Senin, 02 Mei 2011

PENGETAHUAN AGAMA


1.        Rasulullah saw. bersabda, “Apa saja yang Allah halalkan dalam Kitab-Nya, maka dia adalah halal, dan apa saja yang Ia haramkan, maka dia itu adalah haram, sedang apa saja yang Ia diamkan-Nya, maka dia itu dibolehkan (ma’fu). Oleh karena itu terimalah dari Allah kemaafan-Nya itu, sebab sesungguhnya Allah tidak bakal lupa sedikitpun.” Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat “Dan Tuhanmu tidak lupa.” (HR. Al Hakim, Bazzar).
2.        Dari Ibnu Umar ra. ia berkata,  Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang apabila segala kelonggarannya di terima (oleh kamu),sebagaimana ia sangat benci apabila segala ma’syiatnya dikerjakan.” (HR. Ahmad). Di Shahih kan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.
3.        Dari Al Miqdam bin Ma’dikariba Al Kindi bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hampir ada seseorang yang sedang bersandar di atas sofanya, lalu diriwayatkan kepadanya suatu hadits diantara haditsku, akan tetapi ia mengatakan, bahwa diantara kita dan kalian terdapat Kitab Allah Azza wa Jalla, maka apa yang kita dapatkan padanya dari yang halal, niscaya kita juga menghalalkannya, dan apa yang kita dapatkan padanya dari yang haram, niscaya kita juga mengharamkannya. Ingat, apa yang diharamkan oleh Rasulullah saw. adalah seperti apa yang diharamkan Allah Swt.” (HR. Ibnu Majah). Hadits Shahih.
4.        Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia dan Allah telah memberikan beberapa batas, maka jangan kamu langgar dia, dan Allah telah mengharamkan sesuatu, maka jangan kamu pertengkarkan dia, dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia.” (HR. Daruquthni). Di Hasan kan oleh An-Nawawi.
5.        Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang tidak menerima kemurahan Allah, maka berat dosa yang ditanggungnya, seperti gunung-gunung di Arafah.” (HR. Ahmad).
6.        Dari Abu Hurairah ra. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh Allah adalah pencemburu, dan seorang mukmin juga pencemburu. Kecemburuan Allah ketika ada seorang hamba datang kepada-Nya dengan perbuatan yang diharamkan.” (HR. Bukhari).*
7.        Dari Nu’Man bin Basyir. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas. Di antara keduanya terdapat beberapa hal yang belum jelas/syubhat (musytabih), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga dirinya dari hal-hal yang syubhat, sesungguhnya ia telah berhasil mencari kebersihan bagi agamanya dan nama baiknya sendiri. Barangsiapa yang terjatuh kepada hal-hal yang syubhat, sesungguhnya ia telah terjatuh kepada hal yang haram, laksana seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di sekitar tempat yang terlarang, (sesekali) segera akan terjatuh/masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa bagi setiap raja mempunyai tempat-tempat larangan. Ketahuilah! bahwa larangan Allah ialah segala yang diharamkan-Nya. Ketahuilah! bahwa di dalam tubuh tiap orang terdapat segumpal daging yang apabila baik, maka baiklah tubuh itu seluruhnya dan apabila rusak, maka rusaklah tubuh itu seluruhnya. Ketahuilah! itu adalah Hati.” (HR. Bukhari, Muslim).*
8.        Allah Swt. berfirman dalam hadits Qudsi, “Aku ciptakan hamba-hamba-Ku dengan sikap yang lurus tetapi kemudian setan membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak menurunkan keterangannya padanya.” (HR. Muslim).*
9.        “Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahibnya sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (At Taubah 31). Ketika Nabi membaca ayat di atas, Adi bin Hatim bertanya kepada beliau.” (Benarkah) Mereka itu menyembah mereka (orang-orang alim dan Rahib-rahib)?” Nabi saw. menjawab. “Ya, sesungguhnya mereka itu mengharamkan apa-apa yang halal bagi mereka dan menghalalkan apa-apa yang haram bagi mereka, maka mereka mengikutinya. Maka itulah sesembahan mereka atas mereka (alim-alim dan rahib-rahib).” (HR. Tirmidzi).
10.    Dari Nawwas bin Sam’an Al-As shari berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kebaikan dan dosa, beliau menjawab,” “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang melintas dalam benakmu dan kamu membencinya bila orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim).* Dalam hadits yang lain, “Dosa adalah apa-apa yang meragu-ragukan dalam jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu.” (HR. Muslim).*
11.    Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah saw. berkata, “Aku telah hafal dari Rasulullah saw., “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan apa yang tidak meragukan kamu.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i).
12.    Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu membawa ketenangan sedangkan kebohongan itu membawa keraguan.” (HR. Tirmidzi, Ahmad).
13.    Nabi saw. bersabda, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu, ambillah yang tidak meragukanmu, karena benar adalah menenangkan dan dusta adalah meragukan.” (HR. Tirmidzi).
14.    Dari Wabishah bin Ma’bad ra. telah berkata, “Aku telah datang kepada Rasulullah saw. maka beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan ?” Aku menjawab, “Benar.” Beliau bersabda, “Mintalah fatwa dari hatimu, kebaikan itu adalah apa-apa yang tentram jiwa padanya dan tentram pula hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa padamu dan mereka membenarkannya.” (HR. Ahmad bin Hambal, Ad-Darimi). Dengan sanad Hasan.
15.    Rasulullah saw. bersabda, “Kalau perbuatan yang baik itu menggembirakan hatimu, dan perbuatan yang jahat itu menyusahkan padamu maka itu adalah tanda engkau seorang mu’min.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani, Hakim, Baihaqi).
16.    Rasulullah saw. bersabda, “Tunduk dan patuh itu wajib bagi setiap manusia (muslim) di dalam yang ia sukai atau yang tidak ia sukai, selama ia tidak di perintah berbuat ma’siat. Dan apabila ia di perintah berbuat maksiat maka sekali-kali tidak boleh ia tunduk dan patuh.” (HR. Tirmidzi).
17.    Dari ‘Aisyah r.ha.r.ha. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka taatilah Dia dan barangsiapa yang bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah dia bermaksiat kepada-Nya (dengan melaksanakan nadzarnya itu).” (HR. Bukhari).*
18.    Dari Ibnu Abas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah memberi ampun kepada umatku dari pada kekeliruan dan kelupaan, dan atas perkara-perkara yang terpaksa.” (HR. Ibnu majah, Hakim). Abu hatim berkata tidak kuat.
19.    Dari ‘Aisyah r.ha. dari Nabi saw. beliau berkata, “Dibebaskan hukum dari tiga golongan. Dari yang tidur sehingga ia bangun. Dari anak kecil hingga ia dewasa. Dari yang gila sehingga ia ingat atau sadar.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Dawud, Ibnu majah, Nasa’i). hadits Shahih
20.    Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintah orang-orang mukmin serupa dengan apa yang telah di perintahkan kepada para Rasul, maka Allah telah berfirman, “Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik.” Dan Allah telah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah kami rizkikan padamu, kemudian beliau menceritakan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut penuh dengan debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, “Wahai Tuhan, wahai Tuhan,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan di kenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan di terima permintaanya (do’anya).” (HR. Muslim).*
21.    Dari Abu hurairah ra. katanya Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya agama itu ringan. Barangsiapa meperberat-berat, maka dia akan dikalahkan oleh agama (lemah beribadah). Oleh karena itu kerjakanlah menurut mestinya, atau mendekati mestinya, dan gembiralah (karena akan beroleh pahala), serta beribadahlah (mohon pertolongan Allah) pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” (HR. Bukhari).*
22.         Rasulullah saw. bersabda, “Ambillah perkara lima sebelum (datang) perkara lima, yaitu, Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa luang mu sebelum sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan masa kayamu sebelum masa faqirmu.” (HR. Hakim).
23.         Dari Ibnu Abbas ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya, yaitu sehat dan istirahat.” (HR. Bukhari).*
24.    Dari Jabir bin Abdillah berkata, Berkhutbah Rasulullah saw. maka beliau bersabda, “Wahai kalian manusia bertaubatlah kamu kepada Allah sebelum kamu mati dan cepatlah berbuat amal kebaikan sebelum kamu di sibukkan oleh pekerjaan. Dan sambunglah antara kamu dan Tuhanmu dengan memperbanyak ingatmu kepada-Nya, dan perbanyaklah sedekah dengan secara rahasia dan terang-terangan, miscaya kamu akan di beri rizki, di tolong dan diberi pahala.” (HR. Ibnu Majah).
25.    Dari Ibnu Abbas ra. katanya, Nabi saw. bersabda, “Ada dua nikmat yang sering kebanyakan manusia tertipu tentangnya (sering melupakannya), yaitu, Waktu sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari).*
26.    Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah orang asing atau yang menyeberang jalan. Dan Ibnu umar berkata, “Apabila engkau di waktu sore, janganlah menunggu di waktu pagi, dan apabila engkau di waktu pagi, janganlah menunggu sore, dan ambillah (pergunakanlah) kesehatanmu untuk persiapan sakitmu, dan pergunakanlah hidupmu untuk persiapan matimu.” (HR. Bukhari).*
27.    Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang dari kamu jika mengerjakan sesuatu dikerjakan dengan Sungguh-sungguh (profesional).” (HR. Thabrani, Suyuthi).
28.    Dari Abu Hurairah ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya. Barangsiap yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik-baik atau diam.” (HR. Bukhari).*
29.    Dari Ibnu abas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).
30.    Dari Abu Musa ra. Nabi bersabda, “Orang yang beriman dengan orang beriman yang lain adalah bagaikan satu bangunan, sebagian memperkokoh pada bagian yang lain.” Dan sebagai perumpamaan beliau mempersilangkan anak-anak jari beliau.” (HR. Bukhari).*
31.         Dari Nukman bin Basyir ra. katanya, Rasulullah saw. bersabda, “Anda lihat orang-orang yang beriman itu dalam saling kasih mengasihi, saling cinta mencintai dan saling tolong menolong, seperti sebatang tubuh. Kalau ada salah satu anggota yang terkena penyakit, seluruh batang tubuh ikut menderita tidak dapat tidur dan menderita panas.” (HR. Bukhari).*
32.         Rasulullah saw. bersabda, “Seorang mu’min adalah cermin untuk saudaranya sesama mu’min.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang baik).
33.         Rasulullah saw. bersabda, “Mencaci maki sesama muslim adalah perbuatan yang fasik, dan membunuh orang muslim perbuatan kufur.” (HR. Muslim).*
34.         Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, “Tidak ada dua hal yang lebih utama daripada iman kepada Allah Swt. dan memberi manfaat kepada kaum muslimin, dan tidak ada dua perbuatan yang lebih buruk daripada syirik kepada Allah Swt. dan memberi madharat kepada kaum muslimin.” (HR. Ghazali).
35.         Rasulullah saw. bersabda, “Demi Dzat yang diriku dalam genggaman-Nya, tidak aku dengar seseorang dari umat ini apakah ia Yahudi atau Nasrani kemudian ia tidak beriman kepada apa yang aku bawa, kecuali ia sebagai ahli Neraka.” (HR. Muslim).*
36.         Dari Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Rasulullah saw. “Tiap-tiap orang yang telah pernah mendengar kenabianku, baik Nasrani atau Yahudi, kemudian ia mati tidak memeluk Islam, niscayalah ia dari ahli Neraka.” (HR. Muslim).*
37.    Dari Abdullah bin amr berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Seorang muslim yang baik adalah, apabila muslim yang lainnya selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah, yang meninggalkan apa yang di larang Allah padanya.” (HR. Bukhari).*
38.         Dari Anas bin Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku ingin sekali berjumpa saudara-saudaraku.” Maka para sahabat berkata, “Apakah kami bukan saudaramu?” beliau menjawab, “Kalian adalah sahabatku, sedang saudaraku adalah orang yang beriman kepadaku, padahal mereka tidak melihatku.” (HR. Ahmad).
39.         Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya kamu tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, melainkan Dia memberikan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripadanya.” (HR. Ahmad, Nasa’i).
40.         Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Manusia itu bagai logam tambangan (berlainan asalnya). Orang-orang yang baik pada masa jahiliyah, mereka itu orang yang baik di zaman Islam bila mereka mengerti. Kamu dapati juga orang yang amat baik dalam urusan ini (keagamaan) ialah orang yang sangat membencinya. Dan kamu apati manusia yang amat jahat ialah orang yang bermuka dua, datang pada orang ini dengan muka yang satu dan datang kepada yang lain dengan muka yang lain pula.” (HR. Bukhari).*
41.         Dari Abu Hurairah ra. katanya Nabi saw. berkata, “Orang yang berzina, tidaklah beriman ketika ia berzina itu. Orang yang minum minuman keras, tidaklah beriman ketika sedang minum itu. Orang yang mencuri, tidaklah beriman ketika ia mencuri itu. Orang yang melakukan perampasan di depan pandangan orang banyak, tidaklah beriman ketika ia melakukan perampasan itu.” (HR. Bukhari).*
42.         Dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra. ia berkata, “Seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw. “Wahai Rasulullah! Bagaimanakah aku bisa tahu kalau aku telah berbuat baik atau berbuat buruk?” Maka Nabi saw. bersabda, “Jika kamu mendengar tetanggamu berkata, ‘Kamu telah berbuat baik,’ berarti kamu telah berbuat baik. Dan jika kamu mendengar mereka berkata, ‘Kamu telah berbuat buruk,’ berarti kamu telah berbuat buruk.’” (HR. Thabrani).
43.         Rasulullah saw. bersabda, “Tidak halal harta milik seorang muslim kecuali dengan kerelaan hatinya.”  (HR. ad Daruquthni).
44.         Rasulullah saw. bersabda, “Khamar itu bukan sebagai obat melainkan penyakit.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi).*
45.         Rasulullah saw. bersabda, “Kebersihan merupakan sebagian dari iman.” (HR. Muslim).*
46.         Dari Shalih bin Mismar dan Ja’far bin Burqan rahimahumallah, bahwasannya Nabi saw. bersabda, kepada Harits bin Malik, “Apa kabarmu, hai Malik!” Malik menjawab, “Mu’min, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya, “Mu’min yang sebenarnya?” ia menjawab, “Mu’min yang sebenarnya.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya dalam setiap kebenaran ada buktinya. Apakah bukti ucapanmu itu?” malik menjawab, “Aku jauhkan diriku dari dunia, aku hidupkan malamku, dan aku berpuasa pada siang hari. Aku seolah-olah melihat ‘arsy Tuhanku ketika dihadirkan, juga melihat penduduk surga saling berkunjung di dalamnya, dan seolah-olah aku mendengar teriakan penduduk neraka. Maka Nabi saw. bersabda, “(Engkau adalah) seorang mu’min yang hatinya diterangi cahaya.” (HR. ‘Abdur-Razzaq).
47.         Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.huma. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya iman itu dapat menjadi usang di dalam hati kalian seperti usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah supaya Dia memperbarui keimanan yang ada di hati kalian.” (HR. Hakim).
48.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Anak Adam telah menyakiti-Ku, ia mencela masa sementara Aku adalah masa. Semua urusan ada ditangan-Ku, dan Aku menggilirkan siang dan malam.” (HR. Bukhari).*
49.         Dari ‘Lauf bin Malik ra. bahwasanya Nabi saw. menghakimi antara dua orang. Maka ketika orang yang diputus kalah dalam perkaranya beranjak pergi, ia mengucapkan, “Hasbiyallahu wa ni’mal wakil (Cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik Penolong).” Maka Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala mencela sikap lemah. Akan tetapi hendaklah kalian bersikap cerdik. Lantas jika kamu dikalahkan suatu perkara, baru ucapkanlah: Hasbiyallahu wa ni’mal wakil.” (HR. Abu Dawud).
50.    Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. berkata, “Neraka dilingkari oleh hal-hal yang menarik hawa nafsu, sedangkan Sorga dilingkari hal-hal yang tidak disenangi.” (HR. Bukhari).*
51.    Rasulullah saw. bersabda, “Tidak boleh seseorang kamu mengharapkan kematian. Ada kalanya dia orang berbuat baik, mudah-mudahan bertambah amal baiknya. Atau dia orang yang berbuat salah, mudah-mudahan dapat memperbaiki kesalahannya (Tobat).” (HR. Bukhari).*
52.    Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah memaafkan umatku pada apa-apa yang di bujukkan oleh hatinya, selama ia belum melakukannya dan tidak membicarakannya.” (Mutafaq alaih).
53.    ‘Aisyah r.ha. berkata, tidaklah Rasulullah saw. disuruh memilih antara dua perkara, melainkan pasti beliau memilih yang lebih ringan, selama bukan termasuk dalam pelanggaran (dosa), atau tidak termasuk dalam perkara dosa, maka beliau sangat jauh daripadanya. Dan Rasulullah saw. tidak pernah menuntut balas untuk pribadinya sendiri, kecuali jika dilanggar apa yang diharamkan oleh Allah, maka beliau menuntut balas karena Allah semata.” (HR. Bukhari, Muslim).*
54.    Dari Ayub ra. ia bercerita, Rasulullah saw. bersabda, “Ada empat perkara merupakan bagian dari Sunnah para Rasul, khitan, memakai wangi-wangian, bersiwak dan nikah.” (HR. Tirmidzi).
55.    Ibnu Abas menerangkan, bahwa Rasulullah saw. telah menegaskan.”Biasakanlah olehmu bersiwak sebab dapat membersihkan mulut dan membuat keridhaan Allah.” (HR. Bukhari).*
56.         Dari Muadz bin Jabal ra. dari Rasulullah saw. berkata. “Takutlah engkau kepada Allah dimana saja engkau berada, dan ikutilah sesuatu kejahatan itu dengan kebaikkan, pasti akan menghapusnya dan bergaullah sesama manusia dengan budi yang baik.” (HR. Tirmidzi).
57.         Rasulullah saw. bersabda, “Tidak dapat bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ia ditanya empat perkara. Tentang umurnya, dalam hal apa ia habiskan? Tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan? Tentang hartanya, dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? Dan tentang ilmunya, apakah ia mengamalkannya.” (HR. Bazzar, Thabrani).
58.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman, “Hai anak Adam, belanjakanlah hartamu di jalan kebaikan, maka Aku akan membelanjaimu!” (HR. Bukhari).*
59.    Seseorang dari Bani Israel telah pergi menuntut ilmu keluar negeri. Berita itu pun telah sampai kepada Nabi mereka saat itu. Kemudian ia pun dipanggil dan setelah mengahadap, lalu sang Nabi itu bersabda, “Wahai, pemuda, sesunggunya aku akan menasihatimu dengan tiga perkara yang di dalamnya terdapat ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang zaman akhir, yaitu kamu harus takut kepada Allah, baik secara rahasia maupun secara terang-terangan, tahanlah lisanmu dari menjelekkan makhluk, janganlah kamu menceritakan mereka selain kebaikannya dan lihatlah rotimu yang akan kamu makan, sehingga jelas kehalalanya.” (R. Ibnu Hajar).
60.    Nabi saw. bersabda, “Jihad yang paling utama adalah memerangi nafsu serta keinginanmu, semata-mata karena Allah.” (HR. Dailami).
61.         Nabi saw. bersabda, “Seorang hamba tidak dapat mencapai tingkat orang-orang taqwa, sampai ia mau meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya, karena khawatir jangan-jangan berbahaya.” (HR. Tirmidzi, Al Hakim).
62.    Nabi saw. ditanya orang, “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?” Nabi menjawab, “Yang lebih Taqwa diantara mereka.” (HR. Bukhari, Muslim).*
63.    Dari Shuhaib ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku kagum terhadap urusan orang mu’min. Sungguh semua urusannya dalah kebaikan baginya. Dan hal itu hanyalah bagi orang mu’min. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka hal itu baik baginya, dan jika ia mendapat kesusahan, ia pun bersabar, maka hal itu baik pula baginya.” (HR. Muslim).*
64.         Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Allah pencemburu. Allah cemburu (marah sekali), kalau seorang yang beriman melakukan apa yang diharamkan Tuhan.” (HR. Bukhari).*
65.         Dari Mughirah ra. katanya, Saad bin Ubadah mengatakan, “Kalau kiranya saya melihat laki-laki berlaku serong dengan isteriku, niscaya laki-laki itu saya tetak dengan pedang, bukan dengan punggungnya.” Ucapan itu sampai kepada Rasulullah saw. lalu beliau berkata, “Mengapa kamu heran melihat cemburu Saad? Demi Allah aku lebih cemburu dari padanya. Dan Allah lebih cemburu dari aku. Karena itu dilarangNya mengerjakan perbuatan keji, baik yang terang ataupun yang tersembunyi. Dan tiada seorang pun yang suka memberi maaf lebih dari Allah, dan karena itu diutus-Nya orang-orang yang akan memberikan berita gembira dan orang-orang yang memberikan peringatan. Tiada seorang pun yang suka menerima pujian lebih dari Allah, dan karena itu (untuk orang memuji-Nya) dijanjikan-Nya surga.” (HR. Bukhari).*
66.         Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.huma. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Allah telah menetapkan takdir seluruh makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” Beliau melanjutkan, “Dan ‘Arsy-Nya ada di atas air.” (HR. Muslim). *
67.         Dari Abu Darda’ ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah menentukan lima perkara pada tiap hambanya: Ajalnya, amalnya, kuburnya, umurnya, dan rezekinya.” (HR. Ahmad).
68.         Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud ra. meminta nasihat, katanya, “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasihat yang dapat dijadikan obat bagi jiwaku yang sedang sakit. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan pikiranku kusut, makan tak enak tidur pun tak nyenyak.” Maka Ibnu Mas’ud menasihatinya, katanya, “Kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu tempat orang membaca Al Qur’an, engkau baca Al Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya, atau engkau pergi ke Majelis Pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu.” Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas’ud ra. itu. Dia pergi mengambil wudhu kemudian diambilnya Al Qur’an, terus dia baca dengan hati yang khusyuk. Selesai membaca Al Qur’an, berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang tenang dan tenteram, pikirannya jernih, kegelisahannya hilang sama sekali. (Al Qur’an dan Terjemahnya-Dep Agama). 



Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar