalam urusan akhirat adalah cahaya di hati.”
(R. Ibnu Hajar).
(R. Ibnu Hajar).
45. Dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa pagi-pagi mengadukan dirinya atas kesempitan hidupnya, maka orang tersebut telah mengadu kepada Allah. Barangsiapa bersedih karena urusan-urusan duniawi, maka orang tersebut membenci Allah (tidak ridha terhadap ketentuan Allah). Dan barangsiapa menghinakan diri di hadapan orang kaya, maka hilanglah sepertiga agamanya.”
(HR. Ibnu Hajar).
(HR. Ibnu Hajar).
46. Dari Nabi Muhammad saw. bersabda, “Ciri kebinasaan (celaka) ada empat, yaitu, lupa akan dosa-dosanya yang lalu, padahal dosa-dosa itu di sisi Allah terjaga (tertulis) dengan baik. Mengingat kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya, padahal dia tidak mengetahui amalanya diterima atau ditolak. Melihat ke atas dalam hal duniawi dan melihat ke bawah dalam hal agama. Kemudian Allah Swt. berfirman, “Aku menghendaki dia dan mereka sedangkan dia menghendaki-Ku, maka Aku tinggalkan dia.” Dan ciri-ciri kebahagiaan ada empat, yaitu, Mengingat dosa-dosa yang telah dilakukannya, melupakan kebaikan-kebaikannya yang lalu, melihat ke atas dalam hal agama, dan melihat ke bawah dalam hal duniawi.”
(HR. Ibnu Hajar).
(HR. Ibnu Hajar).
47. Nabi saw. bersabda, “Wahai, manusia, sesungguhnya dunia tempat kekacauan, bukan tempat ketenangan, tempat berduka cita bukan tempat gembira. Maka, barangsiapa yang telah mengetahuinya, niscaya dia tidak gembira karena kesenangan dan tidak sedih karena kesulitan. Ingat! Sesungguhnya Allah menciptakan dunia sebagai tempat cobaan dunia untuk mendapatkan pahala di akhirat dan pahala akhirat karena cobaan dunia sebagai gantinya. Maka, Allah mengambil untuk memberi dan mencoba untuk memberi pahala. Karena itu, waspadalah terhadap manisnya dunia, jangan terpedaya oleh kepahitan menceraikannya. Dan jauhilah kesenangannya, karena akibatnya tidak menyenangkan. Janganlah berjuang untuk meramaikan tempat yang akan dihancurkan oleh Allah Swt. dan janganlah menghubungi dunia, karena Allah menghendakimu agar menjauhinya. Jika tidak, kamu akan melihat kemurkaan-Nya dan berhak mendapatkan siksaan-Nya.”
(HR. Dailami).
(HR. Dailami).
48. Nabi saw. bersabda, “Kefakiran itu cela bagi manusia, tapi perhiasan menurut Allah.”
(HR. Dailami).
(HR. Dailami).
49. Nabi saw. bersabda, “Wahai orang-orang fakir, tunjukkanlah sifat rida dari hatimu kepada Allah, maka engkau berhasil memperoleh pahala kefakiran, kalau tidak begitu, maka tidak berguna.”
(Ibnu Hajar).
(Ibnu Hajar).
50. Dalam sebuah hadits qudsi, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba-Ku ada orang-orang yang tidak patut baginya selain kemiskinan dan andaikan Aku menjadikan dia kaya Aku akan merusak agamanya. Dan ada orang yang tidak patut baginya selain kekayaan, sehingga kalau Aku jadikan dia miskin, aku akan merusak agamanya.”
( Tafsir Ibnu katsir). *
( Tafsir Ibnu katsir). *
51. Nabi saw. bersabda, “Siapa yang di timpa kemiskinan lalu mengeluh kepada orang-orang, tidak akan tertutup kekurangnnya, dan siapa yang menyandarkan kepada Allah, maka segera akan diberi kekayaan di dunia atau meninggal dunia (telah bebas beban)".
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim).
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim).
52. Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi, “Wahai Musa! Sesungguhnya hamba-Ku tidak akan menemui-Ku di medan pengadilan hari Kiamat kelak, kecuali pada saat Ku periksa apa yang ada padanya, dan kecuali orang-orang wara’. Aku segan, pada mereka dan akan Ku hormati mereka dan Ku masukkan ke dalam surga tanpa hisab.”
(HQR. Al Hakim, Tirmidzi).
(HQR. Al Hakim, Tirmidzi).
53. Pada suatu hari Rasulullah saw. duduk di tengah para sahabat beliau mempercakapkan nikmat-nikmat Allah atas mereka, kefanaan dunia, kekekalan akhirat, pahala orang-orang yang beriman, siksaan atas orang-orang yang kafir, tiba-tiba beliau mendengar suara teriakan orang banyak yang penuh dengan sorak sorai kegembiraan, tepuk tangan dan bunyi genderang. Rasulullah saw. lalu bertanya kepada para sahabat, “Sorak sorai dan kegembiraan apakah itu di kalangan bangsa Quraisy penduduk makkah ?” Salah seorang sahabat yang tahu lalu menjawab, “Mereka bersorak-sorai dan bergembira ria karena kedatangan kafilah-kafilah mereka memasuki kota mekkah, kafilah-kafilah yang penuh dengan kekayaan yang berlimpah-limpah.” Mendengar jawaban itu, Rasulullah saw. mengajak para sahabat melihat-lihat kafilah-kafilah penduduk mekah yang masuk itu. Rasulullah dan para sahabat duduk di tempat yang tinggi menonton kafilah demi kafilah memasuki kota mekkah. Orang banyak yang berdiri di pinggir jalan berkata, “Ini kafilah Bani Umaiyah, Ini kafilah Bani Hasyim, Ini kafilah Bani Ady, sehingga masuk semuanya yang berjumlah tujuh kafilah (rombongan). Di saat itu Rasulullah melihat ke wajah masing-masing sahabat beliau yang turut menonton, yang semuannya terdiri dari orang-orang yang berpakaian compang-camping dan melarat. Di saat itu menyelinaplah dalam kalbu Rasulullah saw. perasaan sedih dan pilu karena sahabat-sahabat beliau sendiri sudah beberapa hari lamanya lapar karena tidak dapat makan. Terbayang kepada beliau harta kekayaan yang banyak yang di berikan Allah kepada orang-orang yang kafir. Sedang kepada sahabat-sahabat beliau yang beriman sukar sekali mendapat sesuap nasi untuk di makan. Di saat itu turunlah Malaikat Jibril berkata kepada beliau, “Hai Muhammad, Allah Tabaraka wa Ta’ala berkata kepada engkau, ‘Kami (Allah) telah berikan kepada engkau tujuh ayat berulang (surah Al Fatihah), yang dapat menjauhkan pembacannya dari tujuh pintu Jahannam, juga obat dari setiap penyakit selain mati yang dapat memusnahkan setiap Iblis yang berkumpul di sekitar pembacanya, sehingga masing-masing iblis itu sama-sama mengadu kepada pemimpin dan pembesarnya dengan bertanya, “Kenapa dan kenapa ?” pemimpin dan pembesar Iblis menjawab, “Hari ini sudah di turunkan satu surah yang kamu tidak dapat berbuat apa-apa terhadap orang yang membaca surah itu, kamu tidak akan sanggup mecelakakan mereka.” Berkata Jibril, “Allah berkata kepada engkau hai Muhammad, “Apakah surah yang Aku berikan kepada engkau ini yang lebih baik ataukah tujuh kafilah yang penuh harta kekayaan itu ?” Muhammad menjawab, “Aku memilih surah ini hai Jibril, sampaikan kepada Tuhanku.” Berkata Jibril, “Maukah engkau menerima tujuh kafilah yang penuh harta kekayaan itu sebagai ganti surah tersebut ?” Nabi Muhammad saw. menjawab, “Tidak hai Jibril.” Berkata Jibril, “Hendaklah engkau dapat menilai akan pemberian Tuhanmu hai Muhammad.” Berkata Jibril, “Bahkan Allah sudah memberi engkau Al Qur’an yang agung. Bila Al Qur’an itu dituliskan atas secarik kertas, lalu kertas itu di lemparkan ke dalam Neraka, api Neraka tidak dapat membakarnya. Apalagi akan membakar orang yang membaca Al Qur’an itu, yang menghafalkannya, yang mengikuti akan ajarannya. Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an itu Allah akan beri dia seratus kebajikan. Apakah Al Qur’an ini yang lebih baik atau tujuh kafilah yang penuh harta benda itu ?” Nabi Muhammad menjawab, “Al Qur’an lebih baik bagiku hai Jibril.” Di saat itulah Jibril menurunkan ayat 88 surah Al Hijr yang berarti, “Janganlah sekali-kali engkau menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang kami berikan kepada beberapa golongan (orang-orang kafir) itu, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (nasib) mereka (orang-orang yang beriman yang melarat) itu, dan berendah dirilah engkau terhadap orang-orang yang beriman itu.”
(Tafsir al-Hanafi-Khazinatul Asrar).
(Tafsir al-Hanafi-Khazinatul Asrar).
54. Abdullah bin Ja’far menegaskan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Apabila kalian melihat orang zuhud terhadap keduniaan, maka dekatilah. Sebab dia akan mendatangkan hikmah.”
(HR. Abu Ya’la).
(HR. Abu Ya’la).
55. Abu Hurairah ra. menerangkan Rasulullah saw. telah bersabda, “Zuhud terhadap kemewahan dunia dapat menenangkan hati dan mengistirahatkan badan.”
(HR. Thabrani).
(HR. Thabrani).
56. Dhahak ra. menerangkan, bahwa ada seseorang menghadap Rasulullah saw. seraya berkata, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling zuhud terhadap dunia ?” Jawab Rasulullah, “Yakni orang yang tidak pernah lupa terhadap kubur dengan segala kehidupannya, meninggalkan kemewahan dunia sekalipun dapat meraihnya, memilih kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia yang fana, mengerjakan amal hari ini tidak perlu menunda hingga hari besok dan memperhitungkan dirinya sudah siap mati atau belum.”
(HR. Ibnu Abid Dunya).
(HR. Ibnu Abid Dunya).
57. Dari Amir bin Yasir menerangkan, bahwa dia telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Hanya orang-orang mulia sajalah yang berhias diri dengan zuhud terhadap keduniaan.”
(HR. Abu Ya’la).
(HR. Abu Ya’la).
58. Abdullah bin Umar memberikan keterangan, “Kebaikan umat terdahulu karena mereka zuhud terhadap dunia sedangkan kehancuran umat zaman akhir karena mereka kikir dan terlalu rakus terhadap keduniaan.” (R. Thabrani).
59. Dari Fadhalah bin ubaid menerangkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Berbahagialah orang yang di beri petunjuk memeluk agama islam, dan diberi kehidupan yang sangat sederhana sedangkan dia menerima dengan senang hati
(HR. Tirmidzi).
(HR. Tirmidzi).
60. Abdulah bin Amr bin Ash juga menerangkan Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh berbahagia orang yang taat melaksanakan perintah agama, sementara kehidupannya yang sangat sederhana diterima dengan segala senang hati. Allah justru akan memberi kecukupan kepadanya.”
(HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah). *
(HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah). *
61. Dari Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah saw. bersabda, “Kekayaan dunia adalah indah dan manis barangsiapa mengambil sekedar mencukupi kebutuhan hidupnya maka Allah mencurahkan keberkatan kepadanya, dan barangsiapa mengambil kemewahan dunia dengan sepuas-puasnya, maka kelak pada hari Kiamat akan di masukkan dalam siksa Neraka.”
(HR. Thabrani).
(HR. Thabrani).
62. Dalam Hadits Qudsi Allah Swt. berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya orang tidak akan dapat berpura-pura berbuat zuhud (sederhana) kepada-Ku dalam hidup di dunia dan tidak akan dapat mendekatkan diri kepada-Ku dengan berpura-pura berbuat wara’ (hati-hati) dari segala hal yang diharamkan kepada mereka, dan tidak akan dapat berpura-pura beribadah kepada-Ku dengan cara menangis seolah-olah takut kepada-Ku.
(HQR. Qudla’i).*
(HQR. Qudla’i).*
63. Dari Ibnu Umar, bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Dua hal, jika keduanya dimiliki seseorang, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang syukur dan sabar, sedang orang yang tidak memiliki kedua-duanya, maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang tahu syukur dan tidak sabar, ialah, Barangsiapa membandingkan kualitas agama dirinya dengan orang yang berkualitas lebih tinggi dan membandingkan dunianya dengan orang yang lebih rendah, kemudian memuji Allah atas kelebihan yang dimilikinya itu, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang tahu syukur dan sabar, dan barangsiapa membandingkan kualitas agama dirinya dengan orang yang lebih rendah dan membandingkan dunianya dengan orang yang lebih tinggi, kemudian merasa gundah karena belum memperoleh setinggi (dunia orang itu), maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan tidak sabar.”
(HR. Tirmidzi).
(HR. Tirmidzi).
64. Dari Wahab bin Muhaabbih al Yamani rah.a. “Tertulis didalam Kitab Taurat bahwa orang yang rakus terhadap dunia merupakan seorang faqir walaupun ia adalah seroang raja di dunia, seorang yang taat adalah seorang yang diikuti walaupun ia seorang hamba, dan orang merasa cukup adalah seorang kaya walaupun seorang yang lapar.”
(R. Ibnu Hajar).
(R. Ibnu Hajar).
65. Dari Abdullah bin Mas’ud ra. “Tunaikanlah olehmu segala yang telah Allah wajibkan kepadamu, niscaya kamu akan menjadi orang yang paling berhamba di antara manusia, jauhilah olehmu segala yang diharamkan Allah, niscaya kamu akan menjadi sezuhud-zuhud manusia, terimalah semua pemberian Allah dengan hati ridha, niscaya kamu akan menjadi manusia terkaya.”
(R. Ibnu Hajar).
(R. Ibnu Hajar).
66. Firman Allah dalam hadits Qudsi, “Wahai anak Adam! Padamu telah ada kecukupan, namun engkau masih saja mencari-cari apa yang nantinya akan menjadikan engkau melampaui batas. Wahai anak Adam! engkau ini tidak puas dengan yang sedikit dan tidak kenyang dengan yang banyak. Wahai anak Adam! Apabila pagi-pagi jasadmu telah diberi sehat dan afiat, merasa aman dalam lingkungannya dan memiliki makanan untuk hari itu, tak perlu kau pedulikan lagi apa yang terjadi terhadap dunia.”
67. Dikatakan, bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi Uzair as. Dia berfirman, “Wahai, Uzair, apabila kamu berbuat suatu dosa kecil, maka janganlah kamu melihat kecilnya, namun kepada Tuhan yang kamu berbuat dosa kepada-Nya! Apabila kamu mendapatkan yang sedikit, janganlah kamu melihat kecilnya, namun kamu harus melihat siapakah yang memberi rezeki kepadamu. Apabila kamu ditimpa suatu bencana, janganlah kamu mengadukan-Ku kepada makhluk-Ku, sebagaimana Aku pun tidak mengadukan kepada para malaikat-Ku bila kejelekan-kejelekanmu dilaporkan kepada-Ku.”
(R. Ibnu Hajar).
(R. Ibnu Hajar).
68. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Wahai Isa! Pasti Aku bangkitkan setelah kamu satu ummat. Apabila mereka peroleh yang mereka sukai, mereka memuji Allah dan bersyukur. Apabila mereka peroleh yang mereka tidak senangi, mereka tetap tekun dan sabar. Padahal mereka tidak berlapang dada ataupun berilmu.” Isa berkata, “Ya Rabbi! Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi kepada mereka padahal mereka tidak berlapang dada ataupun berilmu?” Allah Swt. berfirman, “Aku beri mereka kelapangan dada dan ilmu dari sebagian sifat-Ku!”
(HQR. Ahmad, Thabrani, Hakim, Abu Na’im, Baihaqi, dari Abi Darda).*
(HQR. Ahmad, Thabrani, Hakim, Abu Na’im, Baihaqi, dari Abi Darda).*
69. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya r.huma. bahwasannya Nabi saw. bersabda, “Awal kebaikan umat ini adalah dengan keyakinan dan zuhud, dan awal kehancurannya adalah dengan kebakhilan dan angan-angan.”
(HR. Baihaqi).
Hadits yang penulis beri tanda * Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.
(HR. Baihaqi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar